Kamis, 26 April 2012

UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA SISWA SMK


UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Oleh:
NANDA HARIANTO    (1103450)


PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN-SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012

BAB I. PENDAHULUAN


1.1.     LATAR BELAKANG

Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik, dan banyak pula orang menganggur. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah sampai saat ini masih sangat terbatas dalam penyediaan lapangan kerja baru. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan.
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Berdasar hal tersebut dapat diketahui bahwa lulusan SMK selain mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri, lulusan SMK juga mampu bekerja secara mandiri, dalam hal ini berwirausaha. Akan tetapi menurut Drs. Jorlin Pakpahan, pendidikan kejuruan masih sangat berorientasi pada penyiapan keahlian untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja pada sektor formal, padahal lapangan kerja yang terbuka luas pada sektor informal memiliki potensi yang lebih besar untuk menyerap lulusan SMK.
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri. Akan tetapi, pada kenyataannya, mata pelajran kewirausahaan lebih banyak memberikan pengetahuan wirausaha bukan pada bagaimana menumbuhkan keinginan dan kemampuan wirausaha siswa, karena pada pelaksanaannya mata pelajaran kewirausahaan lebih banyak teori bukan melakukan kewirausahaan itu sendiri.
Berdasar pada latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis mengambil judul upaya menumbuhkan kemampuan berwirausaha siswa SMK. Pada makalah ini akan diuraikan upaya yang dapat dilakukan agar menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa, sehingga ketika lulus dari SMK siswa mau dan mampu untuk berwirausaha.


1.2.     RUMUSAN MASALAH

Pada makalah ini dapat dirumuskan masalah,
1.       Apa yang membuat siswa tidak memiliki kemampuan berwirausaha
2.       Bagaimana menumbuhkan kemampuan berwirausaha siswa

1.3.     TUJUAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Makalah ini dibuat untuk menjawab pertanyaan apa yang membuat siswa tidak memiliki kemampuan berwirausaha, bagaimana menumbuhkan kemampuan berwirausaha siswa.

1.4.     SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun dalam empat bab:
1.       Bab I Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, sistematika penulisan.
2.       Bab II Landasan Teori, berisi mengenai materi yang menunjang dalam menjawab permasalahan pada latar belakang yang dirumuskan dalam rumusan masalah.
3.       Bab III pembahasan, bab ini berisi mengenai pembahasan masalah dengan ditunjang serta pandangan penulis tentang upaya menumbuhkan kemampuan berwirausaha siswa.
4.       Bab IV penutup, bab ini berisi mengenai kesimpulan dan dan rekomendasi yang akan dihasilakan dari kajian materi ini.


BAB II LANDASAN TEORI

Pembelajaran di SMK yang mengandung muatan normatif, adaptif dan produktif, mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja dan pendidikan tinggi. Namun dengan bekal kewirausahaan, peserta didik juga dipersiapkan untuk menjadi seorang wirausahawan. Jadi, dengan bekal yang diberikan tersebut lulusan SMK menjadi siap Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha (BMW).

2.1.     PENGERTIAN WIRAUSAHA

Berikut ini digambarkan teori dan definisi wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Perkembangan teori dan istilah entrepreneur adalah sebagai berikut:
-          Asal kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis
-          Abad pertengahan : berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek produksi berskala besar.
-          Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintah dengan menggunakan fixed price
-          Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang menanggung resiko yang berbeda dengan orang memberi modal
-          Tahun 1797, Bedeau menyatakan wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko, yang merencanakan, supervisi, mengorganisasi dan memiliki
-          Tahun 1803, Jean Baptist Say menyatakan adanya pemisahan antara keuntungan untuk entrepreneur dan keuntungan untuk pemilik modal
-          Tahun 1876, francis walker, membedakan antara orang menyediakan modal dan menerima bunga, dengan orang yang menerima keuntungan karena keberhasilannya memimpin usaha
-          Tahun 1934, Joseph Schumpeter, seorang entrepreneur adalah seorang inovator dan mengembangkan teknologi
-          Tahun 1961, David McLelland, entrepreneur adalah seorang yang energik dan membatasi resiko
-          Tahun 1964 Peter Drucker, seorang entrepreneur adalah seseorang yang mampu memanfaatkan peluang
-          Tahun 1975, albert Shapero, seorang yang memiliki inisiatif, mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi, dan menerima resiko kegagalan
-          Tahun 1980, Karl Vesper, seorang entrepreneur berbeda dengan seorang ahli ekonomi, psychologist, business persons, dan politicans
-          Tahun 1983, Gifford Pinchot, intrapreneur adalah seorang entrepreneur dari dalam organisasi yang sudah ada atau organisasi yang sedang berjalan. Menurut Husnaini Usman, kepala sekolah merupakan seorang intrapreneur.
-          Tahun 1985, Robert Hisrich, entrepreneur adalah merupakan proses mencipyakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan dirinya.
(Sumber: Prof. DR. H. Buchari Alma, 2010:23)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah kemampuan menciptakan sesuatu secara kreatif, inovatif, terbaik sehingga memiliki nilai tambah yang diharapkan.
Keuntungan menjadi wirausaha adalah terbuka peluang untuk mencapai kehendak yang dikehendaki sendiri, terbuka peluang untuk mendomonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh, terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal, terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit, terbuka kesempatan menjadi bos.
Kelemahan menjadi wirausaha adalah memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memikul berbagai resiko, bekerja keras dan jam kerjanya panjang, kualitas kehidupannya rendah sampai usahanya berhasil, tanggung jawab sangat besar.

2.2.     SIFAT DAN KARAKTER WIRAUSAHA

Pasal 15 UU sistem pendidikan Nasional tahun 2003, dituliskan bahwa : SMK adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu.
Wirausahawan adalah seorang yang mampu melihat peluang dan berusaha mendapatkan hasil dan mendefinisikan arti peluang tersebut. Ciputra, mengidentifikasi tujuh prasyarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil:
1.       Passionate, memiliki keinginan yang besar dan semangat baja serta percaya diri
2.       Kreatif, menghasilkan suatu produk dan jasa yang belum ada
3.       Inovatif, memodifikasi produk dan jasa yang telah ada dengan menambah nilai tambah
4.       Yakin, memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif
5.       Mengetahui cara menghasilkan barang dan jasa dengan cara paling efisien
6.       Mengetahui cara memanfaatkan sumber dana dengan perhitungan paling murah dengan resiko paling rendah, namun tetap menghasilkan barang dan jasa yang paling baik
7.       Siap kerja keras dengan resiko gagal dan rugi.
(sumber: Endang Sadbudhy, 2011:64)
Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang. Karakteristik merupakan sesuatu yang berhubungan dengan watak, prilaku, tabiat, sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir batin. Karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa ke arah kebenaran, keselamatan, serta menaikan drajat dan martabatnya. Karakteristik wirausahawan menurut Bygrave (Mulyati, 2010: 8) sebagai berikut:
1.       Dream, seorang wirausahan mempunyai visi keinginan terhadap masa depan dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya
2.       Decisiveness,  seorang wirausaha adalah seorang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya
3.       Doers, seorang wirausaha akan langsung menindaklanjuti keputusan yang diambilnya, mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang baik dalma bisnisnya
4.       Determination, seorang wirausaha melakukan kegiatan dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab tinggi dan tidak mau menyerah walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang berat
5.       Dedication, seorang wirausaha memiliki dedikasi yang sangat tinggi terhadap bisnisnya, bahkan kadangkala mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara
6.       Devotion, seorang wirausaha tidak mengenal lelah dalam melaksanakan pekerjaannya, semua kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya
7.       Details, seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor secara rinci, dia tidak mau mengabaikan faktor-faktir yang dapat menghambat usahanya
8.       Destiny, seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai, dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain
9.       Dollars, seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan karena uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika ia berhasil dalam bisnisnya maka ia pantas mendapatkan laba, bonus atau hadiah
10.   Distribute, seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.
Direktorat PSMK mendelompokan indikator sifat wirausaha sebagai berikut (: Endang Sadbudhy, 2011:66):
No
Komponen Sifat Wirausaha
Indikator
1
Kreatif, inovatif, proaktif
Mampu menghasilkan gagasan dengan cepat atau kreatif, kaya fantasi, terbuka terhadap gagasan baru
2
Luwes bergaul mengembangkan dan memelihara hubungan baik
Senang membina kenalan baru, dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan, senang bekerja sama dengan orang lain, memiliki rasa setia kawan
3
Berani mengambil resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar, suka tantangan, dan mau belajar dari kegagalan
4
Optimistik, ambisi untuk maju
Yakin akan berhasil, berorientasi masa depan dan tidak cepat puas dalam meraih prestasi terbaik
5
Mandiri, percaya diri
Tidak tergantung kepada orang atau kelompok lain, menyukai kebebasan dalam mengambil keputusan, memiliki pandangan independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mengambil manfaat hasil
6
Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, mampu menyelesaikan perbedaan pendapat, menanggapi sara-saran dan kritik, mampu mengarahkan dan memberi saran
7
Selalu memperbaiki prestasi
Mempergunakan kritik, dan umpan balik untuk memperbaiki prestasi, mau menambah ilmu pengetahuan
8
Rajin bekerja, berorientasi pada tugas dan hasil
Seka bekerja keras, tidak mudah menyerah, dan berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan tepat waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
9
Tekun dan bertanggung jawab
Tekun dan tabah, terlibat penuh dalam pekerjaan serta berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan tepat waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
10
Tanggap terhadap peluang
Tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha, mengatur waktu sesuai prioritasnya, mampu menyelesaikan beberapa hal sekaligus

2.3.     KREATIVITAS

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. Terdapat beberapa pengertian kreativitas sebagai berikut (: Endang Sadbudhy, 2011:47):
1.       Kreativitas menurut Clark Moustatis adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain
2.       Kreativitas menurut Conny R. Semiawan merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam penyelesaian masalah
3.       Kreativitas menurut Rogers adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang dan mengaktifkan semua kemampuan organisme
4.       Kreativitas menurut David Cambell adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:
a.       Baru: inovatif, blum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan
b.      Berguna: lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik
c.       Dapat dimengerti: hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat dilain waktu.
Berdasarkan uraian tadi kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, dari yang tidak ada menjadi ada. Sedangkan inovasi adalah memodifikasi sesuatu dari yang telah ada dengan menambah nilai jualnya.
Kreativitas tidak timbul secara tiba-tiba, tetapi melalui proses. Proses kreatif menurut wallas sebagai berikut:
1.       Tahap persiapan, adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk menyelesaikan maslaah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan penyelesaian masalah yang dialami. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan dilakukan atas dasar minat
2.       Inkubasi, tahap dieraminya proses penyelesaian masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalam waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun) dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya
3.       Tahap ilmuminasi, tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk menyelesaikan malsah. Dalam tahap ini muncul bentuk – bentuk cetusan spontan, seperti dilakukan oleh Kohler dengan kata-kata “now, I see” yang kira0kira seperti “oh iya”
4.       Tahap verifikasi adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi terhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Kreativitas merupakan sebuah proses yang terjadi di dalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif.


Menurut David Cambell, ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori:
1.       Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan
2.       Ciri-ciri yang memungkinkan: mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah ditemukan tetap hidup
3.       Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan penciptaan baru atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup dalam dirinya, tetapi sering mempengaruhi prilakunya.
Ciri-ciri pokok
Ciri-ciri yang memungkinkan
Ciri-ciri sampingan
-          Berfikir dari segala arah
-          Berfikir ke segala arah
-          Fleksibilitas konseptual (kemampuan secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan)
-          Orisinalitas (kemampuan melontarkan ide yang asli bahkan mengejutkan)
-          Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas
-          Latar belakang hidup yang merangsang (hidup dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh)
-          Keckapan dalam banyak hal
-          Kemampuan untuk bekerja keras
-          Berfikir mandiri
-          Pantang menyerah
-          Mampu berkomunikasi dengan baik
-          Lebih tertarik pada konsep daripada detail
-          Keingintahuan intelektual
-          Kaya humor dan fantasi
-          Tidak segera menolak ide atau gagasan baru
-          Arah hidup yang mantap
-          Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain
-          Kekacauan psikologis
Ciri-ciri orang kreatif seperti: mampu menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat, mampu menghubungkan dan menggabungkan ide yang berbeda menjadi satu kesatuan ide yang utuh, mampu mengembangkan hal yang sederhana menjadi hal yang lengkap dan sempurna, mampu bekerja secara detail dan kompleks, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berani mengambil resiko, cepat tanggap dan mandiri, suka mencari ide-ide yang unik. (Endang Sadbudhy, 2011:56).


Berikut ini petunjuk tentang pola pikir yang mendorong perkembangan kreativitas:
-          Jangan berfikir bahwa jawaban yang benar hanya ada satu. Beri kesempatan peserta didik menjawab secara berbeda atau dengan perspektif yang berbeda
-          Jangan terpaku pada hal-hal yang raktis saja, biarkan imajinasi berkembang, beri waktu peserta didik berfikir untuk mengembangkan imajinasinya
-          Jangan berfikir bahwa berbuat salah itu salah. Kemungkinannya adalah peserta didik harus berbuat salah karena tidak tahu cara yang seharusnya, tetapi jangan tutup kemungkinan bahwa melalui suatu kesalahan kadang ditemukan ide kreatif
-          Jangan berfikir humor itu tidak berguna, karena justru sering pada saat bercanda muncul ide kreatif, bahkan humor kadang justru muncul kreativitas, karena sesuatu yang kreatif juga menghibur
-          Jangan mengatakan mereka aneh, karena setia terobosan kreatif selalu dibilang gila. Sesuatu yang baru tidak selalu diapresiasi, tetapi sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak lazim. Namun ketika orang lain teahu manfaatnya, orang baru mengakui bahwa hal tersebut suatu kreativitas
-          Jangan menyebut peserta didik tidak punya bakat kreatif, karena ucapan tersebut pantulan pikiran yang membelenggu diri mereka untuk kreatif. Jadilah guru yang menjadi jendela kreativitas, dimana peserta didik dapat melihat banyak kemungkinan dalam mengatasi masalah.

2.4.     KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI WIRAUSAHAWAN

Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :
1.       Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2.       Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3.       Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
4.       Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5.       Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6.       Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
7.       Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8.       Statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9.       Knowing How to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
10.   Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat.
(adesyams.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-motivasi-berwirausaha.html)

2.5.     KONDISI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK

Pembelajaran kewirausahaan di SMK umumnya dilakukan dengan metode ceramah, resitasi, dan membaca buku text. Menurut Galbraith (1967) untuk mempelajari suatu ilmu, seseorang harus cekatan dalam menyimak, memahami dan mengambil keputusan, agar nantinya lebih mampu bertahan hidup. Untuk itu, pendidik tidak boleh text-book oriented, sebab menurut biasanya bercorak generalisasi dan mendorong proses pembelajaran hanya sekedar menjejalkan ide-ide abstrak, sehingga siswa cenderungmemorizing not understanding. Suatu pengetahuan akan terserap secara optimal jika dilakukan dengan sebanar-benarnya
cone_of_learning
Di samping model pembelajaran kewirausahaan masih text-book oriented, ternyata pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang divariasikan dengan metode diskusi belum menekankan pada proses berfikir siswa secara mandiri. Sebab pada umumnya diskusi dilakukan pada kelas besar yang masih didominasi guru, materi yang dibahas tidak sesuai dengan kontek dan isu-isu moral yang sedang berkembang dalam masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kewirausahaan. Ada kecenderungan siswa hanyalah sebagai pendengar penjelasan guru atau hanya sekedar melengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS). Kondisinya menjadi semakin serius, karena pendidik kurang mengembangkan materi pembelajaran nya sesuai dengan kebutuhan siswa. Padahal dengan memperhatikan interest siswa, seorang guru akan dapat mengajar secara efektif.
Pengelolaan proses pembelajaran di sekolah masih didominasi pada model keseragaman, yang kurang memperhatikan latar belakang budaya siswa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang didasari oleh teori “kontruktivistik”, menuntut adanya proses pembelajaran yang menghargai keberagaman dan pengalaman hidup sehari-hari anak, sehingga memungkinkan dia untuk mampu mengkontruk konsep atau pengetahuannya sendiri, agar siswa akan menjadi semakin kreatif dan pandai berinteraksi dengan teman-teman lainnya.
Beberapa kenyataan di atas menjadikan pembelajaran kewirausaha-an di SMK menjadi kurang menarik. Sebagai akibatnya, muncul kebosanan dan kejenuhan dari siswa untuk mempelajarinya, karena mereka hanya diarahkan untuk sekedar menghafalkan saja. Hal tersebut terjadi karena selama ini materi yang dipelajarinya tidak menyentuh kebutuhan mereka. Atau dengan kata lain materi yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman mereka sehari-hari, akhirnya materi trsebut dianggap kurang menantang.



BAB III PEMBAHASAN MENGENAI UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA SISWA

Siswa SMK memang memiliki banyak keunggulan dibanding siswa SMA. Perbedaan siswa SMK dan SMA adalah siswa SMK unggul dalam keterampilan sedangkan siswa SMA unggul dalam teori. Keterampilan yang dimiliki oleh mereka bisa langsung diaplikasikan setelah lulus. Sedangkan siswa SMA dituntut agar bisa melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi bila ingin mengaplikasikan ilmunya. Padahal, modal utama seorang wirausahawan adalah keterampilan. Mereka biasanya mengawali karir dengan kerja keras diri sendiri dalam waktu yang relatif. Modal yang semakin berkembang digunakan untuk menambah tenaga dan memperbesar produksinya, Lambat laun, menjadi sebuah perusahaan yang mempunyai banyak karyawan dan produksinya berkembang pesat.
Sesuai dengan semboyan Dikmenjur, siswa SMK memang memiliki potensi untuk menjadi seorang wirausahawan. Namun pada kenyataannya, siswa SMK hanya dipersiapkan untuk menjadi karyawan di sektor industri, pariwisata, atau perkantoran. Apa yang menyebabkan siswa SMK tidak memiliki kemampuan berwirausaha adalah sebagai berikut:
1.       Kemampuan berwirausaha guru belum memadai, sehingga belum mampu memberikan contoh yang konkrit bagaimana melakukan wirausaha, bagaimana menumbuhkan motivasi dan kreatifitas berwirausaha siswa
2.       Siswa SMK yang telah memiliki keterampilan tidak diarahkan untuk menjadi seorang wirausahawan tetapi hanya menjadi seorang pekerja, karena pada pelajaran kewirausahaan tidak dilakukan praktek bagaimana merencanakan suatu usaha, memulai suatu usaha, mengevaluasi usaha. Pada pelajaran kewirausahaan cenderung lebih bersifat teoritis, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan untuk memulai suatu usaha, tidak memiliki kemampuan untuk mencari modal.
3.       Pada kegiatan belajar di sekolah, siswa tidak dirangsang untuk menumbuhkan kreativitasnya, seperti siswa tidak diberi keberanian untuk bertanya atau berpendapat karena siswa menganggap takut jika pendapatnya itu salah, takut ditekan oleh teman-temannya jika bertanya akan dianggap bodoh, siswa beranggapan bahwa berbuat salah itu salah, dari hal tersebut proses kreativitas siswa tidak terbentuk, padahal kreativitas sangat dibutuhkan untuk berwirausaha.
4.       Belum munculnya motivasi dalam diri siswa untuk melakukan wirausaha, hal ini dipengaruhi oleh belum adanya rangsangan untuk berwirausaha, menganggap bahwa berwirausaha tidak akan sukses, takut untuk rugi, cape, budaya di lingkungan masyarakat khususnya orang tua anak yang beranggapan bahwa setiap orang tua akan bangga jika anaknya menjadi orang gajian atau pegawai, baik pegawai swasta maupun pegawai negeri.
5.       Keterampilan spesialisasi siswa rendah, hal ini berarti sseorang siswa SMK belum memiliki kompetensi keahlian yang profesional untuk memulai suatu usaha sesuai dengan spesialisasinya, hal ini mengakibatkan rasa tidak percaya diri ketika akan membuka usaha.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa SMK:
1.       Dilakukan pelatihan bagi guru-guru untuk meningkatkan kemampuan, motivasi dalam berwirausaha, sehingga jika guru-guru telah melaksanakan wirausaha, maka guru dapat memberikan contoh yang nyata bagaimana menumbuhkan motivasi dan kemampuan berwirausaha, karena guru sendiri berwirausaha
2.       Pada pelajaran kewirausahaan dilakukan praktek kewirausahaan, pada kelas X siswa diberikan dasar berwirausaha, mulai dari menumbuhkan motivasi berwirausaha, dasar kewirausahaan, membuat rencana usaha, mulai dari apa yang akan dipasarkan, tempat yang akan dijadikan usaha, harga barang, hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kreativitas, kemampuan, motivasi wirausaha. Ketika kelas XI siswa dapat melaksanakan praktek kewirausahaan dengan rencana yang dibuat dari kelas X dengan bimbingan dari guru, lama waktu yang dipakai harap diperhitungkan agar tidak mengganggu pelajaran lain, hasil usaha mereka sebagainya tidak untuk guru atau sekolah tetapi untuk siswa sendiri agar menumbuhkan keinginan berwirausaha. Pada kelas XII siswa diajak untuk melakukan analisis mengenai usaha yang dilakukannya pada kelas XI dengan berpatokan pada rencana usaha pada kelas X, dari analisis tersebut dapat dijadikan dasar bagi siswa untuk membuka usaha ketika siswa lulus.
3.       Pada pelajaran lain dapat diterapkan proses pembelajaran yang menekankan pada peran serta siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat, tidak memfonis salah ketika siswa melakukan kesalahan, sehingga proses kreativitas siswa tumbuh. Disamping itu juga dalam pelajaran berikan tugas akhir yang berupa pembuatan suatu produk hasil karya siswa itu sendiri yang nantiny ditempilkan dalam suatu pameran ilmiah siswa, sehingga siswa memiliki motivasi untuk berkreasi.
4.       Bekerja sama dengan pihak ketiga, dalam hal ini dunis usaha untuk ikut serta dalam kewirausahaan, sehingga selain bekerjasama dalam memasarkan produk atau membuat produk, pihak ketiga juga dapat dijadikan model, bagaimana menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa, melihat peluang pasar, menambah pengalaman siswa karena pengalaman dalam mengelola usaha memberi pengaruh pada keberhasilan usaha skala kecil.
5.       Mendatangkan motivator wirausaha untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, bahwa berwirausaha itu dapat mempunyai keuntungan dalam prosesnya. Berikan pengertian pada orang tua bahwa dengan berwirausaha selain membantu masyarakat dengan membuka lowongan pekerjaan baru, siswa juga dapat membuka pekerjaan untuk dirinya sendiri.
6.       Pemerintah sebaiknya memberikan pesangon bagi siswa SMK yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang wirausahawan. Pesangon tersebut diharapkan bisa menjadi modal untuk mendirikan sebuah usaha.
7.       Diadakan pelatihan kewirausahaan bagi lulusan SMK, sehingga selain telah memiliki gambaran ketika sekolah, dengan diadakan pelatihan ini akan memantapkan kemampuan serta keinginan siswa untuk berwirausaha
8.       Melibatkan siswa untuk berperan aktif di Unit Produksi, Bisnis Center, Teaching Factory, selain untuk menambah keterampilan kompetensi siswa, keteralibatan siswa dalam unit produksi,bisnis center, teaching factory juga dapat menambah pengalaman siswa untuk memasuki dunia usaha dalam hal ini wirausaha, dengan keterlibatan siswa ini, siswa punya rasa percaya diri dalam keahliannya serta pengalamannya
9.       Peran serta kepala sekolah dalam menjual program serta potensi yang ada, kepala sekolah bukan hanya berperan dalam bagaimana produk dan jasa ditawarkan, namun kemampuan kepala sekolah juga dapat mengembangkan tim manajemen dalam memperoleh peluang kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan unit bisnis berupa penanaman modal, kerjasama pemasaran, pengembangan produk dan jasa.

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1.     KESIMPULAN

1.       Terdapat beberapa sebab yang menyebabkan siswa tidak memiliki kemampuan dalam berwirausaha seperti proses pembelajaran kewirausahaan yang lebih banyak teori, kemampuan wirausaha guru belum memadai, siswa tidak muncul kreativitasnya karena takut dianggap bodoh, orang tua tidak mendukung siswa dalam berwirausaha, siswa belum memiliki motivasi dalam wirausaha
2.       Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa, guru-guru diberikan pelatihan wirausaha, merubah proses pembelajaran kewirausahaan agar kemampuan wirausaha siswa tumbuh, mengundang motivator untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha siswa, peran serta seluruh komponen sekolah agar menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa.

4.2.     REKOMENDASI

1.       Bagi kepala sekolahagar dapat memaksimalkan peran serta unit bisnis dalam upaya menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa
2.       Bagi guru yang melaksanakan kewirausahaan lebih baik dilakukan kerjasama antar guru kewirausahaan agar proses pembelajarannya lebih terencana, usaha yang akan dirintis siswa juga berjalan lancar
3.       Bagi orang tua mulailah mendukung siswa dalam melaksanakan wirausaha, karena dapat menghasilkan keuntungan
4.       Bagi siswa, mulailah bertanya, mengemukakan pendapat karena bertanya dan mengemukakan pendapat merupakan proses untuk menumbuhkan kreativitas





DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
-----------. 2006. Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf Internasional. Jakarta: Dit PSMK
Rahayu, Endang Sadbudhy,Drs, MBA; I made Nuryata, S.Pd, M.Pd. 2011. Kewirausahaan di SMK (1). Jakarta: Bisnis Center SMKN 7 Jakarta.
Alma, Buchari, Prof, Dr. 2010. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Maryati, S.Pd. 2010. Kewirausahaan. Klaten: CV Grafika Dua Tujuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar