Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Teknologi Kejuruan yang diampu
oleh
Prof. Dr. H. AS’ARI
DJOHAR, M.Pd
Oleh
Surya Gunawan
NIM: 1102664
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebuah perusahaan pada umumnya
mempunyai system pelatihan untuk membentuk karyawan agar sesuai dengan
kebutuhan atau semacam kurikulum. Perusahaan biasanya mengadakan pelatihan
untuk karyawan baru ataupun karyawan yang berubah tugas atau naik jabatan.
Pelatihan yang dilakukan dapat berupa: masa percobaan, on job training, dan
lain sebagainya. Pelatihan tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi
karyawan dengan tugas dari perusahaan, walaupun karyawan tersebut telah
dianggap mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan perusahaan terhadap
dirinya.
Sebuah
perusahaan biasanya mempunyai divisi training atau perusahaan rekanan untuk
keperluan pelatihan karyawannya. PT. ATF (Advanced Technology Facility)
mempunyai divisi training yang bertugas menjadi penyelenggara pelatihan untuk
PT. ATF khususnya, dan perusahaan rekanan yang membutuhkan pelatihan bagi
karyawan pada umumnya. Divisi training
PT. ATF selama ini sering bekerja sama dengan salah satu rekanan yang memang
berfokus pada pelatihan, yaitu PT. DDP (Diametral Dharma Persada).
PT.
DDP adalah sebuah perusahaan yang bergerak atau berfokus pada pengembangan
sumber daya manusia dan program konsultan manajemen mendampingi perusahaan
lain. PT. DDP merupakan rekanan bisnis PT.ATF, yang sering dimintai bantuan
dalam hal jasa pelatihan untuk karyawan PT. ATF.
PT.
ATF adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang service dan supporting
organisasi penerbangan, industrial, dan perdagangan umum. PT.ATF mempunyai
beberapa divisi, yaitu divisi: aviation, industrial, general trading, dan
training. Divisi training dan divisi industrial adalah yang menjadi fokus dalam
makalah ini.
Divisi
training adalah sebuah divisi yang bertugas melayani permintaan pelatihan
karyawan dari divisi lain dalam PT.ATF dan perusahaan rekanan PT. ATF. Divisi
training PT. ATF terkadang juga memerlukan bantuan dari beberapa rekanan PT.
ATF, seperti PT. DDP. Divisi training PT. ATF dalam makalah ini diminta bantuan
oleh divisi industrial untuk melakukan pelatihan teknisi.
Divisi
industrial adalah sebuah divisi yang berfokus pada service dan supporting
bidang industrial dalam PT. ATF. Divisi industrial dalam makalah ini sedang
menjalankan sebuah proyek pembuatan mesin CNC, atau dalam PT.ATF kami
menyebutnya dengan Advanced CNC Router.
Advanced
CNC Router ini adalah sebuah mesin CNC yang dirancang oleh divisi industrial
PT. ATF, yang siap digunakan untuk keperluan re-enginering. Advanced CNC Router
dibangun untuk mendukung
dunia industri, untuk industri
skala kecil (Home Industri) dan
industri menengah untuk menciptakan peluang baru
berdasarkan penggunaan CNC Router
CNC Machine Controller atau bahkan menggunakan hal sederhana sebagai item
Hobi atau bahkan Industri
Mainan.
CNC router ini adalah suatu alat dalam bidang
industrial yang banyak sekali kegunaanya, namun di Indonesia masih sedikit
orang yang dapat mengoperasikannya. Divisi industrial mencoba untuk
memfamilierkan CNC router ini di Indonesia, menjadi sebuah alat yang dapat
dimanfaatkan oleh industry kecil dan menengah. Divisi industrial bekerjasama
dengan divisi training dan PT. DDP untuk mengadakan pelatihan segala hal yang
berkaitan dengan mesin CNC Router.
Pelatihan pengoperasian CNC Router ini banyak
mengeluarkan anggaran, yang sebenarnya bisa diminimalkan dengan penerapan PBE.
PBE diharapkan dapat meminimalisir anggaran pelatihan. PBE ini juga merupakan
pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi.
1.2 Perumusan Masalah
Penulis dapat menyimpulkan beberapa
pertanyaan berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:
-
Apa
manfaat penerapan PBE dalam pelatihan pengoperasian CNC Router pada divisi
industrial?
-
Apa
dampak negative penerapan PBE dalam pelatihan pengoperasian CNC Router pada
divisi industrial?
1.3 Pembatasan Masalah
Makalah ini hanya membahas mengenai penerapan
PBE dalam pelatihan pengoperasian CNC Router pada divisi industrial PT. ATF.
1.4 Metodologi
dan Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis
berdasarkan pengalaman penulis dalam penerapan PBE dalam pelatihan pengoperasian
CNC Router pada divisi industrial dan dengan dibantu study literatur yaitu membahas permasalahan dengan
menggunakan literatur-literatur berupa buku/ jurnal maupun sumber dari internet
yang memiliki kaitan dengan permasalahan dalam makalah ini. Kemudian data yang
diperoleh disusun secara sistematis dengan berpedoman kepada buku pedoman
penulisan karya ilmiah UPI tahun 2011 yang dituangkan kedalam empat bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab II Studi Literatur
Bab III Pembahasan
Bab IV Penutup (kesimpulan dan saran)
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 Advanced CNC
Router
Advanced
CNC Router adalah product dari divisi Industrial PT. Advanced Technology
Fasility (ATF). CNC Router adalah sebuah alat umum yang dapat dibuat oleh siapa
saja. Advanced CNC Router merupakan nama merk dagang kami PT.ATF.
“Mesin CNC Routers sederhananya adalah sama fungsi dengan
mesin tools lainnya dengan ditambah control CNC dari sebuah Komputer PC/Notebookyang
berbeda dengan Mesin CNC sejatinya yang memiliki control unit langsung
terintegrasi pada mesin, tapi menggunakan bahasa pemrograman yang sama. Dengan
ukuran yang lebih kecil CNC Routers banyak digunakan untuk pekerjaan yang lebih
simple walaupun kompleksitas dari programnya belum tentu lebih sederhana.
Walau awalnya
Mesin CNC diperuntukan untuk penggunaan pada industri manufaktur namun kekinian
penggunaannya semakin luas dan penggunanya juga tidak harus berlatarbelakang
teknik mesin, dengan kemajuan teknologi informasi yang telah masuk hampir
kesemua bidang menjadikan penggunaan CNC disamakan dengan menggunakan perangkat
hardware lainnya seperti printer atau scanner atau sejenisnya. Dengan
penguasaan software yang baik maka setiap orang akan mampu untuk menggunakan
CNC Routers layaknya menggunakan printer”
http:// cncadvanced.blogspot.com
Brochure advanced CNC Router
2.2 Pelatihan
Advanced CNC Router
Divisi
Industrial PT. ATF tidak hanya menjual Advanced CNC Router, akan tetapi melayani:
training, service, dan consultative mengenai Advanced CNC Router seperti yang
terdapat di dalam brosur di atas. Divisi Industrial melakukan pelatihan untuk
cara penggunaan Advanced CNC Router dan jika diminta bisa saja melaksanakan
pelatihan untuk pembuatan gambarnya. Gambar yang diperlukan untuk bahan
software yang akan diterjemahkan Advanced CNC Router menjadi grafir (G code)
ini, dapat berasal dari beberapa software untuk membuat gambar. Jenis software
yang dapat diterjemahkan menjadi gambar berasal dari: corel, rhino, autocad,
dan lain sebagainya bahkan foto.
Pelatihan
pembuatan gambar tersebut merupakan sebuah pelatihan teknis yang tidak dapat
dilaksanakan dengan waktu yang singkat, oleh karenanya divisi Industrial
membutuhkan sebuah sistematika pelatihan yang terencana. Pelatihan yang
terencana ini terkadang menyulitkan bagi divisi industrial, bahkan divisi
trainingpun sempat kewalahan karena permintaan pelatihan dari calon perserta
pelatihan. Divisi training sering bekerja sama dengan perusahaan rekanan yang
memang mempunyai focus dalam bidang pelatihan. PT. DDP (Diametral Dharma
Persada) merupakan salah satu rekanan yang sering dijadikan partner untuk
melaksanakan pelatihan.
Divisi
training PT. ATF sudah biasa mengadakan pelatihan untuk karyawan PT. ATF atau
rekanannya, namun hanya berupa teori atau praktek ringan. Pelatihan untuk
teknisi advanced CNC Router ini tidak akan berhasil, jika peserta tidak
dihadapkan langsung dengan pekerjaan riil. Pelatihan ini jika dilaksanakan
secara ideal akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan banyak
menyia-nyiakan bahan praktek. Divisi industrial melihat hal tersebut adalah
suatu masalah.
2.3 Production
Based Education (PBE)
Production
based education (PBE) adalah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah diatas.
PBE merupakan sebuah system pelatihan yang memadukan antara praktek pelatihan
dengan produksi. Pengertian tersebut sesuai dengan “Good Practices Penyelenggaraan SMK Bertaraf Internasional”, halaman 20,
oleh Tri Rijanto, Dwi Winanto Hadi, dan Relisa:
“Sistem ini memadukan antara praktik dan produksi sebagai bentuk
implementasi link and match sehingga dapat memberikan pengalaman
produksi dan aplikasi serta nilai-nilai kerja bagi pesertadidik.”
dan sesuai dengan slide PBE POLMAN, halaman: 1, Mohammad Nurdin:
“Pendekatan
pendidikan untuk meningkatkan proses pendidikan teknis melalui keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan produksi riil.”
PBE
dikembangkan untuk mengatasi kendala dalam peningkatan kualitas lulusan
pendidikan profesional karena kurangnya kepedulian Industri, kurangnya
kapasitas kewirausahaan dalam menjalankan organisasi pendidikan dan kurangnya
alat pemerintah untuk memulai hubungan antara masyarakat industri dan lembaga
pendidikan.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Pelatihan di Divisi Training PT.ATF
Divisi training PT. ATF
awalnya berasal dari Human Resources Development (HRD), namun seiring dengan perkembangan perusahaan dibentuklah divisi yang
berdiri sendiri. Awalnya PT.ATF membentuk divisi training ini dengan tujuan
untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan OJT (on the job training), dan
seiring dengan perkembangan perusahaan divisi training banyak disibukkan dengan
berbagai macam pelatihan. PT. ATF pada awalnya adalah perusahaan yang bergerak
dibidang pelayanan aviation (penerbangan).
“We are
pleased to introduce ADVANCED TECHNOLOGY FACILITY PT, Register No 101114616882,
a company specialized in providing services and support to the aviation
organization such as provisioning for Aircraft Leasing, Purchase and Rental,
Spare Parts as well as Repair / Overhaul of Fixed and Rotary Wing engines and
accessories to the South East Asia, Asia Pacific, Middle East and the rest of
the world.”
(greeting
profile PT.ATF, 2011. www.advantechno.com)
Divisi training PT.ATF mempunyai
tugas pokok menjadi divisi untuk kebutuhan pelatihan bagi PT. ATF pada
khususnya dan rekanan PT.ATF yang membutuhkan pelatihan pada umumnya. PT.ATF
setelah berhasil di bidang aviation mengembangkan sayap di bidang Industri dan
perdagangan umum, dan membentuk 2 divisi baru yang kami sebut dengan divisi
Industrial dan General trading. Divisi Industrial dan divisi General Trading
inilah yang akhirnya memaksa PT. ATF untuk membentuk divisi pelatihan karena
banyaknya perusahaan yang membutuhkan pelatihan untuk alat-alat yang PT. ATF
jual. Advanced CNC Router merupakan salah satu garapan divisi Industrial yang
banyak memerlukan kerjasama dengan divisi Training.
Advanced CNC Router adalah produk
divisi Industrial yang unik dan membutuhkan banyak kerjasama dengan divisi
Training. Advanced CNC Router ini mempunyai tujuan untuk memfamilierkan CNC
Router untuk mempermudah berbagai macam kegiatan usaha manufacturing. Tujuan
tersebut membuat proyek Advanced CNC Router harus mempunyai layanan after sales
dan layanan system pelatihan yang baik. Tujuan dari layanan pelatihan ini untuk
menghilangkan keraguan dari konsumen Advanced CNC Router tentang kinerja alat
tersebut, selain itu untuk mengenalkan kegunaan dan kelebihan dari Advanced CNC
Router dibandingkan alat lainnya yang lebih kompleks.
Divisi industrial menawarkan
beberapa layanan selain daripada penjualan advanced CNC Router, yaitu:
consultative, training center, dan service. Hal itu sesuai dengan penawaran
brosur Advanced CNC Router di atas. Berikut ini adalah skema cara pembelian
Advanced CNC Router:
Skema
transaksi penjualan Advanced CNC Router
PT. ATF bertanggungjawab terhadap produknya sampai kepada layanan after
sales, termasuk layanan permintaan training. Permintaan training ini ada 2
jenis, yaitu: short training dan technician training. Short training adalah
layanan yang kami berikan kepada pelanggan setelah penjualan yang berupa:
pelatihan instalasi, konfersi gambar, dan penggunaan alat. Technician training
adalah layanan training teknisi dari mulai penggunaan alat sampai kepada
pembuatan gambar dasar.
Training tersebut kami lakukan dengan memanfaatkan orang-orang
berpengalaman dibidang CNC Router. Sebagian besar instructornya adalah karyawan
PT. ATF baik yang merupakan karyawan tetap ataupun freeline, dan jika
diperlukan ada beberapa tenaga ahli dari perusahaan rekanan.
3.2
Pelaksanaan Pelatihan
di Divisi Training PT.ATF
Pelaksanaan
pelatihan di divisi training PT. ATF sangat beragam, sehingga penulis hanya
membatasi pada training Advanced CNC Router. Pelatihan advanced CNC Router ada
2 seperti yang dijelaskan di atas.
Short Training
Short Training adalah pelatihan yang merupakan tanggung
jawab PT. ATF yang merupakan penjual dari alat Advanced CNC Router. Pelatihan
ini dilakukan dengan biaya cuma-cuma dengan batasan sebagai berikut:
-
Pelatihan instalasi alat, adalah
pelatihan kepada customer mengenai pemasangan Advanced CNC Router ke computer
dengan tujuan konsumen dapat melakukannya sendiri.
-
Pelatihan penggunaan alat, adalah
pelatihan bagaimana cara menggunaan advanced CNC router secara maksimal
sehingga customer mengetahui apa saja yang dapat dikerjakan dan apa saja yang
tidak dapat dikerjakan oleh advanced CNC Router.
-
Pelatihan konfersi gambar, adalah
pelatihan yang diberikan kepada customer mengenai bagaimana cara mengkonfersi
gambar yang telah dibuat menjadi perintah kerja (G code) sehingga customer
dapat mengaplikasi penggunaan alat secara maksimal.
Semua pelatihan tersebut dilakukan
gratis dengan syarat dilakukan hanya satu kali pelatihan untuk satukali
pembelian advanced CNC router.
Technician
Training
Technician Training adalah suatu bentuk
pelatihan yang dilaksanakan untuk menghasilkan orang yang terampil menggunakan
Advanced CNC Router dan dapat membuat gambar dasar. Pelatihan ini biasanya
berfokus awal pada penggunaan maksimal Advanced CNC Router, setelah itu
berlanjut kepada pelatihan technician lanjutan. Pelatihan dasar ini hampir sama
dengan pelatihan short training, hanya saja lebih detail dan peserta
diperkenalkan dengan beberapa software untuk menggambar.
Pelatihan technician lanjutan ini lebih
bersifat teknis. Peserta pelatihan harus sudah memiliki kemampuan dasar
penggunaan Advanced CNC Router. Divisi training terkadang harus bekerja sama
dengan beberapa orang berpengalaman, karena tidak semua jenis pelatihan bisa ditangani
oleh instrutur yang ada.
3.3 Analisis SWOT
Pelatihan di Divisi Training PT.ATF
Pengertian analisis SWOT
Tools for Policy Impact: A Handbook for Researchers, Daniel Start dan Ingie Hovland dalam www.smeru.or.id, menyatakan bahwa:
“Analisis
SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan
kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman,
instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang
bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.”
“Analisis SWOT
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.”
“Teknik ini dibuat
oleh Albert Humphrey, yang
memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.[1]”
Analisis SWOT
pelatihan advanced CNC Router
Analisis SWOT
sarana dan prasarana
Internal
External
|
Hanya ATF yang dapat
membuat Advanced CNC
Router
(S)
|
1- Kompetensi calon
teknisi tidak merata
2- Tempat pelatihan belum memadai
(W)
|
W/O Advanced CNC Router dari customers terus meningkat
(O)
|
Meningkatkan
Produksi Advanced CNC Router
(SO
strategies)
|
Melakukan
kerjasama dengan rekanan PT.ATF
(WO
Strategies)
|
Rekanan/
freeline
PT. ATF juga dapat mengerjakan W/O CNC Router
(T) |
Promosi dan meyakinkan customers bahwa PT.ATF yang profesional
(ST
Strategies)
|
Melengkapi
fasilitas produksi dan pelatihan
(WT
Strategies)
|
Analisis SWOT
Instruktur dan Pendukung
Internal
External
|
1.
Mempunyai SDM
yang
kompeten
2.
SDM pada usia
produkif
3.
Aplikasi sistem
PBE yang
mengakar kuat (S)
|
SDM secara umum usianya
tidak merata
(W)
|
1. Ada tantangan/ peluang
pekerjaan baru
2. Peluang insentif baru dari
W/O (O)
|
Mengarahkan SDM untuk melaksanakan PBE
(SO
strategies)
|
Plan secara
berkelanjutan untuk studi lanjut
(WO
Strategies)
|
1. SDM pindah / keluar ATF
2. SDM menuntut kesejahteraan
lebih (T)
|
Penambahan
benefit sesuai dengan income PBE
(ST Strategies)
|
Plan
berkelanjutan studi lanjut dengan kontrak kerja
(WT Strategies)
|
Analisis SWOT
Keuangan dan Pendanaan
Internal
External
|
Mempunyai rencana
pembelanjaan secara berkelanjutan /Komitmen PT. ATF
(S)
|
Dana sangat
tergantung dari penjualan
(W)
|
Biaya operasional produksi bisa turun dan Income
fabrikasi bisa ditingkatkan
(O)
|
Optimalkan
usulan anggaran semaksimal mungkin
(SO strategies)
|
Membentuk
fidusia dengan bank/ lissing (WO Strategies)
|
Konsumen
ingin membeli secara kredit
(T)
|
Belanja
sesuai dengan anggaran dgn sistim kontrol yang baik
(ST Strategies)
|
Lakukan kontrak fidusia dengan bank/
lissing (WT Strategies)
|
Penulis
dapat simpulkan dari analisis SWOT bahwa divisi Industrial dapat bekerjasama
saling menguntungkan dengan divisi Training dan perusahaan training rekanan,
untuk menekan biaya pelatihan atau bahkan mendapat keuntungan. Keuntungan yang
didapat divisi Industrial adalah: produk, tenaga kerja, biaya after sales dapat
ditekan, sistematika pelatihan yang baik.
3.4 Pelaksanaan
Pelatihan dengan System PBE
Pelaksanaan Training Advanced CNC
Router adalah tanggungjawab divisi Industrial kepada konsumen untuk layanan
aftersales. Pelaksanaan training bekerjasama dengan divisi training atau dengan
rekanan PT.ATF, sehingga diperlukan biaya.
Production Based Education (PBE)
dapat memperingan biaya overhead divisi Industrial untuk biaya training. PBE dapat
menghasilkan produk yang dapat dijual untuk memperingan biaya pelatihan. PBE
juga dapat menghasilkan tenaga kerja gratis untuk produksi divisi Industrial
PT.ATF. PBE dapat juga menghasilkan tenaga kerja terampil yang dapat
dimanfaatkan oleh PT. ATF, jika ternyata pada masa pelatihan menunjukkan
kemampuan yang istimewa. PT.ATF juga dapat menyisipkan calon pekerja yang
berada dalam masa percobaan kedalam pelatihan Advanced CNC Router, sehingga
pekerja tersebut mendapatkan kemampuan tambahan secara gratis.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penulis
dapat menyimpulkan bahwa penerapan Production Based Education dapat
menguntungkan bagi PT. ATF. Manfaat yang didapat dari PBE adalah sebagai
berikut:
Keuntungan untuk PT. ATF:
-
Mendapat income tambahan dari 3 divisi, yaitu:
divisi Industrial, Training dan General Trading.
-
Mendapat kesempatan pelatihan gratis untuk para
karyawannya karena dapat disisipkan sebagai peserta training.
-
Mendapat calon karyawan berbakat, jika memang ada
diantara peserta yang mempunyai kemampuan istimewa dapat ditawarkan kontrak
kerja.
Keuntungan untuk divisi Industrial:
-
Mendapat tenaga kerja gratis, karena dengan PBE
divisi industrial dapat mengorderkan proyeknya sebagai bahan pelatihan.
-
Mendapat income dari penjualan hasil PBE.
-
Biaya overhead aftersales dapat dihemat dengan
adanya income tambahan.
-
Tujuan untuk memfamilierkan Advanced CNC Router
dapat terwujud
Keuntungan untuk divisi Training:
-
Mendapat proyek pelatihan yang berkelanjutan
-
Melatih instructor agar lebih professional
-
Mendapat bahan ajar yang dapat dikembangkan dan
sesuai dengan kondisi kekinian
Keuntungan untuk divisi general trading:
-
Dapat mengorderkan beberapa kerjaan produksi dengan
biaya yang murah atau bahkan gratis.
-
Mendapat hasil produksi
-
Mendapat proyek pemasaran produk berkelanjutan yang
tidak dipasarkan oleh divisi lain.
Penulis memperkirakan beberapa dampak negatif yang mungkin timbul, yaitu:
Bagi PT.ATF:
-
Dapat mengganggu bisnis utama (aviation), karena
bermacam hal.
Bagi divisi Industrial dan General Trading:
-
Kualitas produk yang terkadang tidak sesuai
keinginan
Bagi divisi Training:
-
Karyawannya banyak disibukkan dengan order dari
divisi Industrial yang dapat mengganggu waktu untuk order pelatihan lainnya.
4.2 Rekomendasi
Penerapan
PBE di Industri sangat baik untuk dilaksanakan karena banyak sekali keuntungan
yang bisa didapat. Penerapan PBE harus terfokus pada divisi pelatihan.
Penerapan PBE harus ada divisi lain yang mendukung dan membutuhkan jasa
produksi dari divisi training.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Rijanto,
Dwi Winanto Hadi, dan Relisa, 2008. Good
Practices Penyelenggaraan SMK Bertaraf Internasional. Simposium Puslitjaknov
Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas 2008.
Duddy Arisandi Dharmadji, 2007.
Production Base Education. Akademi Teknik Soroako.
Mohammad Nurdin, 2010. Slide PBE. POLMAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar