Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugasMata kuliah Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang diampu oleh Prof.
Dr. H. As,ari Djohar, M.Pd. dan Prof. Dr. Masariam Bukit, M.Pd.
oleh:
Nama : Handi Harsap
NIM : 1103376
BAB I
GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Latar Belakang
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan,
sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Dalam suatu
lembaga pendidikan, salah satu tokoh yang memiliki peranan yang begitu penting
dalam pengembangan kurikulum
adalah guru. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan yang terlibat
langsung dalam mengembangkan, memantau, dan melaksanakan kurikulum sehingga
pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Meskipun ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan yang cukup pesat, tidak berarti menyurutkan peranan guru. Bahkan,
hasil – hasil teknologi tersebut akan menambah beban tugas dan tanggung jawab
guru. Oleh karenanya, guru sebagai pelaku utama pendidikan diwajibkan memenuhi
kewajibannya sebagai pendidik professional, dan sebagai pengembang kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dijawab dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum?
2. Bagaimanakah Upaya pembinaan kurikulum bagi guru?
C. Tujuan
Tujuan yang hendak diperoleh dari makalah ini
adalah:
1. Menjelaskan peranan guru dalam pengembangan kurikulum
2. Menjelaskan guru dan upaya pembinaan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dari segi
pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat di bedakan antara sifat yang
bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentraldesentral. Pembagian kategori
ini akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pengembangan kurikulum.
Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk
menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa serta memberikan standar penguasaan
yang sama bagi seluruh wilayah. Latar
belakang pengembangan kurikulum menurut Dr. Nana Saodih yaitu pertama, karena wilayah Indonesia yang
sangat luas yang terbentuk atas pulau-pulau yang letaknya berjauhan. Kedua,
kondisi dan karakteristik tiap daerah berbeda-beda yaitu ada yang daerahnya
sangat maju sekali dan ada yang sangat terbelakang sekali,ada daerah yang
tertutup dan ada daerah yang terbuka, dan ada yang kaya dan miskin. Ketiga,
perkembangan dan kemampuan sekolah juga berbeda-beda yaitu ada sekolah yang
sudah mapan mampu berdiiri sendiri dan melakukan pengembangan sendiri karena
memiiki personalia, fasilitas yang memadai, dan manajemen yang mapan, dan
sekolah yang lain kondisinya sangat memprihatinkan karena segalanya masih
berada pada tingkat darurat. Keempat, adanya golongan atau kelompok tertentu
dalam masyarakat yang ingin lebih mengutamakan kelompoknya dan menggunakan
sekolah untuk mencapai tujuan tersebut.
1. Peranan
guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum
yang bersifat sentralisasi tugas guru adalah menyusun dan merumuskan tujuan
yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang
bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi yang memudahkan guru dalam
implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur tetapi
guru masih mempunyai tugas untuk mengaddakan penyempurnaan dan
penyesuaian-penyesuaian.
Implementasi
kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas, kecakapan,
kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih dan menciptakan
situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu memilih dan
melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa, bahan
pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya mampu memilih, menyusun
dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil
belajar siswa untuk menilai efisiensi pelaksanaannya itu sendiri.
2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum
yang bersifat desentralisasi
Kurikulum
desentralisasi di susun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam
suatu wilayah atau daerah. Kuriklum ini dipeeruntukkan bagi suatu sekolah atau
lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan
kurikulum semacam ini di dasarkan pada karakteristik, kebutuhan,
perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Bentuk kurikulum seperti
ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan – kelebihan kurikulum
adalah.
- Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat.
- Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan profesioanal, finansial maupun manajerial.
- Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.
- Ada motivasi kepada kepada sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baikny, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Adapun beberapa kelemahannya dalam pembahasan Makalah ini adalah :
- Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan kesesragaman demi persatuan dan kesatuan nasional
- Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sukarn untuk diperbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnya
- Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah / wilayah lain
- Sukar untuk mengadakan pengeloaan dan penilaian secara nasional.
- Belum semua sekolah atau daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
B. GURU DAN UPAYA PEMBINAAN KURIKULUM
Upaya
pembinaan kurikulum yang
dilakukan guru bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil
belajar yang dicapai siswa. Oleh sebab itu aspek pembinaan mencakup proses
belajar mengajar termasuk penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan,
administrasi guru, dan pembinaan kompetensi professional guru itu sendiri.
Proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum, khususnya
garis-garis besar program pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang
bisa dilakukan agar pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan
rambu-rambu yang ada dalam GBPP adalah sebagai berikut:
1. Menelaah GBPP
Dalam GBPP dikemukakan tujuan
kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan/sub pokok bahasan, bahan pengajaran
dan penyebaran pokok bahasan berdasarkan kelas/semester. Telaah guru terhadap
GBPP terutama untuk menetapkan:
- Berapa banyak pokok bahasan dalam satu caturwulan/semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya. Hal ini penting untuk membaginya ke dalam jumlah pertemuan mengajar tatap muka, sehingga memudahkan dalam menyusun satuan pelajaran.
- Materi apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan bahan isi bahan atau/pokok bahasanyang ada dalam GBPP, melalui telaahan ini guru dapat mencari dan menentukan buku sumbar yang paling sesuai dengan isi npokok bahasan.
- Jenis alat peraga dan sarana belajar yang di perlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut.
- Pertanyaan-pertanyaan sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan tertentu. Guru dapat mengumpulkan atau menyusun pertanyaan, dari berbagai sumber yang ada.
2.
Menyusun
Satuan Pelajaran
Berdasarkan
telaahan GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satu – satuan pelajaran untuk satu
caturwulan/ semester. Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu
caturwulan/semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan
belajar, dan penilaiaan. Manfaat lain, guru tidak direpotkan membuat satuan
pelajaran setiap kali akan mengajar.
Satuan
pelajaran yang di susun untuk satu semester bisa diperbaiki dan disempurnakan
pada tahun berikutnya, berdasarkan pengalaman mengajar yang di tempuh guru
dengan menggunakan satuan pelajaran yang telah disusun tersebut.
3.
Penyediaan sumber fasilitas belajar
Menyediakan
sumber fasilitas belajar untuk siswa, seperti alat peraga, buku sumber, alat
praktikum, bahan diskusi (topik-topik diskusi), keperluan permanen, alat untuk
kunjungan ke luar kelas, dan lain-lain.Upaya pengelolaan sumber belajar
dilakukan dan direncanakan sedini mungkin, sehingga pada waktu pelaksanaannya
dapat berjalan lancar, sumber belajar dapat di usahakan melaui berbagai cara
misalnya membuat sendiri, menugaskan siswa, membeli, atau bekerja sama dengan
orang lain/ pihak lain.
4.
Penilaian hasil belajar
Hasil
belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dari
keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam hal perubahan
intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum, teori yang ada
dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan memecahkan masalah berdasarkan
prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah, kemampuan menganalisis dan menginterpretasi
permasalahan yang dihadapinya dan kemampuan memberikan pertimbangan terhadap
sesuatu gejala, masalah, objek, dan lain-lain atas dasar kaidah-kaidah dan
nilai-nilai tertentu.
C. AKTIVITAS GURU DALAM MERENCANAKAN KURIKULUM
Pada dasarnya
kegiatan merencanakan dapat meliputi menentukan tujuan pengajaran, penentuan
bahan pelajaran, alat dan metode pengajaran, serta perencanaan penilaian
pembelajaran. Dengan demikian kegiatan merencanakan merupakan upaya sistematis
dalam mencapai suatu tujuan selain itu untuk mempermudah proses belajar
mengajar yang kondusif. Sebagai contoh, keberhasilan dalam implementasi
kurikulum dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran pembelajaran yang
disusun guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana
pembelajaran (Instruction Design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi.
Dalam kegiatan
perencanaan hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan yang
hendak di capai. Berangkat dari tujuan yang kongkrit inilah, hal ini akan
menjadi patokan dalam melakukan dan melaksanakan langkah yang harus ditempuh
termasuk cara bagaimana melaksanakannya. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan
pokok bahasan yang lebih spesifik yang merupakan hasil proses belajar mengajar.
Tujuan pengajaran ini mengandung muatan yang menjadi bahan pelajaran.
Tujuan-tujuan yang telah ditentukan tersebut kemudian di bagi menjadi tiga ranah
yaituranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. (s. Bloms)
Adapun beberapa petunjuk untuk melakukan atau
menentukan tujuan pembelajaran.
- Tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk.
- Tujuan bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata.
- Mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
- Pencapaian tujuan kadang waktu membutuhkan waktu yang relatif lama.
- Harus komprehensif, yang artinya mencakup segala tujuan yang ingin di tempuh oleh suatu sekolah tertentu.
Selanjutnya adalah menetapkan bahan ajar atau
bahan pelajaran. Bahan pelajaran mencakup tiga komponen antara lain ilmu
pengetahuan, proses, dan nilai-nilai. Dalam hal ini ketiga komponen tersebut
dapat dirincikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tertentu.
Menentukan metode pengajaran merupakan langkah ketiga dalam peranan guru
sebagai pengembang kurikulum. Penentuan metode erat kaitannya dengan pemilihan
strategi pembelajaran yang paling efektif dan efesien dalam melakukan proses
belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan metode mengajar yaitu:
- Tujuan pengajaran yang ingin dicapai.
- Bahan ajar yang akan diajarkan.
- Jenis kegiatan belajar anak didik yang diinginkan.
Selanjutnya langkah keempat adalah
merencanakan penilaian hasil belajar. Penilaian pada dasarnya penilaian adalah
suatu proses penentuan nilai dari suatu objek atau peristiwa dalam konteks
situasi tertentu. Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa penilaian berbeda dengan
tes dan pengukuran. Tes merupakan bagian integral dari pengukuran, sedangkan
pengukuran pengukuran merupakan bagian yang mungkin dilakukan dalam suatu
penelitian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas pada, maka ada
beberapa hal yang dapat disimpulkan.
- Dalam usaha pengembangan kurikulum, dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu pengembangangan kurikulum yang bersifat desentralisasi, dan pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi.
- Upaya pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa.
REFERENSI
Bahri
Djamarah, syaiful. 2000.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2009.
Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya,
Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana
Saodih
Sukmadinata, Nana. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik.
Bandung: Rosdakarya.
Sudjana,
Nana. 2002. Pengembangan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung:
Algesindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar