Lulusan perguruan
tinggi di Indonesia tidak secara cepat beradaptasi dengan kebutuhan dunia
industri modern. Berdasarkan hasil catatan Kepala Dinas Tenaga Kerja sampai
Desember 2006, sebanyak 22.220 sarjana dan S2 di DIY menganggur atau berstatus
pengangguran. Tantangan tenaga kerja ke depan juga semakin tinggi. Oleh
karenanya tenaga kerja harus memiliki kompetensi ganda (multiskill), inovasi mengakses informasi (hitech), dan mempunyai kondisi prima (Kompas, 28 Juli 2007).
Sementara upaya menjaga relevansi antara pendidikan dan industri seharusnya
jangan hanya dimaknai dengan mentransfer materi atau ketrampilan khas yang
dibutuhkan dunia industri ke lembaga pendidikan. Justru yang dibutuhkan oleh
industri ialah orang-orang yang mempunyai kemampuan berpikir, berkomunikasi,
berinteraksi sosial, dan bekerja dalam tim (Kompas, 3 November 2007).
Pendidikan kejuruan merupakan
satuan pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri, yakni berorientasi
pada perkembangan tuntutan lapangan kerja. Dengan demikian, dalam implementasi
proses pembelajarannya tidak seperti kebanyakan yang terjadi pada sekolah pada
umumnya. Tuntutan relevansi antara dunia pendidikan dengan
dunia kerja dalam arti luas mengisyaratkan perlu dikuasainya sejumlah
kompetensi yang dapat didemonstrasikan saat bekerja. Keadaan tersebut
menjadikan diperlukannya perubahan tatanan kurikulum yang menekankan pada
strategi implementasi kurikulum yang lebih berorientasi pada aktivitas subyek
belajar (student-centred) . Proses
pembelajaran selama ini sebagian besar masih menekankan pada hasil belajar yang
berorientasi pada recall sampai ability. Sementara yang mengarah pada
kompetensi kerja masih belum menjadi kebijakan.
Pada era teknologi
seperti sekarang ini siswa dituntut untuk bisa mandiri. Banyak siswa yang
berprestasi sehingga sangat dibutuhkan calon pendidik yang berkualitas dan
berkompeten pada bidangnya. Sehingga bisa mendidik siswa dengan lebih maksimal.
Bagi siswa yang berprestasi diperlukan wadah untuk memaksimalkan ilmu yang
didapat dan kemampuannya. salah satu wadah bagi siswa berprestasi yaitu dengan
adanya RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang
memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya serta mampu
mengembangkan budaya dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian Standar
International. Diistilahkan RSBI adalah SSN (Sekolah Standar Nasional) yang
dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap
standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional
baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dalam sekolah tersebut dianjurkan
supaya guru dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa inggris atau dua
bahasa (inggris dan indonesia), sehingga guru harus mampu untuk berkomunikasi
dalam bahasa inggris. Tidak menutup kemungkinan juga menggunakan bahasa
internasional lainnya, seperti bahasa mandarin dan bahasa prancis Masih sedikit
guru di Indonesia terutama pada mata pelajaran produktif yang mampu dan lancar
berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Hal itu membutuhkan pengetahuan dan
pembelajaran yang baru juga bagi guru/ calon guru. Bagaimana upaya LPTK-PTK
mempersiapkan calon guru SMK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)?
B.
PEMBAHASAN
Pihak akademi atau
perguruan tinggi harus terus berusaha untuk meningkatkan mutu lulusannya,
supaya tercipta calon guru yang berkualitas baik. Sesungguhnya, strategi
peningkatan kualitas guru berpijak pada dua hal. Pertama, proses-proses
perkuliahan di LPTK sengaja menggembleng calon guru agar kelak sepenuhnya mampu
mengeksplorasi potensi orang per orang kalangan siswa dalam bidang keilmuan,
teknologi, seni dan keterampilan. Dalam konteks ini, penguasaan terhadap
seluk-beluk didaktika diletakkan sebagai aspek fundamental untuk mendeteksi
kompetensi individual setiap siswa. Kedua, calon-calon guru yang tengah
digembleng dalam LPTK ditradisikan responsif terhadap perkembangan mutakhir
ilmu pengetahuan. Sejalan dengan ledakan informasi dan komunikasi kini, ilmu
pengetahuan bergerak maju secara kuantum, dan calon-calon guru dibiasakan
berdiri di garda depan menangkap perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan.
Berbagai upaya untuk
mempersiapkan calon guru SMK RSBI salah satunya melalui penggunaan bilingual
dalam proses pembelajaran, peningkatan penggunaan teknologi informasi,
penganeka ragaman metode pembelajaran dan perubahan pada diri pendidik itu
sendiri. Upaya- upaya untuk mempersiapkan calon guru SMK RSBI antara lain :
1.
Peranan
Pendidikan dalam menyiapkan lulusan
Kompetensi mahasiswa akan terbentuk dan berkembang
melalui proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan dan metode yang
berpusat pada mahasiswa (student-centred,
learning-oriented). Pembelajaran ini akan memberikan pengalaman belajar
yang menantang dan sekaligus menyenangkan. Mahasiswa diharapkan terbiasa
menggunakan pendekatan mendalam dan pendekatan strategis dalam belajar, bukan
sekedar belajar mengingat informasi atau belajar untuk lulus saja.
Pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh dosen
dalam rangka pembentukan kompetensi adalah interaksi yang memungkinkan
mahasiswa mampu membangun pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui berbagai
transformasi pengalaman belajar. Terkait dengan pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi mahasiswa maka pengembangan kurikulum program studi pendidikan
kejuruan di LPTK perlu berorientasi pada dunia kerja.
UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menekankan otonomi satuan pendidikan, kurikulum berbasis kompetensi dan
pergeseran paradigma dari pengajaran menjadi pembelajaran (Kompas, 26 Juli
2007). Adanya perubahan paradigma dari pengajaran menjadi pembelajaran tersebut
menuntut pola pembelajaran yang lebih inovatif, mengutamakan peningkatan
potensi subyek belajar, fasilitas belajar, serta sarana dan prasarana.
Pembentukan kompetensi mahasiswa merupakan proses
pendidikan yang memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak antara lain,
keluarga, sekolah/kampus, dunia kerja/industri, pemerintah dan asosiasi
profesi. Untuk itu diperlukan adanya jaringan kerja sama/kemitraan antara LPTK
dengan semua unsur tersebut. Kemitraan industri sangat diperlukan sebagai
wahana pengenalan terhadap dunia kerja, standar kerja dan perkembangan
teknologi mutakhir.
Tuntutan kualitas lulusan pendidikan dewasa ini
mengarah pada penguasaan kompetensi baik akademik maupun profesional. Tekanan
dari masyarakat ataupun dunia kerja telah mengundang berbagai respon system
pendidikan antara lain dengan pencanangan kurikulum berbasis kompetensi yang
diikuti berbagai perangkat standar yang berlaku baik pada skala nasional maupun
internasional. Kebijakan tersebut tentunya membawa konsekuensi pada penyiapan
perangkat pendukung mulai dari formulasi konsep pembenahan kurikulum, penataran
guru/dosen, sistem pembelajaran maupun tolok ukur keberhasilan.
2.
Kemampuan
Berbahasa Inggris
Dalam sekolah bertaraf internasional diharuskan bagi
guru untuk menggunakan bahasa inggris dalam proses pembelajarannya. Maka untuk
mempersiapkan mahasiswa atau calon guru SMK yang berkualitas, perguruan tinggi
harus memberikan bekal kemampuan berbahasa inggris. Upaya – upaya yang bisa
dilakukan dalam meningkatkan kualitas berbaha inggris bagi calon guru SMK
adalah:
a.
Melalui
kegiatan English Club, yaitu sebuah program yang menampung
mahasiswa untuk mendalami bahasa inggris melalui pertemuan-pertemuan rutin yang
diadakan pada setiap minggunya. Setiap pertemuan akan membahas tentang topik
yang berbeda. Mulai dari percakapan dalam bahasa inggris, bercerita dan
membahas masalah kehidupan sehari- hari setiap anggotanya dengan menggunakan
bahasa inggris.
b.
Bahan
ajar menggunakan bahasa inggris. Dosen dapat
membiasakan mahasiswanya berbahasa inggris dengan memberikan bahan ajar
menggunakan bahasa inggris pula. Hal itu dimaksudkan supaya mahasiswa tidak
canggung lagi menggunakan bahasa inggris, seperti buku penunjang, diktat, slide
presentasi, dan lainnya.
c.
Menggunakan
bahasa inggris untuk beberapa produk atau benda,
misalnya saja dalam pembelajaran Tata Boga, dosen sebaiknya terbiasa
menyebutkan nama bahan makanan, peralatan dan perlengkapan dapur dengan
menggunakan istilah inggrisnya, sehingga mahasiswa akan terbiasa dengan
kata-kata asing dan tidak mengalami kesulitan dalam membaca resep dalam bahasa
asing.
d.
Pemberian
tugas berbahasa inggris. Untuk meningkatkan kelancaran
mahasiswa atau calon guru dalam berbahasa inggris juga didorong dengan
pemberian tugas dari dosen pada tiap-tiap mata kuliah yang harus dikerjakan
menggunakan bahasa inggris atau mahasiswa belajar untuk menterjemahkan mete
kuliah yag disampaikan menggunakan bahasa inggris. Misalnya saja tugas berupa
chapter report atau book report.
e.
Mikro
Teaching atau simulasi proses pembelajaran di kelas dalam
kelas yang kecil, untuk mempersiapkan mahasiswa atau calon guru bagi sekolah
RSBI maka dari awal mahasiswa harus dididik menggunakan bahasa inggris. Saat
mikro teaching dalam menyampaikan pelajaran mereka harus menggunakan bahasa
inggris, teknik penyampaiannya pun harus menarik sehingga siswa yang mengikuti
pelajaran mudah untuk mengerti.
f.
Penerapan
TOEFL. Bagi mahasiswa yang akan yudisium diwajibkan untuk
mengikuti tes Toefl, dengan nilai minimum 400-450. Syarat tersebut merupakan
syarat kelulusan yang mutlak. Jika mahasiswa skor toeflnya kurang dari nilai
yang sudah di tetapkan maka dia tidak diluluskan. Sertifikat toefl juga
merupakan syarat utama bagi calon guru SMK RSBI,dengan nilai toefl yang tinggi
maka calon guru tersebut akan mempunyai nilai tambeh tersendiri di banding
guru- guru yang lain.
3.
Teknologi
Informasi
Semua sekolah memang punya potensi untuk berkembang
menjadi RSBI. Namun untuk bisa menerapkan kurikulum internasional, tidaklah
semudah digambarkan. Sebab kurikulum internasional yang akan diadopsi itu
memiliki standar yang itu harus dipenuhi oleh sekolah. Dari segi sarana
prasarana misalnya, kurikulum internasional itu sudah mengarah ke basis
teknologi informasi. Setiap ruangan belajar harus memiliki fasilitas multimedia
untuk mendukung materi pembelajaran. Hal ini harus didukung dengan kemampuan
guru dalam menguasai Teknologi Informasi. Ini juga menuntut kesiapan dari
masing-masing guru mata pelajaran. Seiring berkembangnya teknologi dalam
kehidupan sehari- hari, setiap mahasiswa/ calon guru harus mempunyai bekal ilmu
pengetahuan teknologi informasi. Dari SMA mereka sudah mempunya ilmu dasar
komputer. Cara pengoperasian komputer dan internet. Pada perguruan tinggi akan
lebih didalami lagi. Mahasiswa akan menempuh mata kuliah komputer dan mata
kuliah media pembelajaran untuk pengetahuan dan penggunaan media tingkat
lanjut.
4.
Pembelajaran
Berorientasi pada siswa
Proses pembelajaran juga harus memperoleh perhatian
khusus, karena standar nasional pendidikan terdiri dari delapan standar dan
yang paling pokok yang harus menjadi pusat perhatian adalah, guru harus siap
untuk mengikuti RSBI. Kesiapan itu disebabkan karena di situ ada pelajaran
matematika dan pelajaran sains yang memakai penjaminan mutu dengan menggunakan
Bahasa Inggris. Namun tidak dipungkiri, jika guru belum siap menggunakan Bahasa
Inggris, memakai Bahasa Indonesia juga tidak masalah. Sebab, jika dipaksakan,
akan menjadi miss concept.
Supaya metode pembelajarannya lebih bervariasi, bisa
digunakan metode moving class, yaitu metode pembelajaran yang mengharuskan
siswa lebih aktif, dengan cara siswa yang mendatangi guru, bukan guru yang
mendatangi siswa. Kelas juga berpindah- pindah sesuai dengan mata kuliah yang
diajarkan. Hal tersebut akan membuat mahasiswa lebih aktif untuk berinteraksi.
Sama halnya dengan CTL (contektual Teaching Learning) yaitu pembelajaran yang
juga menggunakan metode yang mengharuskan siswa lebih aktif lagi, tapi untuk
CTL dalam pembelajarannya siswa memanfaatkan teknologi yang ada, belajar
menggunakan internet. Ilmu yang di dapat juga tidak hanya dari guru/ dosen,tapi
mahasiswa/ calon guru dituntut untuk mencari informasi dari sumber- sumber
bacaan dan informasi yang lain.
5.
Upaya
Menyiapkan Lulusan
Sering kita mendengar istilah profesional, yang
dimaksud profesional adalah, sikap kerja. Ia membentuk, selain karakter diri,
juga karakter kerja kita. Jadi yang tampak dari profesionalisme tiada lain dari
kelakuan kita. Tentunya sesuai dengan profesi yang kita tekuni (Republika, 25
April 2003). Menurut Masfuk (2002) kesungguhan kerja seseorang untuk meraih
hasil yang baik atau output yang optimal dapat mengkategorikan orang tersebut
sebagai profesional. Agar dapat bekerja secara profesional diperlukan SDM yang
mempunyai kompetensi dibidangnya. Pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut: (1) berfokus pada penguasaan kompetensi; (2)
penekanan pembelajaran pada unjuk kerja; (3) pembelajaran lebih bersifat
individual; (4) berorientasi pada kebutuhan individu; (5) umpan balik bersifat
langsung; (6) menggunakan modul; (7) belajar di lapangan (praktek); (8)
kegiatan berpusat pada siswa atau mahasiswa; (9) tujuan pembelajaran bersifat
spesifik; (10) kreteria penilaian bersifat obyektif (PAP) dan (11) berorientasi
pada kompetensi. Sumber Daya Manusia yang dihasilkan LPTK hendaknya mempunyai
kemampuan antara lain:
a.
Profesional.
b.
Daya saing yang tinggi
c.
Adaptif
d.
Berkompetisi
e.
Soft
skills
f.
Soft
knowledge
g.
Mampu mencitakan lapangan kerja
h.
Mampu bekerja sama
i.
Memiliki Life Skills
j.
Mampu memanfaatkan teknologi
k.
Berwawasan kewirausahaan.
Persiapan sumber daya
manusia (lulusan) tidak hanya dari segi kuantitas saja tetapi juga dari segi
kualitas sumber daya manusia yang siap pakai dan dapat bersaing dengan
tenaga-tenaga ahli dari manca negara (sumber daya manusia yang komparatif dan
kompetitif). Langkah-langkah yang dapat diambil dalam mempersiapkan sumber daya
manusia (lulusan) antara lain:
1. Kurikulum,
silabus dan materi pengajaran perlu terus dikembangkan mengikuti perkembangan
di industri. Dalam penyusunan kurikulum dan silabus perlu diikut sertakan pihak
industri agar materi yang diberikan sesuai dengan kondiisi di industri.
2. Perguruan
tinggi jangan hanya mengandalkan pada ilmu-ilmu ataupun tehnologi yang sudah
ada tetapi juga mengembangkan ilmu dantehnologi tersebut.
Untuk mendukung
persiapan sumber daya (lulusan) di industri, pemerintah juga memiliki peran
yang tidak kecil seperti menyediakan dana, menyiapkan program kewirausahaan
pada mahasiswa, menyiapkan lapangan kerja, perlu forum komunikasi formal anrata
pemerintah, perguruan tiggi serta industri dll. Masalah tenaga kerja sangat
erat hubungannya dengan bidang jasa boga/makanan seperti Restoran, Bakery,
Catering dan lain-lainnya banyak pekerjaan yang harus dilakukan yaitu manajemen
area kerja, peralatan, makanan, finansial, SDM, dan pengendalian mutu pangan.
Yang kesemuanya itu mengikuti langkah manajemen yaitu perencanaan, pengarahan,
koordinasi, kontrol dan evaluasi.
C.
PENUTUP
Pada era globalisasi
dan pasar bebas, persaingan antar industri semakin ketat dalam menghasilkan
produksi yang lebih efektif dan efisien. Seiring perkembangan teknologi dan
informasi yang cepat, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang tangguh. Persiapan sumber daya manusia (lulusan) tidak hanya dari segi
kuantitas saja tetapi juga dari segi kualitas sumber daya manusia yang siap
pakai dan dapat bersaing dengan tenaga-tenaga ahli dari manca negara (sumber
daya manusia yang komparatif dan kompetitif) terutama untuk menjadi guru RSBI.
Langkah-langkah yang dapat diambil dalam mempersiapkan sumber daya manusia
(lulusan) antara lain:
Kurikulum, silabus dan
materi pengajaran perlu terus dikembangkan mengikuti perkembangan di industri,
kemampuan Berbahasa Inggris lebih ditingkatkan, penguasaanTeknologi Informasi,
Pembelajaran yang berorientasi siswa, Perguruan tinggi jangan hanya
mengandalkan pada ilmu-ilmu ataupun tehnologi yang sudah ada tetapi juga
mengembangkan ilmu dantehnologi tersebut, Forum komunikasi formal antara
pemerintah, perguruan tiggi serta industri
Untuk mendapatkan
tenaga kerja atau lulusan yang berkompeten, diperlukan usaha dan kerja sama
dari berbagai pihak, pemerintah, perguruan tinggi maupun keterlibatan dunia
industri, sebagai wahana/tempat untuk berlatih bagi mahasiswa. sehingga lulusan
nanti dapat menjadi guru SMK RSBI.
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Koentjaraningrat,
1991, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia.
Kompas, 26 Juli
2007.
Kompas, 3
Nopember 2007
Mohini Sethi,
Surjeet Malhan, 1987, Catering Management An Integrated Approach, India:
Ravindra offset.
Republika, 25
April 2003.
Suara Merdeka 19
Mei 2003
Sugiyono, 2003,
Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Siti Hamidah,
2004, Profil Kompetensi Lulusan D3 Tata Boga UNY, Tesis.
Suyono, Joko,
2004, Food Service Management Dasar Dasar Mengelola Bisnis Restoran, Bandung:
NHII Press, edisi pertama, cetakan pertama.
Mohamad Surya,
(2006). Makalah dalam Seminar ”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk Pendidikan Jarak Jauh dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran”,
diselenggarakan oleh Pustekkom Depdiknas, tanggal 12 Desember 2006 di Jakarta.
Managemen RSBI,
Jakarta, Depdikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar