Published with Blogger-droid v2.0.6
Senin, 16 Juli 2012
Sabtu, 16 Juni 2012
Pengaturan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Indonesia
Indonesia memiliki pengklasifikasian pendidikan kejuruan yang agak unik dan sedikit berbeda dengan yang diterapkan di negara lain. Secara keseluruhan, jenis-jenis pendidikan di Indonesia diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 15. Pasal ini berbunyi: “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.” Ada 3 jenis pendidikan yang masuk kedalam kategori PTK (pendidikan teknologi dan kejuruan) yaitu kejuruan, profesi dan vokasi.
16 Prinsip Pendidikan Vokasional dari Prosser
Dr. Charles Allen Prosser (1871-1952) adalah seorang praktisi dan akademisi Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di Amerika. Prosser juga adalah seorang guru Fisika dan Sejarah di New Albany High School dan mendapatkan gelar PhD dari Columbia University. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut sebagai 16 Dalil Prosser. Prosser yakin bahwa sekolah harus membantu para siswanya untuk mendapatkan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan tersebut dan terus maju dalam karir. Prosser yakin bahwa harus ada sekolah vokasional untuk publik sebagai alternatif terhadap sekolah umum yang sudah ada. Sekolah vokasional yang dimaksud adalah sekolah yang menyediakan pelajaran untuk berbagai jenis pekerjaan yang ada di industri. Prosser percaya bahwa pendidikan vokasional di jenjang sekolah menengah atas akan mampu menjadikan para siswa lebih independen.
Filosofi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Pendidikan teknologi dan kejuruan berakar dari pemikiran dan filosofi yang telah berkembang di dunia ini sejak ribuan tahun yang lalu. Pendidikan jenis ini adalah kebutuhan dasar manusia yang berkembang seiring majunya peradaban manusia. Perkembangan pendidikan vokasi sangat tergantung pada perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan vokasi harus adaptif dan fleksibel mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan jenis ini akan terus berkembang di masa depan dimana peran SDM berkualitas semakin tinggi. Globalisasi juga akan sangat berperan karena penyediaan tenaga kerja berkualitas akan terjadi tanpa mengenal batas geografis. Berikut analisis perjalanan pendidikan vokasi dan relasinya dengan pendidikan teknologi dan kejuruan.
Mengukur Keberhasilan Pendidikan Vokasi
Sebagai insan pendidikan, kita harus selalu bertanya ke diri kita sendiri, sudahkah yang kita lakukan itu "berhasil"? Ini pertanyaan sangat penting agar kita tidak sekedar "terus bekerja" dan mengabaikan dampak apa yang kita kerjakan bagi masyarakat. Demikian juga dalam pendidikan vokasi atau di Indonesia sering diterjemahkan sebagai pendidikan kejuruan dan teknik. Berikut sedikit referensi yang saya kutip dari buku Foundations of Vocational Education yang ditulis oleh John Thompson (1973). Walau sangat "Amerika" namun dalam banyak hal konsep yang ditawarkan bersifat universal. Thompson beranggapan bahwa pendidikan vokasi harus diukur dari keberhasilan dan efisiensi ekonomi yang dihasilkan. Pendidikan vokasi adalah anak dari pembangunan ekonomi suatu bangsa. Pendidikan vokasi diselenggarakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Karenanya keberhasilan pendidikan vokasi harus dilihat dari sisi ekonomi. Efisienkah? Konsep pemikiran berbasis ekonomi ini telah dipakai sejak lama.
Definisi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Pendidikan teknologi dan vokasi (bisa juga diterjemahkan pendidikan teknologi dan kejuruan atau disingkat PTK) atau dalam istilah berbahasa Inggris technical and vocational education, menurut UNESCO Convention on Technical and Vocational Education, bermakna "... merujuk pada segala bentuk dan jenjang dalam proses pendidikan yang melibatkan pengetahuan umum, studi teknologi dan sains terkait, serta penguasaan ketrampilan praktik, pengetahuan, perilaku dan pengertian terkait pekerjaan dalam berbagai sektor ekonomi dan kehidupan sosial". PTK dapat disediakan oleh "... institusi pendidikan atau melalui program kerjasama yang diselenggarakan bersama oleh institusi pendidikan di satu pihak dengan berbagai pihak yang terkait dunia kerja dari industri, pertanian, komersial, dll". Jadi PTK adalah suatu bidang yang sangat luas karena bisa melibatkan berbagai pihak mulai dari institusi pendidikan (dan pelatihan), bisa yang berstatus negeri atau swasta, bisa berada dibawah kementrian/dinas pendidikan atau instansi teknis lain, bisa pula diselenggarakan oleh satu pihak atau kerjasama dua atau lebih pihak, bisa pula berbentuk pendidikan durasi panjang atau pelatihan durasi pendek.
Model Penyelenggaraan Unit Produksi SMK
Oleh Dr. Tawardjono Usman.
Unit produksi merupakan program pemerintah dalam upaya untuk memajukan SMK, jika sekolah telah berhasil melaksanakan unit produksi dengan baik, maka selanjutnya dapat mengarah menjadi teaching factory, yaitu sebuah program yang mengintegrasikan pembelajaran dengan proses produksi, sehingga siswa memiliki pengalaman langsung bekerja di industri dan diharapkan jiwa wirausaha mereka juga dapat berkembang.
Hasil penelitian diantaranya, dari 7 SMKN yang mempunyai program studi Otomotif dan menyelenggarakan unit produksi dengan baik, ternyata hanya 1 SMK yang terbukti berhasil dalam pengelolaan unit produksi dan berhasil menjadi teaching factory yaitu SMKN 2 Pengasih Kulon Progo. Selain itu ditemukan bahwa perencanaan unit produksi SMK bidang Otomotif di DIY belum dilaksanakan secara optimal. Pelaksanaannya pun belum sesuai dengan harapan karena minimnya prosedur operasional baku. Dalam pengawasannya juga masih bersifat insidental, sehingga perkembangan unit produksi dapat dikatakan masih jalan di tempat. Dukungan dari pemerintah, motivasi belajar siswa yang tinggi serta tanggapan masyarakat yang positif terhadap adanya unit produksi di SMK merupakan beberapa faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan manajemen unit produksi di SMK. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan unit produksi diantaranya belum sinkronnya penanganan manajemen unit produksi antara Dinas Pendidikan dengan sekolah, sulitnya mensinkronkan jadwal teori di kelas dengan jadwal praktek di bengkel, kurangnya SDM yang berkualitas dan profesional yang menangani unit produksi, dan kurangnya penghargaan kepada guru pelaksana unit produksi.
Perkembangan Teknologi di Industri dan Pengaruh bagi Pendidikan Vokasi
Secara umum pendidikan vokasi adalah “industrial educators” yang berperan dalam desain dan implementasi program pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan proses produksi di industri. Jadi pendidikan vokasi sangat berkepentingan dengan perkembangan teknologi yang mempengaruhi dunia industri. Pendidikan vokasi harus mampu menjadi entitas yang dinamis dan mampu mengikuti perkembangan di dunia industri. Saat ini terlihat banyak kecenderungan bahwa penyelenggara pendidikan vokasi tidak mampu merubah diri secara cepat untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja di industri. Berikut contoh dari pengaruh 4 fase sejarah perkembangan teknologi terhadap pendidikan vokasi yang berorientasi pada dunia kerja. Belajar dari sejarah diharapkan bisa membuka mata para insan pendidikan vokasi dalam menyikapi keadaan yang terus berubah.Empat fase perkembangan industri berdasar perkembangan teknologi yang terjadi di dunia serta pengaruhnya terhadap pendidikan vokasi:
Pembiayaan Pendidikan Vokasi dan Contoh Kasus Beberapa Negara
Pembiayaan pendidikan adalah salah satu isu menarik dan penting dalam membangun pendidikan suatu bangsa. Kali ini saya mencoba menarik beberapa aspek esensial berkenaan pembiayaan pendidikan vokasi dan teknik yang ditulis dalam laporan proyek UNEVOC (International Project on Technical and Vocational Education) dari UNESCO tahun 1996. Laporan ini diberi judul Financing Technical and Vocational Education: Modalities and Experiences.
UPAYA LPTK-PTK DALAM MEMPERSIAPKAN CALON GURU RSBI
Lulusan perguruan
tinggi di Indonesia tidak secara cepat beradaptasi dengan kebutuhan dunia
industri modern. Berdasarkan hasil catatan Kepala Dinas Tenaga Kerja sampai
Desember 2006, sebanyak 22.220 sarjana dan S2 di DIY menganggur atau berstatus
pengangguran. Tantangan tenaga kerja ke depan juga semakin tinggi. Oleh
karenanya tenaga kerja harus memiliki kompetensi ganda (multiskill), inovasi mengakses informasi (hitech), dan mempunyai kondisi prima (Kompas, 28 Juli 2007).
Sementara upaya menjaga relevansi antara pendidikan dan industri seharusnya
jangan hanya dimaknai dengan mentransfer materi atau ketrampilan khas yang
dibutuhkan dunia industri ke lembaga pendidikan. Justru yang dibutuhkan oleh
industri ialah orang-orang yang mempunyai kemampuan berpikir, berkomunikasi,
berinteraksi sosial, dan bekerja dalam tim (Kompas, 3 November 2007).
Kamis, 14 Juni 2012
Hubungan Sekolah dengan Industri/Dunia Kerja
1. Pengertian
Hubungan sekolah dengan industri/dunia kerja diartikan sebagai jalinan kerjasama fungsional yang saling menguntungkan antara sekolah dan dunia kerja/industri dalam penyelenggaraan Diklat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai pada tahap evaluasi dan pemasaran tamatan.
UNIT PRODUKSI DI SMK
Unit Produksi
1. Pengertian
Unit produksi adalah aktivitas usaha sekolah terkait langsung atau tidak terhadap program Diklat, dalam upaya mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki agar memberikan nilai tambah yang lebih besar untuk mendukung pelaksanaan program sekolah.
BIMBINGAN KEJURUAN DI SMK
Pengertian
Bimbingan kejuruan adalah sebagaimana yang dimaksud Kepmen Dikbud nomor 0490/U/1992, pasal 25 dan 26 yaitu meliputi bimbingan secara umum dan karir kejuruan.
Tujuan
Bimbingan kejuruan pada SMK bertujuan memberikan layanan kepada:
Rabu, 06 Juni 2012
“Rekonstruksi Pendidikan Vokasi (SMK)”
Sebuah Gagasan
Dosen: Prof. Muchlas Samani
http://smkfuture.blogspot.com/2011/02/rekonstruksi-pendidikan-vokasi-smk.html
Dalam melakukan rekonstruksi SMK maka perlu terlebih dahulu penulis ungkapkan
- SMK dan Landasan filosofis
- Permasalahan SMK
- Kebijakan UU/peluang/tantangan/kelemahan/kekuatan (Analisis SWOT SMK)
- Rancangan/rekonstruksi SMK
Kamis, 26 April 2012
CHAPTER REPORT: IDENTIFYING AND SELECTING CURRICULUM MATERIALS
BUKU
CURRICULUM DEVELOPMENTIN VOCATIONALAND TECHNICAL EUCATION OLEH
CURTIS R. FINCH AND JOHN R. CRUNKILTON
BOSTON, LONDON, SYDNEY: ALLYN AND BACON INC
Disusun
Oleh :
Nama: Didit Yantony
NIM: 1102515
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi riil di tempat kerja sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan bisa langsung dilihat
oleh siswa maupun siswa dapat terlibat langsung di dalamnya. Jika siswa melihat
langsung maka tentu akan memudahkan bagi mereka untuk menangkap pesan yang ada.
Jika siswa terlibat langsung maka hal ini akan membuat siswa mempunyai
pengalaman belajar yang sangat mendalam dan siswa akan dengan mudah menjelaskan
pengalaman tersebut. Demikian halnya jika seorang pengajar yang menjelaskan
suatu proses namun hanya berbicara saja, maka tentu saja siswa tidak akan
tertarik dan siswa juga akan sulit memahaminya. Lain halnya jika pengajar
menjelaskan suatu proses dan hal ini dilakukan pada kondisi aktualnya, maka siswa
akan sangat terbantu sekali dalam memahami proses tersebut karena siswa dapat
melihat langsung proses tersebut.
CHAPTER REPORT: PLANNING THE CURRICULUM MAKING DECISION IN PLANNING THE CURRICULUM
BUKU
Edit by : Curtis R. Finch & John R. Crunkilton
Disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi
kejuruan (KJ 703) yang diampu oleh Prof. Dr. H. As’ari
Djohar, M. Pd
Oleh :
Nelly
Syarifah
1102640
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN UMUM DAN IDENTITAS
CHPATER
1.1 Pendahuluan
Definisi
dari kurikulum secara sederhana adalah sekumpulan mata pelajaran yang harus
dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum
memiliki tujuan untuk mengantarkan peserta didik mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugasMata kuliah Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang diampu oleh Prof.
Dr. H. As,ari Djohar, M.Pd. dan Prof. Dr. Masariam Bukit, M.Pd.
oleh:
Nama : Handi Harsap
NIM : 1103376
BAB I
GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Latar Belakang
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan,
sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Dalam suatu
lembaga pendidikan, salah satu tokoh yang memiliki peranan yang begitu penting
dalam pengembangan kurikulum
adalah guru. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan yang terlibat
langsung dalam mengembangkan, memantau, dan melaksanakan kurikulum sehingga
pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Meskipun ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan yang cukup pesat, tidak berarti menyurutkan peranan guru. Bahkan,
hasil – hasil teknologi tersebut akan menambah beban tugas dan tanggung jawab
guru. Oleh karenanya, guru sebagai pelaku utama pendidikan diwajibkan memenuhi
kewajibannya sebagai pendidik professional, dan sebagai pengembang kurikulum.
KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEJURUAN A. PENDIDIKAN KEJURUAN
oleh Yenita Nur Rahma
Menurut Rupert Evans (1978) pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari bidang-bidang perkerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang – Undang No.2 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan perserta didik untuk dapat berkerja dalam bidang tertentu. Atau yang lebih spesifik dalam Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, yaitu: Pendidikan Menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan Pendidikan Kejuruan adalah Pendidikan yang mempersiapkan perserta didiknya untuk memasuki lapangan kerja.
PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL DALAM KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan yang
diampu oleh Prof. Dr. H.As’ari Djohar , M.Pd.
Oleh :
SURYATI
1101225
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Amanat
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa tujuan nasional adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan amanat
pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 itu, mencerdaskan
kehidupan bangsa merupakan faktor pendidikan yang sangat menentukan. Kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa
mendatang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut hanya dapat
dihasilkan melalui penyelengaraan pendidikan yang bermutu.
PENERAPAN PRODUCTION BASED EDUCATION (PBE) PADA DIVISI TRAINING PT. ADVANCED TECHNOLOGY FACILITY UNTUK PELATIHAN ADVANCED CNC ROUTER
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Teknologi Kejuruan yang diampu
oleh
Prof. Dr. H. AS’ARI
DJOHAR, M.Pd
Oleh
Surya Gunawan
NIM: 1102664
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebuah perusahaan pada umumnya
mempunyai system pelatihan untuk membentuk karyawan agar sesuai dengan
kebutuhan atau semacam kurikulum. Perusahaan biasanya mengadakan pelatihan
untuk karyawan baru ataupun karyawan yang berubah tugas atau naik jabatan.
Pelatihan yang dilakukan dapat berupa: masa percobaan, on job training, dan
lain sebagainya. Pelatihan tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi
karyawan dengan tugas dari perusahaan, walaupun karyawan tersebut telah
dianggap mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan perusahaan terhadap
dirinya.
ANALISIS KURIKULUM AKADEMI TEKNIK SOROAKO
ANALISIS KURIKULUM AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah TECHNOLOGICAL
and VOCATIONAL CURRICULUM EDUCATION DEVELOPMENT yang
dibimbing oleh Prof. Dr. As’ari
Djohar, M.Pd
Disusun
Oleh :
Nama: Didit Yantony
NIM: 1102515
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Akademi Teknik Soroako (ATS) adalah
lembaga pendidikan tinggi vokasi program Diploma-3 satu-satunya yang ada di
Kabupaten Luwu Timur propinsi Sulawesi Selatan.ATS didirikan atas kerjasama PT.
INCO Tbk (PT Vale Tbk) dengan Politeknik Mekanik Swiss (PMS-ITB) atau yang
sekarang bernama Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) pada tahun 1991.
Tujuan didirikannya ATS adalah untuk pemberdayaan pemuda-pemudi disekitar daerah
konsesi perusahaan (PT.INCO Tbk) sekaligus untuk menyiapkan tenaga kerja
terampil siap bekerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri
serta masyarakat sekitar kampus. Sampai dengan saat ini ATS baru memiliki satu
program studi yaitu Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin. Dalam
program studi tersebut terdapat empat spesialisasi yaitu spesialisasi Gambar
dan Perancangan, Pembuatan peralatan presisi, Las dan Fabrikasi Logam serta
Perawatan dan Perbaikan Mesin Produksi. ATS telah dan sedang mengaplikasikan
Sistem Manajemen Mutu menurut ISO 9001:2000 sejak 25 Mei 2005 serta
tersertifikasi oleh PT. TUV Internasional Indonesia. Mulai 30 Maret 2009 ATS
juga sudah meng up grade Sistem Manajemen Mutu ke dalam sistem yang baru yaiyu
Sistem Manajemen Mutu menurut ISO 9001:2008 dan juga sudah tersertifikasi oleh
PT TUV sejak 23 Maret 2010. ATS juga sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi
Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Sejauh ini akreditasi yang diperoleh baru
“ Terakreditasi B “, hasilnya memang belum memuaskan dan terdapat peluang
perbaikan khususnya dalam peningkatan pengembangan sumber daya manusia
khususnya peningkatan kualifikasi dosen, instruktur dan pegawai serta
peningkatan kerjasama khususnya dengan pihak luar negeri.
UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA SISWA SMK
UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Oleh:
NANDA HARIANTO (1103450)
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN-SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik,
dan banyak pula orang menganggur. Pembangunan akan lebih berhasil jika
ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas. Pemerintah sampai saat ini masih sangat terbatas
dalam penyediaan lapangan kerja baru. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan
potensi pembangunan.
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Berdasar hal tersebut dapat diketahui
bahwa lulusan SMK selain mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
industri, lulusan SMK juga mampu bekerja secara mandiri, dalam hal ini
berwirausaha. Akan tetapi menurut Drs. Jorlin Pakpahan, pendidikan kejuruan
masih sangat berorientasi pada penyiapan keahlian untuk mengisi kebutuhan
tenaga kerja pada sektor formal, padahal lapangan kerja yang terbuka luas pada
sektor informal memiliki potensi yang lebih besar untuk menyerap lulusan SMK.
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik
dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran
Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang
terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta
didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi
di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku
wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola
usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri. Akan
tetapi, pada kenyataannya, mata pelajran kewirausahaan lebih banyak memberikan
pengetahuan wirausaha bukan pada bagaimana menumbuhkan keinginan dan kemampuan
wirausaha siswa, karena pada pelaksanaannya mata pelajaran kewirausahaan lebih
banyak teori bukan melakukan kewirausahaan itu sendiri.
Berdasar pada latar belakang yang telah dikemukakan
tersebut, maka penulis mengambil judul upaya menumbuhkan kemampuan berwirausaha
siswa SMK. Pada makalah ini akan diuraikan upaya yang dapat dilakukan agar
menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa, sehingga ketika lulus dari SMK siswa mau
dan mampu untuk berwirausaha.
KURIKULUM INTEGRAL
KURIKULUM INTEGRAL
SMKN 1 MAJALENGKA – PT. ADM
(PROGRAM STUDY
KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN)
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah PENGEMBANGAN
KURIKULUM PTK yang diampuh oleh Prof.
Dr. Ashari Djohar
Disusun Oleh :
DEDI PURWADI NIM.
1103328
BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Kebijakan
Pemerintah tentang rasio SMK dan SMU sebesar 70:30 berakibat pada keberadaan
SMK hampir di setiap kecamatan di Indonesia. Tugas pemerintah selanjutnya
adalah bagaimana meningkatkan kualitas SMK yang sudah ada.
Salah satu sifat pendidikan kejuruan adalah
menuntut adanya kesesuaian kompetensi yang dimiliki lulusan dengan kebutuhan
dunia kerja. Kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja diaplikasikan sebagai
bahan materi pada pembelajaran di SMK. Kesesuaian kompetensi yang diharapkan
oleh dunia kerja didapatkan dengan penyusunan kurikulum yang baik.
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003
tentang Kurikulum menyatakan “Kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik”. Kurikulum SMK di susun dengan melibatkan berbagai pihak, pihak-pihak
tersebut antara lain; Pendidik, Komite Sekolah, dan Masyarakat. Masyarakat
disini bisa diartikan berupa Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) sebagai
penerima tenaga kerja lulusan SMK.
SMK dengan Program Keahlian Teknik Kendaraaan
Ringan dalam proses penyusunan kurikulumnya bisa dilakukan bekerja sama dengan
Industri Otomotif. Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Majalengka
dalam proses penyusunan kurikulumnya bekerja sama dengan PT. Astra Daihatsu
Motor. Hasil dari proses ini menghasilkan Kurikulum Integrade yang dilaksakan
pada Kurikulum tahun pelajaran 2011/2012. Tulisan ini berusaha menjelaskan
tentang kurikulum Integrade PT. ADM dan SMKN 1 Majalengka.
Selasa, 17 April 2012
Renungan Princess: The Power of Words
KATA-KATA YANG MEMBAWA SEMANGAT HIDUP
Ini
adalah kisah dua orang pria yang sedang dirawat di sebuah kamar rumah
sakit. Seorang di antaranya menderita penyakit yang mengharuskannya
duduk dekat jendela disamping tempat tidurnya selama satu jam di setiap
sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya dan untuk menormalkan
jantungnya karena denyutnya sangat lemah.
Sedangkan
pria yang lain harus berbaring. Pria ini sering uring-uringan, bahkan
tak jarang membentak anggota keluarga yang menjaga dan perawat yang
memeriksanya. Tak jarang pula pria yang satu ini berteriak di malam hari
(mungkin karena kesakitan) sehingga mengganggu pasien yang lainnya.
Suatu hari di sore yang cerah, seperti biasa pria yang berada dekat jendela ini duduk sambil melihat keluar jendela.
Sambil
tersenyum dan dengan wajah gembira dia menggumam, "Senang sekali ya
seandainya aku bisa berjalan-jalan setiap sore di taman itu, tentunya
aku tidak ingin kembali di tempat ini lagi." gumamnya sambil tetap
terlihat tersenyum.
Renungan Pagi Princess: GORESAN PENA KEHIDUPAN AYAH
SEBUAH GORESAN PENA KEHIDUPAN AYAH
Seperti biasa Ade, Pimpinan produksi Sebuah perusahaan automotif terkemuka di Jakarta , tiba dirumahnya pada pukul 9 malam. tidak seperti biasanya, Annisa, putri pertamanya yang baru duduk dikelas 3 SD membukakan pintu untuknya.
Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama "kok, belum tidur?" sapa Ade sambil mencium anaknya. biasanya Annisa memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika akan berangkat kantor pagi hari. sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Annisa berucap "aku nunggu Ayah pulang, sebab Annisa mau nanya..berapa sih gaji ayah?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Ayah? mau minta uang lagi, ya?" "ah..enggak pengen tau aja" ucap Annisa singkat."OK..kamu boleh hitung sendiri, setiap hari ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.500.000,- setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
"Lho tumben, kok nanya gaji Ayah? mau minta uang lagi, ya?" "ah..enggak pengen tau aja" ucap Annisa singkat."OK..kamu boleh hitung sendiri, setiap hari ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.500.000,- setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu minggu libur, kadang Sabtu Ayah masih lembur. jadi gaji Ayah dalam 1 bulan berapa hayooo? "Annisa berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. ketika Ade beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Annisa berlari mengikutinya. "kalo satu hari Ayah dibayar Rp.500.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp.50.000,- dong" katanya. "wah, pinter kamu. sudah sekarang cuci kaki, gosok gigi terus bobo' ya" perintah Ade
Senin, 16 April 2012
Renungan Princess : 7% [NERAKA]
----read----
Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, “Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu”.
Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.
Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.
Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.
Joke Siang Princess: Puisi Poligami
Puisi Suami yang Minta Ijin Poligami
Istriku,
Jika engkau bumi, akulah matahari
Aku menyinari kamu
Kamu mengharapkan aku
Ingatlah bahtera yg Kita kayuh, begitu penuh riak gelombang
Aku tetap menyinari bumi, hingga kadang bumi pun silau
Lantas aku ingat satu hal
Bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi, Ada planet lain yg juga mengharap Aku sinari
Jadi..
Relakanlah aku menyinari planet lain, menebar sinarku
Menyampaikan faedah adanya aku, karna sudah kodra ti Dan Tuhan pun tak Marah …
Joke Siang Princess: Seribu Ciuman
seribu ciuman,
========================================================
saat ini jaman serba susah. harga bbm naik, akibatnya terjadi phk di
berbagai perusahaan. salah satu yang terkena phk seorang bapak. tahun ini
tidak bisa pulang berhari raya bersama anak dan istrinya juga tidak bisa
mengirim uang untuk istrinya di kampung halaman.
ia hanya bisa mengirim surat. isinya demikian:
========================================================
saat ini jaman serba susah. harga bbm naik, akibatnya terjadi phk di
berbagai perusahaan. salah satu yang terkena phk seorang bapak. tahun ini
tidak bisa pulang berhari raya bersama anak dan istrinya juga tidak bisa
mengirim uang untuk istrinya di kampung halaman.
ia hanya bisa mengirim surat. isinya demikian:
Minggu, 15 April 2012
Renungan Princess: Keberanian yang Dapat Mengubah Kehidupan
Keberanian yang Dapat Mengubah
Kehidupan
"Tears will not erase your
sorrow; hope does not make you successful; courage will get you there."
Air mata tidak akan menghapus
dukamu; berharap tidak akan membuatmu sukses; hanya keberanian yang
bisa membawamu kesana.
Johni Pangalila
Setiap hari kita mempunyai
peluang yang menguntungkan, entah itu dalam skala kecil maupun besar.
Bila kita cukup berani, maka peluang-peluang tersebut akan menjadi
keberuntungan yang besar. Sebab keberanian akan menimbulkan aksi
yang signifikan.
TEORI DEMING UNTUK SMK
Sebuah Aplikasi Teori
TEORI DEMING UNTUK SMK
Oleh:
Dedi Purwadi, Mauren Gitta, Nelly Syarifah, Surya Gunawan, Deden Bhakti
Mahasiswa Pasca Sarjana
Program Studi PTK-UPI
Lembaga pendidikan sebagai sebuah sistem
dan subsitem. Sub sistem yang selama ini belum banyak ditangani adalah
manajemen/ pengelolaan. Faktor pengelolaan akan sangat menentukan produktivitas
dan efektifitas lembaga pendidikan. SMK sebagai salah satu dari lembaga
pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Total Quality Management sebagai suatu
kiat manajemen yang difokuskan pada perbaikan proses untuk kepuasan pelanggan
yang dipandang berhasil di dunia industri seperti Jepang dan Amerika.
Deming (1986) menyatakan bahwa
implementasi konsep mutu dalam sebuah organisasi memerlukan perubahan dalam
filosofi yang ada di sekitar manajemen. Deming mengusulkan empat belas butir
pemikiran yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas
suatu organisasi juga dalam bidang pendidikan. Keempat belas butir pemikiran
tersebut adalah:
1)
Ciptakan Tujuan yang Mantap Demi Perbaikan Produk dan Jasa
Sekolah memerlukan adanya tujuan akhir
yang mampu mengarahkan siswa menghadapi masa depan secara mantap. Jangan
membuat siswa sekedar memiliki nilai bagus tetapi juga harus mampu membuat siswa
memiliki kemauan belajar seumur hidup.
Jumat, 13 April 2012
INOVASI TEKNOLOGI
DIVERSIVIKASI
PANGAN:
PEMBUATAN DAN
PEMANFAATAN TEPUNG BIJI SAGA POHON BERBASIS LOKAL
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang diampu oleh Prof. Dr. Soemarto, M. SIE.
Disusun oleh:
Mauren Gitta
Miranti S 1104398
Suryati
Program Studi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Sekolah Pasca
Sarjana
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2012
A.
LATARBELAKANG
PENULISAN
Keinginan konsumen terhadap produk
pangan yang diwujudkan dalam mutu produk tidak hanya mencakup nutrisi, tetapi
juga keamanan, kemudahan pemakaian, dan inovatif. Dewasa ini pangan tidak lagi
sekedar memenuhi kebutuhan biologis, dengan adanya pergeseran paradigma
tersebut, maka tuntutan konsumen menjadi semakin penting dan menentukan
perkembangan teknologi (arah dan jenisnya) serta inovasi makanan yang tersedia
di pasar (Wirakartakusumah,1997). Masyarakat cenderung tertarik pada produk
pangan yang praktis dalam penyajiaannya, dan terkesan lebih modern, seperti
produk mie, roti, makanan ringan, baby foods dan sebagainya. Perubahan pola
konsumsi makanan (food habit) ini menyebabkan kebutuhan akan bahan pangan
berbasis tepung-tepungan meningkat pesat, salah satunya yang paling besar
konsumsinya adalah tepung terigu.
Minggu, 08 April 2012
SMK dan Permasalahannya (2)
Nama :
Mauren Gitta Miranti S
NIM :
1104398
Mata kuliah :
Kepemimpinan dan Konseling PTK
Dosen :
Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, M. T.
UJIAN TENGAH
SEMESTER 2
1.
MERENCANAKAN
DAN MENGEMBANGKAN SOLUSI PERMASALAHAN DI SMK
SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,
keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja
apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK meningkatkan kemampuan siswa
untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja
dan mengembangkan sikap professional, namun dalam mengembangkan SMK terdapat
berbagai macam masalah, yaitu:
Langganan:
Postingan (Atom)