Kamis, 26 April 2012

PENERAPAN PRODUCTION BASED EDUCATION (PBE) PADA DIVISI TRAINING PT. ADVANCED TECHNOLOGY FACILITY UNTUK PELATIHAN ADVANCED CNC ROUTER


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Kejuruan yang diampu oleh
Prof. Dr. H. AS’ARI DJOHAR, M.Pd

 Oleh
Surya Gunawan
NIM: 1102664



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Sebuah perusahaan pada umumnya mempunyai system pelatihan untuk membentuk karyawan agar sesuai dengan kebutuhan atau semacam kurikulum. Perusahaan biasanya mengadakan pelatihan untuk karyawan baru ataupun karyawan yang berubah tugas atau naik jabatan. Pelatihan yang dilakukan dapat berupa: masa percobaan, on job training, dan lain sebagainya. Pelatihan tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi karyawan dengan tugas dari perusahaan, walaupun karyawan tersebut telah dianggap mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan perusahaan terhadap dirinya.

Sebuah perusahaan biasanya mempunyai divisi training atau perusahaan rekanan untuk keperluan pelatihan karyawannya. PT. ATF (Advanced Technology Facility) mempunyai divisi training yang bertugas menjadi penyelenggara pelatihan untuk PT. ATF khususnya, dan perusahaan rekanan yang membutuhkan pelatihan bagi karyawan pada umumnya.  Divisi training PT. ATF selama ini sering bekerja sama dengan salah satu rekanan yang memang berfokus pada pelatihan, yaitu PT. DDP (Diametral Dharma Persada).
PT. DDP adalah sebuah perusahaan yang bergerak atau berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dan program konsultan manajemen mendampingi perusahaan lain. PT. DDP merupakan rekanan bisnis PT.ATF, yang sering dimintai bantuan dalam hal jasa pelatihan untuk karyawan PT. ATF.
PT. ATF adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang service dan supporting organisasi penerbangan, industrial, dan perdagangan umum. PT.ATF mempunyai beberapa divisi, yaitu divisi: aviation, industrial, general trading, dan training. Divisi training dan divisi industrial adalah yang menjadi fokus dalam makalah ini.
Divisi training adalah sebuah divisi yang bertugas melayani permintaan pelatihan karyawan dari divisi lain dalam PT.ATF dan perusahaan rekanan PT. ATF. Divisi training PT. ATF terkadang juga memerlukan bantuan dari beberapa rekanan PT. ATF, seperti PT. DDP. Divisi training PT. ATF dalam makalah ini diminta bantuan oleh divisi industrial untuk melakukan pelatihan teknisi.
Divisi industrial adalah sebuah divisi yang berfokus pada service dan supporting bidang industrial dalam PT. ATF. Divisi industrial dalam makalah ini sedang menjalankan sebuah proyek pembuatan mesin CNC, atau dalam PT.ATF kami menyebutnya dengan Advanced CNC Router.
Advanced CNC Router ini adalah sebuah mesin CNC yang dirancang oleh divisi industrial PT. ATF, yang siap digunakan untuk keperluan re-enginering. Advanced CNC Router dibangun untuk mendukung dunia industri, untuk industri skala kecil (Home Industri) dan industri menengah untuk menciptakan peluang baru berdasarkan penggunaan CNC Router CNC Machine Controller atau bahkan menggunakan hal sederhana sebagai item Hobi atau bahkan Industri Mainan.
CNC router ini adalah suatu alat dalam bidang industrial yang banyak sekali kegunaanya, namun di Indonesia masih sedikit orang yang dapat mengoperasikannya. Divisi industrial mencoba untuk memfamilierkan CNC router ini di Indonesia, menjadi sebuah alat yang dapat dimanfaatkan oleh industry kecil dan menengah. Divisi industrial bekerjasama dengan divisi training dan PT. DDP untuk mengadakan pelatihan segala hal yang berkaitan dengan mesin CNC Router.
Pelatihan pengoperasian CNC Router ini banyak mengeluarkan anggaran, yang sebenarnya bisa diminimalkan dengan penerapan PBE. PBE diharapkan dapat meminimalisir anggaran pelatihan. PBE ini juga merupakan pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi.

1.2 Perumusan Masalah
            Penulis dapat menyimpulkan beberapa pertanyaan berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:
-          Apa manfaat penerapan PBE dalam pelatihan pengoperasian CNC Router pada divisi industrial?
-          Apa dampak negative penerapan PBE dalam pelatihan pengoperasian CNC Router pada divisi industrial?

1.3 Pembatasan Masalah
            Makalah ini hanya membahas mengenai penerapan PBE dalam pelatihan pengoperasian CNC Router pada divisi industrial PT. ATF.





1.4 Metodologi dan Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis dalam penerapan PBE dalam pelatihan pengoperasian CNC Router pada divisi industrial dan dengan dibantu study literatur yaitu membahas permasalahan dengan menggunakan literatur-literatur berupa buku/ jurnal maupun sumber dari internet yang memiliki kaitan dengan permasalahan dalam makalah ini. Kemudian data yang diperoleh disusun secara sistematis dengan berpedoman kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2011 yang dituangkan kedalam empat bab, yaitu:         
Bab I   Pendahuluan
Bab II  Studi Literatur
Bab III  Pembahasan
Bab IV  Penutup (kesimpulan dan saran)












BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Advanced CNC Router
            Advanced CNC Router adalah product dari divisi Industrial PT. Advanced Technology Fasility (ATF). CNC Router adalah sebuah alat umum yang dapat dibuat oleh siapa saja. Advanced CNC Router merupakan nama merk dagang kami PT.ATF.
Mesin CNC Routers sederhananya adalah sama fungsi dengan mesin tools lainnya dengan ditambah control CNC dari sebuah Komputer PC/Notebookyang berbeda dengan Mesin CNC sejatinya yang memiliki control unit langsung terintegrasi pada mesin, tapi menggunakan bahasa pemrograman yang sama. Dengan ukuran yang lebih kecil CNC Routers banyak digunakan untuk pekerjaan yang lebih simple walaupun kompleksitas dari programnya belum tentu lebih sederhana.
Walau awalnya Mesin CNC diperuntukan untuk penggunaan pada industri manufaktur namun kekinian penggunaannya semakin luas dan penggunanya juga tidak harus berlatarbelakang teknik mesin, dengan kemajuan teknologi informasi yang telah masuk hampir kesemua bidang menjadikan penggunaan CNC disamakan dengan menggunakan perangkat hardware lainnya seperti printer atau scanner atau sejenisnya. Dengan penguasaan software yang baik maka setiap orang akan mampu untuk menggunakan CNC Routers layaknya menggunakan printer”
http:// cncadvanced.blogspot.com







Brochure advanced CNC Router


2.2 Pelatihan Advanced CNC Router
Divisi Industrial PT. ATF tidak hanya menjual Advanced CNC Router, akan tetapi melayani: training, service, dan consultative mengenai Advanced CNC Router seperti yang terdapat di dalam brosur di atas. Divisi Industrial melakukan pelatihan untuk cara penggunaan Advanced CNC Router dan jika diminta bisa saja melaksanakan pelatihan untuk pembuatan gambarnya. Gambar yang diperlukan untuk bahan software yang akan diterjemahkan Advanced CNC Router menjadi grafir (G code) ini, dapat berasal dari beberapa software untuk membuat gambar. Jenis software yang dapat diterjemahkan menjadi gambar berasal dari: corel, rhino, autocad, dan lain sebagainya bahkan foto.
Pelatihan pembuatan gambar tersebut merupakan sebuah pelatihan teknis yang tidak dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat, oleh karenanya divisi Industrial membutuhkan sebuah sistematika pelatihan yang terencana. Pelatihan yang terencana ini terkadang menyulitkan bagi divisi industrial, bahkan divisi trainingpun sempat kewalahan karena permintaan pelatihan dari calon perserta pelatihan. Divisi training sering bekerja sama dengan perusahaan rekanan yang memang mempunyai focus dalam bidang pelatihan. PT. DDP (Diametral Dharma Persada) merupakan salah satu rekanan yang sering dijadikan partner untuk melaksanakan pelatihan.
Divisi training PT. ATF sudah biasa mengadakan pelatihan untuk karyawan PT. ATF atau rekanannya, namun hanya berupa teori atau praktek ringan. Pelatihan untuk teknisi advanced CNC Router ini tidak akan berhasil, jika peserta tidak dihadapkan langsung dengan pekerjaan riil. Pelatihan ini jika dilaksanakan secara ideal akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan banyak menyia-nyiakan bahan praktek. Divisi industrial melihat hal tersebut adalah suatu masalah.
2.3 Production Based Education (PBE)
            Production based education (PBE) adalah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah diatas. PBE merupakan sebuah system pelatihan yang memadukan antara praktek pelatihan dengan produksi. Pengertian tersebut sesuai dengan “Good Practices Penyelenggaraan SMK Bertaraf Internasional”, halaman 20, oleh Tri Rijanto, Dwi Winanto Hadi, dan Relisa:
“Sistem ini memadukan antara praktik dan produksi sebagai bentuk implementasi link and match sehingga dapat memberikan pengalaman produksi dan aplikasi serta nilai-nilai kerja bagi pesertadidik.”
dan sesuai dengan slide PBE POLMAN, halaman: 1, Mohammad Nurdin:
“Pendekatan pendidikan untuk meningkatkan proses pendidikan teknis melalui keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan produksi riil.”

PBE dikembangkan untuk mengatasi kendala dalam peningkatan kualitas lulusan pendidikan profesional karena kurangnya kepedulian Industri, kurangnya kapasitas kewirausahaan dalam menjalankan organisasi pendidikan dan kurangnya alat pemerintah untuk memulai hubungan antara masyarakat industri dan lembaga pendidikan.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pelatihan di Divisi Training PT.ATF

Divisi training PT. ATF awalnya berasal dari Human Resources Development (HRD), namun seiring dengan perkembangan perusahaan dibentuklah divisi yang berdiri sendiri. Awalnya PT.ATF membentuk divisi training ini dengan tujuan untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan OJT (on the job training), dan seiring dengan perkembangan perusahaan divisi training banyak disibukkan dengan berbagai macam pelatihan. PT. ATF pada awalnya adalah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan aviation (penerbangan).

“We are pleased to introduce ADVANCED TECHNOLOGY FACILITY PT, Register No 101114616882, a company specialized in providing services and support to the aviation organization such as provisioning for Aircraft Leasing, Purchase and Rental, Spare Parts as well as Repair / Overhaul of Fixed and Rotary Wing engines and accessories to the South East Asia, Asia Pacific, Middle East and the rest of the world.”

(greeting profile PT.ATF, 2011. www.advantechno.com)

 

            Divisi training PT.ATF mempunyai tugas pokok menjadi divisi untuk kebutuhan pelatihan bagi PT. ATF pada khususnya dan rekanan PT.ATF yang membutuhkan pelatihan pada umumnya. PT.ATF setelah berhasil di bidang aviation mengembangkan sayap di bidang Industri dan perdagangan umum, dan membentuk 2 divisi baru yang kami sebut dengan divisi Industrial dan General trading. Divisi Industrial dan divisi General Trading inilah yang akhirnya memaksa PT. ATF untuk membentuk divisi pelatihan karena banyaknya perusahaan yang membutuhkan pelatihan untuk alat-alat yang PT. ATF jual. Advanced CNC Router merupakan salah satu garapan divisi Industrial yang banyak memerlukan kerjasama dengan divisi Training.

            Advanced CNC Router adalah produk divisi Industrial yang unik dan membutuhkan banyak kerjasama dengan divisi Training. Advanced CNC Router ini mempunyai tujuan untuk memfamilierkan CNC Router untuk mempermudah berbagai macam kegiatan usaha manufacturing. Tujuan tersebut membuat proyek Advanced CNC Router harus mempunyai layanan after sales dan layanan system pelatihan yang baik. Tujuan dari layanan pelatihan ini untuk menghilangkan keraguan dari konsumen Advanced CNC Router tentang kinerja alat tersebut, selain itu untuk mengenalkan kegunaan dan kelebihan dari Advanced CNC Router dibandingkan alat lainnya yang lebih kompleks.

            Divisi industrial menawarkan beberapa layanan selain daripada penjualan advanced CNC Router, yaitu: consultative, training center, dan service. Hal itu sesuai dengan penawaran brosur Advanced CNC Router di atas. Berikut ini adalah skema cara pembelian Advanced CNC Router:

 

 

 

 

 

 

Text Box: AFTER
SALES
Text Box: Warranty ClaimsText Box: serviceText Box: Deman for trainingText Box: trainingText Box: S  A  L  E
P R O  S  E  S
Text Box: surveyText Box: deliveryText Box: quotationText Box: orderingText Box: Short trainingText Box: problemsText Box: consultativeText Box: promotionText Box: customersText Box: PT. ATF                

Skema transaksi penjualan Advanced CNC Router



PT. ATF bertanggungjawab terhadap produknya sampai kepada layanan after sales, termasuk layanan permintaan training. Permintaan training ini ada 2 jenis, yaitu: short training dan technician training. Short training adalah layanan yang kami berikan kepada pelanggan setelah penjualan yang berupa: pelatihan instalasi, konfersi gambar, dan penggunaan alat. Technician training adalah layanan training teknisi dari mulai penggunaan alat sampai kepada pembuatan gambar dasar.

Training tersebut kami lakukan dengan memanfaatkan orang-orang berpengalaman dibidang CNC Router. Sebagian besar instructornya adalah karyawan PT. ATF baik yang merupakan karyawan tetap ataupun freeline, dan jika diperlukan ada beberapa tenaga ahli dari perusahaan rekanan.

 

3.2 Pelaksanaan Pelatihan di Divisi Training PT.ATF

            Pelaksanaan pelatihan di divisi training PT. ATF sangat beragam, sehingga penulis hanya membatasi pada training Advanced CNC Router. Pelatihan advanced CNC Router ada 2 seperti yang dijelaskan di atas.
Short Training
            Short Training adalah pelatihan yang merupakan tanggung jawab PT. ATF yang merupakan penjual dari alat Advanced CNC Router. Pelatihan ini dilakukan dengan biaya cuma-cuma dengan batasan sebagai berikut:
-          Pelatihan instalasi alat, adalah pelatihan kepada customer mengenai pemasangan Advanced CNC Router ke computer dengan tujuan konsumen dapat melakukannya sendiri.
-          Pelatihan penggunaan alat, adalah pelatihan bagaimana cara menggunaan advanced CNC router secara maksimal sehingga customer mengetahui apa saja yang dapat dikerjakan dan apa saja yang tidak dapat dikerjakan oleh advanced CNC Router.
-          Pelatihan konfersi gambar, adalah pelatihan yang diberikan kepada customer mengenai bagaimana cara mengkonfersi gambar yang telah dibuat menjadi perintah kerja (G code) sehingga customer dapat mengaplikasi penggunaan alat secara maksimal.
Semua pelatihan tersebut dilakukan gratis dengan syarat dilakukan hanya satu kali pelatihan untuk satukali pembelian advanced CNC router.
Technician Training
Technician Training adalah suatu bentuk pelatihan yang dilaksanakan untuk menghasilkan orang yang terampil menggunakan Advanced CNC Router dan dapat membuat gambar dasar. Pelatihan ini biasanya berfokus awal pada penggunaan maksimal Advanced CNC Router, setelah itu berlanjut kepada pelatihan technician lanjutan. Pelatihan dasar ini hampir sama dengan pelatihan short training, hanya saja lebih detail dan peserta diperkenalkan dengan beberapa software untuk menggambar.
Pelatihan technician lanjutan ini lebih bersifat teknis. Peserta pelatihan harus sudah memiliki kemampuan dasar penggunaan Advanced CNC Router. Divisi training terkadang harus bekerja sama dengan beberapa orang berpengalaman, karena tidak semua jenis pelatihan bisa ditangani oleh instrutur yang ada.  

3.3 Analisis SWOT Pelatihan di Divisi Training PT.ATF
Pengertian analisis SWOT
Tools for Policy Impact: A Handbook for Researchers, Daniel Start dan Ingie Hovland dalam www.smeru.or.id, menyatakan bahwa:
“Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.”

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.”
“Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.[1]
Analisis SWOT pelatihan advanced CNC Router
Analisis SWOT sarana dan prasarana

Internal
External
Hanya ATF yang dapat
membuat Advanced CNC
Router
(S)
1- Kompetensi calon
teknisi tidak merata
2- Tempat pelatihan belum memadai
(W)
W/O Advanced CNC Router dari customers terus meningkat
(O)
Meningkatkan Produksi Advanced CNC Router
(SO strategies)
Melakukan kerjasama dengan rekanan PT.ATF
(WO Strategies)
Rekanan/ freeline
PT. ATF juga dapat mengerjakan W/O CNC Router
(T)
Promosi dan meyakinkan customers bahwa PT.ATF yang profesional
(ST Strategies)
Melengkapi fasilitas produksi dan pelatihan
(WT Strategies)









Analisis SWOT Instruktur dan Pendukung

Internal
External
1.    Mempunyai SDM yang kompeten
2.    SDM pada usia produkif
3.    Aplikasi sistem PBE yang mengakar kuat (S)
SDM secara umum usianya tidak merata
    (W)

1. Ada tantangan/ peluang pekerjaan baru
2. Peluang insentif baru dari W/O        (O)
Mengarahkan SDM untuk melaksanakan PBE
(SO strategies)
Plan secara berkelanjutan untuk studi lanjut  
(WO Strategies)
1.   SDM pindah / keluar ATF
2.   SDM menuntut kesejahteraan lebih   (T)
Penambahan benefit  sesuai dengan income PBE
 (ST Strategies)
Plan berkelanjutan studi lanjut dengan kontrak kerja
 (WT Strategies)
           
Analisis SWOT Keuangan dan Pendanaan

Internal
External
Mempunyai rencana pembelanjaan secara berkelanjutan /Komitmen PT. ATF
(S)
Dana sangat tergantung dari penjualan
(W)
Biaya operasional produksi bisa turun dan Income fabrikasi bisa ditingkatkan
(O)
Optimalkan usulan anggaran semaksimal mungkin
 (SO strategies)
Membentuk fidusia dengan bank/ lissing (WO Strategies)
Konsumen ingin membeli secara kredit
 (T)
Belanja sesuai dengan anggaran dgn sistim kontrol yang baik
 (ST Strategies)
Lakukan kontrak fidusia dengan bank/ lissing (WT Strategies)
           
Penulis dapat simpulkan dari analisis SWOT bahwa divisi Industrial dapat bekerjasama saling menguntungkan dengan divisi Training dan perusahaan training rekanan, untuk menekan biaya pelatihan atau bahkan mendapat keuntungan. Keuntungan yang didapat divisi Industrial adalah: produk, tenaga kerja, biaya after sales dapat ditekan, sistematika pelatihan yang baik.

3.4 Pelaksanaan Pelatihan dengan System PBE
            Pelaksanaan Training Advanced CNC Router adalah tanggungjawab divisi Industrial kepada konsumen untuk layanan aftersales. Pelaksanaan training bekerjasama dengan divisi training atau dengan rekanan PT.ATF, sehingga diperlukan biaya.
            Production Based Education (PBE) dapat memperingan biaya overhead divisi Industrial untuk biaya training. PBE dapat menghasilkan produk yang dapat dijual untuk memperingan biaya pelatihan. PBE juga dapat menghasilkan tenaga kerja gratis untuk produksi divisi Industrial PT.ATF. PBE dapat juga menghasilkan tenaga kerja terampil yang dapat dimanfaatkan oleh PT. ATF, jika ternyata pada masa pelatihan menunjukkan kemampuan yang istimewa. PT.ATF juga dapat menyisipkan calon pekerja yang berada dalam masa percobaan kedalam pelatihan Advanced CNC Router, sehingga pekerja tersebut mendapatkan kemampuan tambahan secara gratis.










BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan Production Based Education dapat menguntungkan bagi PT. ATF. Manfaat yang didapat dari PBE adalah sebagai berikut:
Keuntungan untuk PT. ATF:
-          Mendapat income tambahan dari 3 divisi, yaitu: divisi Industrial, Training dan General Trading.
-          Mendapat kesempatan pelatihan gratis untuk para karyawannya karena dapat disisipkan sebagai peserta training.
-          Mendapat calon karyawan berbakat, jika memang ada diantara peserta yang mempunyai kemampuan istimewa dapat ditawarkan kontrak kerja.
Keuntungan untuk divisi Industrial:
-          Mendapat tenaga kerja gratis, karena dengan PBE divisi industrial dapat mengorderkan proyeknya sebagai bahan pelatihan.
-          Mendapat income dari penjualan hasil PBE.
-          Biaya overhead aftersales dapat dihemat dengan adanya income tambahan.
-          Tujuan untuk memfamilierkan Advanced CNC Router dapat terwujud
Keuntungan untuk divisi Training:
-          Mendapat proyek pelatihan yang berkelanjutan
-          Melatih instructor agar lebih professional
-          Mendapat bahan ajar yang dapat dikembangkan dan sesuai dengan kondisi kekinian
Keuntungan untuk divisi general trading:
-          Dapat mengorderkan beberapa kerjaan produksi dengan biaya yang murah atau bahkan gratis.
-          Mendapat hasil produksi
-          Mendapat proyek pemasaran produk berkelanjutan yang tidak dipasarkan oleh divisi lain.
Penulis memperkirakan beberapa dampak negatif yang mungkin timbul, yaitu:
Bagi PT.ATF:
-          Dapat mengganggu bisnis utama (aviation), karena bermacam hal.
Bagi divisi Industrial dan General Trading:
-          Kualitas produk yang terkadang tidak sesuai keinginan
Bagi divisi Training:
-          Karyawannya banyak disibukkan dengan order dari divisi Industrial yang dapat mengganggu waktu untuk order pelatihan lainnya.

4.2 Rekomendasi
            Penerapan PBE di Industri sangat baik untuk dilaksanakan karena banyak sekali keuntungan yang bisa didapat. Penerapan PBE harus terfokus pada divisi pelatihan. Penerapan PBE harus ada divisi lain yang mendukung dan membutuhkan jasa produksi dari divisi training.
           

DAFTAR PUSTAKA

Tri Rijanto, Dwi Winanto Hadi, dan Relisa, 2008. Good Practices Penyelenggaraan SMK Bertaraf Internasional. Simposium Puslitjaknov Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas 2008.
Duddy Arisandi Dharmadji, 2007. Production Base Education. Akademi Teknik Soroako.
Mohammad Nurdin, 2010. Slide PBE. POLMAN





Tidak ada komentar:

Posting Komentar