Kamis, 26 April 2012

GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugasMata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang diampu oleh Prof. Dr. H. As,ari Djohar, M.Pd. dan Prof. Dr. Masariam Bukit, M.Pd.

oleh: 
                                                            Nama   : Handi Harsap
                                                            NIM    : 1103376




BAB I
GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Latar Belakang
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Dalam suatu lembaga pendidikan, salah satu tokoh yang memiliki peranan yang begitu penting dalam pengembangan kurikulum adalah guru. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan yang terlibat langsung dalam mengembangkan, memantau, dan melaksanakan kurikulum sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Meskipun ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak berarti menyurutkan peranan guru. Bahkan, hasil – hasil teknologi tersebut akan menambah beban tugas dan tanggung jawab guru. Oleh karenanya, guru sebagai pelaku utama pendidikan diwajibkan memenuhi kewajibannya sebagai pendidik professional, dan sebagai pengembang kurikulum.


B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dijawab dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum?
2. Bagaimanakah Upaya pembinaan kurikulum bagi guru?

C. Tujuan
Tujuan yang hendak diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan peranan guru dalam pengembangan kurikulum
2. Menjelaskan guru dan upaya pembinaan kurikulum.






BAB II
PEMBAHASAN

A. PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat di bedakan antara sifat yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentraldesentral. Pembagian kategori ini akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pengembangan kurikulum.
Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa serta memberikan standar penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah. Latar belakang pengembangan kurikulum menurut Dr. Nana Saodih yaitu pertama, karena wilayah Indonesia yang sangat luas yang terbentuk atas pulau-pulau yang letaknya berjauhan. Kedua, kondisi dan karakteristik tiap daerah berbeda-beda yaitu ada yang daerahnya sangat maju sekali dan ada yang sangat terbelakang sekali,ada daerah yang tertutup dan ada daerah yang terbuka, dan ada yang kaya dan miskin. Ketiga, perkembangan dan kemampuan sekolah juga berbeda-beda yaitu ada sekolah yang sudah mapan mampu berdiiri sendiri dan melakukan pengembangan sendiri karena memiiki personalia, fasilitas yang memadai, dan manajemen yang mapan, dan sekolah yang lain kondisinya sangat memprihatinkan karena segalanya masih berada pada tingkat darurat. Keempat, adanya golongan atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang ingin lebih mengutamakan kelompoknya dan menggunakan sekolah untuk mencapai tujuan tersebut.

1.      Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi tugas guru adalah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi yang memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur tetapi guru masih mempunyai tugas untuk mengaddakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.
Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu memilih dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa, bahan pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar siswa untuk menilai efisiensi pelaksanaannya itu sendiri.

2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
Kurikulum desentralisasi di susun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kuriklum ini dipeeruntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini di dasarkan pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Bentuk kurikulum seperti ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan – kelebihan kurikulum adalah.
  • Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat.
  • Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan profesioanal, finansial maupun manajerial.
  • Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.
  • Ada motivasi kepada kepada sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baikny, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Adapun beberapa kelemahannya dalam pembahasan Makalah ini adalah :
  • Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan kesesragaman demi persatuan dan kesatuan nasional
  • Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sukarn untuk diperbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnya
  • Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah / wilayah lain
  • Sukar untuk mengadakan pengeloaan dan penilaian secara nasional.
  • Belum semua sekolah atau daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
B. GURU DAN UPAYA PEMBINAAN KURIKULUM
Upaya pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Oleh sebab itu aspek pembinaan mencakup proses belajar mengajar termasuk penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi guru, dan pembinaan kompetensi professional guru itu sendiri. Proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum, khususnya garis-garis besar program pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang bisa dilakukan agar pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam GBPP adalah sebagai berikut:
1. Menelaah GBPP
Dalam GBPP dikemukakan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan/sub pokok bahasan, bahan pengajaran dan penyebaran pokok bahasan berdasarkan kelas/semester. Telaah guru terhadap GBPP terutama untuk menetapkan:
  • Berapa banyak pokok bahasan dalam satu caturwulan/semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya. Hal ini penting untuk membaginya ke dalam jumlah pertemuan mengajar tatap muka, sehingga memudahkan dalam menyusun satuan pelajaran.
  • Materi apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan bahan isi bahan atau/pokok bahasanyang ada dalam GBPP, melalui telaahan ini guru dapat mencari dan menentukan buku sumbar yang paling sesuai dengan isi npokok bahasan.
  • Jenis alat peraga dan sarana belajar yang di perlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut.
  • Pertanyaan-pertanyaan sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan tertentu. Guru dapat mengumpulkan atau menyusun pertanyaan, dari berbagai sumber yang ada.
2.    Menyusun Satuan Pelajaran
Berdasarkan telaahan GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satu – satuan pelajaran untuk satu caturwulan/ semester. Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu caturwulan/semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan belajar, dan penilaiaan. Manfaat lain, guru tidak direpotkan membuat satuan pelajaran setiap kali akan mengajar.
Satuan pelajaran yang di susun untuk satu semester bisa diperbaiki dan disempurnakan pada tahun berikutnya, berdasarkan pengalaman mengajar yang di tempuh guru dengan menggunakan satuan pelajaran yang telah disusun tersebut.

3.    Penyediaan sumber fasilitas belajar
Menyediakan sumber fasilitas belajar untuk siswa, seperti alat peraga, buku sumber, alat praktikum, bahan diskusi (topik-topik diskusi), keperluan permanen, alat untuk kunjungan ke luar kelas, dan lain-lain.Upaya pengelolaan sumber belajar dilakukan dan direncanakan sedini mungkin, sehingga pada waktu pelaksanaannya dapat berjalan lancar, sumber belajar dapat di usahakan melaui berbagai cara misalnya membuat sendiri, menugaskan siswa, membeli, atau bekerja sama dengan orang lain/ pihak lain.

4.    Penilaian hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum, teori yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan memecahkan masalah berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah, kemampuan menganalisis dan menginterpretasi permasalahan yang dihadapinya dan kemampuan memberikan pertimbangan terhadap sesuatu gejala, masalah, objek, dan lain-lain atas dasar kaidah-kaidah dan nilai-nilai tertentu.

C. AKTIVITAS GURU DALAM MERENCANAKAN KURIKULUM
Pada dasarnya kegiatan merencanakan dapat meliputi menentukan tujuan pengajaran, penentuan bahan pelajaran, alat dan metode pengajaran, serta perencanaan penilaian pembelajaran. Dengan demikian kegiatan merencanakan merupakan upaya sistematis dalam mencapai suatu tujuan selain itu untuk mempermudah proses belajar mengajar yang kondusif. Sebagai contoh, keberhasilan dalam implementasi kurikulum dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran pembelajaran yang disusun guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran (Instruction Design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.
Dalam kegiatan perencanaan hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan yang hendak di capai. Berangkat dari tujuan yang kongkrit inilah, hal ini akan menjadi patokan dalam melakukan dan melaksanakan langkah yang harus ditempuh termasuk cara bagaimana melaksanakannya. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pokok bahasan yang lebih spesifik yang merupakan hasil proses belajar mengajar. Tujuan pengajaran ini mengandung muatan yang menjadi bahan pelajaran. Tujuan-tujuan yang telah ditentukan tersebut kemudian di bagi menjadi tiga ranah yaituranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. (s. Bloms)

Adapun beberapa petunjuk untuk melakukan atau menentukan tujuan pembelajaran.
  1. Tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk.
  2. Tujuan bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata.
  3. Mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
  4. Pencapaian tujuan kadang waktu membutuhkan waktu yang relatif lama.
  5. Harus komprehensif, yang artinya mencakup segala tujuan yang ingin di tempuh oleh suatu sekolah tertentu.
Selanjutnya adalah menetapkan bahan ajar atau bahan pelajaran. Bahan pelajaran mencakup tiga komponen antara lain ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai. Dalam hal ini ketiga komponen tersebut dapat dirincikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tertentu. Menentukan metode pengajaran merupakan langkah ketiga dalam peranan guru sebagai pengembang kurikulum. Penentuan metode erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efektif dan efesien dalam melakukan proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode mengajar yaitu:
  1. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai.
  2. Bahan ajar yang akan diajarkan.
  3. Jenis kegiatan belajar anak didik yang diinginkan.
Selanjutnya langkah keempat adalah merencanakan penilaian hasil belajar. Penilaian pada dasarnya penilaian adalah suatu proses penentuan nilai dari suatu objek atau peristiwa dalam konteks situasi tertentu. Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa penilaian berbeda dengan tes dan pengukuran. Tes merupakan bagian integral dari pengukuran, sedangkan pengukuran pengukuran merupakan bagian yang mungkin dilakukan dalam suatu penelitian.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas pada, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.
  1. Dalam usaha pengembangan kurikulum, dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu pengembangangan kurikulum yang bersifat desentralisasi, dan pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi.
  2. Upaya pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa.


REFERENSI

Bahri Djamarah, syaiful. 2000.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
Saodih Sukmadinata, Nana. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2002. Pengembangan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung: Algesindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar