Sebuah Aplikasi Teori
TEORI DEMING UNTUK SMK
Oleh:
Dedi Purwadi, Mauren Gitta, Nelly Syarifah, Surya Gunawan, Deden Bhakti
Mahasiswa Pasca Sarjana
Program Studi PTK-UPI
Lembaga pendidikan sebagai sebuah sistem
dan subsitem. Sub sistem yang selama ini belum banyak ditangani adalah
manajemen/ pengelolaan. Faktor pengelolaan akan sangat menentukan produktivitas
dan efektifitas lembaga pendidikan. SMK sebagai salah satu dari lembaga
pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Total Quality Management sebagai suatu
kiat manajemen yang difokuskan pada perbaikan proses untuk kepuasan pelanggan
yang dipandang berhasil di dunia industri seperti Jepang dan Amerika.
Deming (1986) menyatakan bahwa
implementasi konsep mutu dalam sebuah organisasi memerlukan perubahan dalam
filosofi yang ada di sekitar manajemen. Deming mengusulkan empat belas butir
pemikiran yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas
suatu organisasi juga dalam bidang pendidikan. Keempat belas butir pemikiran
tersebut adalah:
1)
Ciptakan Tujuan yang Mantap Demi Perbaikan Produk dan Jasa
Sekolah memerlukan adanya tujuan akhir
yang mampu mengarahkan siswa menghadapi masa depan secara mantap. Jangan
membuat siswa sekedar memiliki nilai bagus tetapi juga harus mampu membuat siswa
memiliki kemauan belajar seumur hidup.
“...Mencerdaskan kehidupan bangsa...”, adalah salah satu
point dalam UUD 1945, yang diimplementasikan pada UU SISDIKNAS NO.20 tahun
2003, dimana tujuan pendidikan nasionala “pendidikan nasional berfungsi mengembangakan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, berujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Salah satu cara untuk menciptakan
tujuan itu adalah dengan menetapkan visi dan misi SMK, yang mencerminkan tujuan
yang mantap.
2) Adopsi
Filosofi Baru
Siswa berhak
mendapatkan pembelajaran yang berkualitas, termasuk didalam adalah metode
pembelajaran yang sesuai, serta siswa berhak mendapatkan sarana dan prasana
yang memadai guna mencapai tujuan pemebalajaran. Dengan kata lain, mereka tidak
lagi sebagai siswa yang pasif dan rela diperlakukan seburuk apapun tanpa dapat
berkomentar. Jurusan Akademik yang bermutu adalah yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Kebutuhan masyarakat adalah berkembangnya SDM yang bermutu dan tersedianya
informasi, pengetahuan dan teknologi yang dapat
meningkatkan taraf hidup.
3)
Hentikan Ketergantungan pada Inspeksi Masal
Dalam bidang pendidikan, evaluasi yang
dilakukan jangan hanya pada saat ulangan umum ataupun ujian akhir, tetapi
dilakukan setiap saat selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu,
dalam menetapkan standar uji, maka perlu diperhatikan teoriteori kepemimpinan
yang berkembang dalam Total Quality Management dan lainnya, seperti teori
sifat, teori lingkungan, teori perilaku, teori humanistik, dan teori
kontigensi.
Hal tersebut juga termasuk dalam
ketergantungan pada ujian untuk mencapai mutu. Menghapus kebutuhan untuk
inspeksi pada suatu dasar massal (ujian0ujian prestasi yang terstandarisasi)
dengan menyediakan pengalaman pembelajaran yang dapat menciptakan kinerja yang
berkualitas, pengalaman pembelajaran yang dapat memotivasi kreativitas serta
eksperimentasi.
Sejalan
dengan masalah evaluasi, masalah rekrutmen dalam menentukan pimpinan kependidikan, beberapa
prosedur “Fit and proper test ” bisa dilakukan dalam pengambilan keputusan :
a.
Melakukan “hearing” didepan tim, yaitu menyampaikan
program, visi dan misi apabila terpilih menjadi pimpinan nantinya.
b.
Menjawab pertanyaan lisan dan tertulis yang telah
disesain sedemikian rupa. Adapun pertanyaan yang diajukan dapat menyangkut
integritas, moral, profesionalisme, intelektualitas, dan keahlian.
c.
Keharusan mengumumkan harta kekayaan dari para calon
kepala sekolah sebelum yang bersangkutan
menduduki jabatan yang dipercayakan kepadanya.
Kebohongan atas kekayaan ini dapat mengakibatkan pemecatan ( impeachmant ).
d.
Harus memahami sistem manajemen yang efektif dan efisien terhadap lembaga yang akan dipimpinnya. Termasuk dalam rekruitment karyawan, kesejahteraan, peningkatan kualitas hasil dan
kinerja.
e.
Mengemukakan masalah pribadi, seperti apakah calon itu pernah bercerai. Masalah anak bagaimana. Mengapa sampai terjadi perceraian. Kemudian menyangkut masalah
kebebasan dari tekanan, intimidasi, teror atau ancaman.
f.
Tim seleksi
melakukan investigasi dan
melacak semua kebenaran
informasi yang disampaikan lisan maupun tertulis. Apabila
calon-calon tersebut tidak dapat memberikan jawaban secara memuaskan, atau setelah melakukan investigasi ternyata terdapat
kebohongan-kebohongan, tentu saja yang bersangkutan tidak dapat terpilih sebagai pimpinan.
4) Akhiri Kebiasaan Melakukan
Hubungan Bisnis Hanya Berdasarkan Biaya
Dalam bidang pendidikan pernyataan di atas terutama
dikaitkan dengan biaya pendidikan yang ada hubungannya dengan perbandingan
junlah guru dan murid pada satu ruangan/kelas. Kelas besar memang akan membuat
sekolah tersebut melakukan penghematan biaya, tetapi mutu yang dihasilkan tidak
terjamin dan bukan tidak mungkin terjadi peningkatan biaya di bagian lain pada
system tersebut.
Hal ini termasuk kepada bahwa sekolah harus bekerja
sama dengan institusi-institusi pendidikan tempat siswa berada. Meminimalkan
total biaya pendidikan dengan cara meningkatkan hubungan dengan sumber-bumber
siswa dan membantu meningkatkan siswa yang menerima system pendidikan.
5)
Perbaiki Sistem Produksi dan Jasa Secara Konstan dan Terus Menerus
Dalam bidang pendidikan seorang guru
harus berpikir secara strategis agar siswa dapat menjalani proses belajar
mengajar secara baik, sehinggamemperoleh nilai yang baik pula. Guru jangan hanya berpikir bagaimana
siswamendapatkan nilai yang baik.
Perbaikan mutu berkesinambungan adalah ciri manajemen mutu terpadu. Oleh
karena itu, sekolah bermutu terpadu dituntut untuk terus mengadakan perbaikan
mutu pendidikan secara berkelanjutan atau berkesinambungan. Jika perbaikan mutu
pendidikan berkesinambungan itu mengacu kepada Siklus Deming (Deming
Cycle), maka tahapannya adalah :
a.
Mengadakan riset pelanggan dan menggunakan hasilnya untuk perencanaan
produk pendidikan(plan)
b.
Menghasilkan produk pendidikan melalui proses pembelajaran (do)
c.
Memeriksa produk pendidikan melalui evaluasi pendidikan/evaluasi
pembelajaran, apakah hasilnya sesuai rencana atau belum (check)
d.
Memasarkan produk pendidikan dan menyerahkan lulusannya kepada orang tua
atau masyarakat, pendidikan lajut, pemerintah dan dunia usaha (action)
e.
Menganalisis bagaimana produk tersebut diterima di pasar, baik baik pada
pendidikan lajut ataupun di dunia usaha dalam hal kualitas, biaya dan kriteria
lainnya (analyze)
6) Lembagakan Metode Pelatihan
yang Modern di Tempat Kerja
Hal ini perlu dilakukan agar terdapat kesamaan dasar
pengetahuan bagi semua anggota staf dalam suatu lembaga pendidikan. Setelah itu
barulah guru dan administrator mengembangkan keahlian sesuai yang diperlukan
bagi peningkatan profesionalitas. Pelatihan bukan saja hanya untuk
karyawan, pelatihan juga perlu untuk siswa, guru, staf khusus dan
administrator. Misalnya saja pelatihan dalam jabatan.
7) Lembagakan Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) berbeda dengan pemimpin (leader).
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok dengan maksud mencapai suatu tujuan yang dinginkan bersama. Sedangkan
pemimpin adalah seseorang atau sekelompok orang seperti kepala, komandan, ketua
dan sebagainya. Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu
adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi
tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan
demikian, kepemimpinan itu seyogianya melekat pada diri pemimpin dalam wujud kepribadian (
personality ), kemampuan ( ability ), dan kesanggupan ( capability ), guna mewujudkan
kepemimpinan bermutu atau Total Quality Management. Dikatakan bahwa, pemimpin yang efektif menurut konsep TQM adalah pemimpin yang sensitif atau peka terhadap adanya
perubahan dan pemimpin yang melakukan pekerjaannya secara terfokus.
Dalam konsep TQM,
memimpin berarti menentukan hal-hal yang tepat untuk
dikerjakan, menciptakan dinamika organisasi yang dikehendaki agar semua orang memberikan komitmen, bekerja dengan semangat
dan antusias untuk mewujudkan hal-hal yang telah ditetapkan. Memimpin berarti juga
dapat mengkomunikasikan visi dan
prinsip organisasi kepada bawahan. Kegiatan memimpin termasuk kegiatan menciptakan budaya atau kultur
positif dan iklim yang harmonis dalam lingkungan lembaga atau organisasi, serta
menciptakan tanggung-jawab dan pemberian wewenang dalam pencapaian tujuan bersama Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa, terdapat hubungan positif
antara tanggungjawab, wewenang dan kemampuan
pemimpin dengan derajat atau tingkat pemberdayaan karyawan dalam suatu lembaga. Secara umum, pada dasarnya terdapat delapan
kunci tugas pimpinan untuk melaksanakan komitmen perbaikan kualitas terus menerus, yaitu :
a. Menetapkan suatu dewan kualitas
b. Menetapkan kebijaksanaan kualitas
c. Menetapkan dan menyebarluaskan sasaran
kualitas
d. Memberikan dan menyiapkan sumber-sumber daya
e.
Memberikan
dan menyiapkan pendidikan dan pelatihan yang berorien tasi pada pemecahan masalah kualitas
f.
Menetapkan tim perbaikan kualitas yang bertanggungjawab pada manajemen puncak untuk menyelesaikan masalah-masalah kualitas kronis
g. Merangsang perbaikan kualitas terus menerus
h.
Memberikan pengakuan dan penghargaan atas prestasi dalam perbaikan kualitas terus-menerus
8) Hilangkan Rasa Takut
Perlu disadari bahwa rasa takut menghambat karyawan untuk
mampu mengajukan pertanyaan, melaporkan masalah, atau menyatakan ide padahal
itu semua perlu dilakukan untuk menghasilkan kinerja yang maksimum. Oleh karena
itu para pelaku pendidikan hendaknya jangan menerapkan system imbalan dan
hukuman kepada siswa karena akan menghambat berkembangnya motivasi internal
dari siswa masing-masing.
Agar setiap guru dan staf sekolah bekerja secara
efektif untuk suatu system sekolah, ciptakan lingkungan sekolah yang memotifasi
warga sekolah untuk berbicara dengan bebas dan mengambil resiko.
9) Pecahkan Hambatan di antara
Area Staf
Hambatan antardepartemen fungsional berakibat menurunkan
produktivitas. Hambatan ini dapat diatasi dengan mengembangkan kerjasama
kelompok. Oleh karena itu para anggota staf harus bekerjasama dan
memprioritaskan diri pada peningkatan kualitas. Orang dibagian pengajaran,
pendidikan khusus, akuntansi, kantin, administrasi, pengembangan kurikulum dan
peneliti harus bekerja sebagai suatu tim. Kembangkan strategi-strategi untuk
meningkatkan krjasama diantara kelompok dengan individu. Merencanakan waktu
akan memfasilitasi dinamika ini.
10) Hilangkan Slogan, Nasihat, dan Target untuk Tenaga
Kerja
Menghapus slogan, pernyataan, dan target bagi guru dan
siswa yang meminta kinerja yang sempurna dan tingkat produktivitas yang baru.
Suatu pernyataan dapat menciptakan hubungan perselisihan. Penyebab rendahnya
kualitas dan produktivitas termasuk sistemnya ada dibawah kendali guru dan
siswa.
11) Hilangkan Kuota Numerik
Kuota cenderung mendorong orang untuk memfokuskan pada
jumlah sering kali dengan mengorbankan mutu. Terlalu banyak menggunakan slogan
dan terlalu berpatokan pada target dapat menimbulkan salah arah untuk
pengembangan sistem yang baik. Tidak jarang patokan terget akan lebih terfokus
pada guru dan siswa daripada sistem secara keseluruhan.
Para tenaga kependidikan bekerja untuk menghapuskan
angka dan pengaruh-pengaruh berbahaya dari penilaian terhadap siswa.
Berfokuslah pada proses pembelajaran, bukan pada proses penilaian terhadap
siswa. Hal ini termasuk menghapus standar-standar pekerjaan (quota) guru dan
siswa, misalnya: nilai ujian naik 10%, angka putus sekolah turun 15%. Mengganti
kepemimpinan, gerakan terus-menerus untuk mutu, dan pembelajaran yang
menyenangkan
12) Hilangkan Hambatan Terhadap Kebanggaan Diri atas
Keberhasilan Kerja
Kebanggaan diri atas hasil kerja yang dicapai perlu dimiliki
oleh guru dan siswa. Adanya kebanggaan dalam diri membuat guru dan siswa
bertanggungjawab atas tugas dan kewajiban yang disandangnya sehingga mereka
dapat menjaga mutu. Selain itu menghilangkan rintangan-rintangan yang merampas
siswa, guru dan manajemen dari hak-hak mereka untuk bangga dan menikmati
kecekapan kerja. Ini berarti penghapusan dari peringkat tahunan atau peringkat
jasa dan dari management bu objective (MBO). Tanggung jawab dari semua pemimpin
pendidikan harus berubah dari paradigm kuantitas menjadi paradigm kualitas
13) Lembagakan Program Pendidikan dan Pelatihan yang
Kokoh.
Hal ini berlaku bagi para pelaku pendidikan karena memiliki
dampak langsung terhadap kualitas belajar siswa. Melembagakan suatu program
pendidikan dan perbaikan diri yang kuat bagi setiap orang, serta kemampuan guru
dan manajemen sekolah ditingkatkan melalui pendidikan formal untuk mencapai
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mereka juga didorong dan difasilitasi
untuk meningkatkan kualitas dirinya.
14) Lakukan Tindakan Nyata/ Contoh Nyata
Manajer harus menjadi”lead manager” bukan “boss manager”.
Seorang “lead manager” akan berusaha mengkomunikasikan pandangannya selalu
berusaha mengembangkan kerjasama, meluangkan waktu dan tenaga untuk system
sehingga dengan adanya contoh nyata, pekerja menyadari cara untuk melakukan
pekerjaan yang berkualitas. Hal ini termasuk dalam menempatkan setiap orang
dalam masyarakat untuk bekerja melakukan transformasi. Transformasi merupakan
pekerjaan dari setiap stakeholders sekolah. Partisipasi dari setiap stakeholder
sekolah harus didorong untuk dikembangkan secara terpadu untuk membudayakan
mutu sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar