BUKU
CURRICULUM DEVELOPMENTIN VOCATIONALAND TECHNICAL EUCATION OLEH
CURTIS R. FINCH AND JOHN R. CRUNKILTON
BOSTON, LONDON, SYDNEY: ALLYN AND BACON INC
Disusun
Oleh :
Nama: Didit Yantony
NIM: 1102515
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi riil di tempat kerja sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan bisa langsung dilihat
oleh siswa maupun siswa dapat terlibat langsung di dalamnya. Jika siswa melihat
langsung maka tentu akan memudahkan bagi mereka untuk menangkap pesan yang ada.
Jika siswa terlibat langsung maka hal ini akan membuat siswa mempunyai
pengalaman belajar yang sangat mendalam dan siswa akan dengan mudah menjelaskan
pengalaman tersebut. Demikian halnya jika seorang pengajar yang menjelaskan
suatu proses namun hanya berbicara saja, maka tentu saja siswa tidak akan
tertarik dan siswa juga akan sulit memahaminya. Lain halnya jika pengajar
menjelaskan suatu proses dan hal ini dilakukan pada kondisi aktualnya, maka siswa
akan sangat terbantu sekali dalam memahami proses tersebut karena siswa dapat
melihat langsung proses tersebut.
Aplikasi
kurikulum juga kurang berhasil dengan maksimal manakala tidak didukung oleh
bahan-bahan kurikulum yang memadai. Untuk itu pengembangan kurikulum juga harus
dibarengi dengan pengadaan maupun pengembangan bahan-bahan kurikulum. Pengajar
akan mempunyai banyak kendala dalam mengaplikasikan kurikulum jika tidak
didukung dengan bahan-bahan kurikulum. Tanpa kelengkapan bahan-bahan kurikulum,
proses penyampaian informasi maupun target perubahan perilaku terhadap siswa
juga kurang tercapai dengan maksimal. Di sisi lain, proses pembelajaran juga
kurang menarik dan cenderung membosankan bagi siswa manakala pengajar hanya
bermodalkan dengan berbicara terus tanpa bahan-bahan kurikulum ataupun contoh
konkret di lapangan. Siswa akan bosan, malas dan kurang berminat dengan kondisi
yang harus duduk pasif saja. Pengembangan kurikulum belum dikatakan selesai
manakala tidak dilengkapi dengan bahan-bahan kurikulum. Penyediaan bahan-bahan
kurikulum (curriculum materials)
merupakan salah satu upaya yang menyeluruh dalam pengembangan kurikulum.
Bahan-bahan kurikulum juga perlu diidentifikasi dan dipilih dalam setiap satuan
acara pembelajaran. Pemilihan bahan-bahan kurikulum yang tepat dalam proses
pembelajaran akan sangat mempengaruhi daya tangkap siswa. Hal ini tiada lain
selain bertujuan untuk mempermudah dalam mentransformasi suatu informasi maupun
merubah perilaku peserta didik seperti pada tujuan dari pada proses
pembelajaran. Pemilihan bahan-bahan kurikulum yang tepat akan sangat mendukung
tercapainya sasaran maupun target belajar.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan chapter report ini
adalah:
1. Untuk memahamilebih dalam apa yang dimaksud dengan bahan-bahan
1. Untuk memahamilebih dalam apa yang dimaksud dengan bahan-bahan
kurikulum.
2. Untuk memahamiidentifikasi dan pemilihan
bahan-bahan kurikulum.
3. Untuk mengetahui pengaruh maupun hubungan
bahan-bahan kurikulum
Dengan kurikulum dalam proses pembelajaran.
1.3.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini secara khusus tentu saja
akan menambah ilmu dan wawasan penulis berkenaan dengan pengembangan kurikulum
secara menyeluruh. Di lain pihak, mudah-mudahan makalah ini juga memberikan
manfaat kepada siapa saja yang membaca makalah ini dan makalah ini juga dapat
menjadi salah satu referensi bagi pendidik sebelum melaksanakan proses
pembelajaran.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan chapter report ini terdiri dari Kata Pengantar, Daftar Isi, BAB I
Pendahuluan, BAB II Studi Literatur, BAB III Pembahasan, BAB IV Penutup, dan
Daftar Pustaka.
BAB II
RINGKASAN BAB 8
RINGKASAN BAB 8
(IDENTIFIKASI DAN SELEKSI MATERIAL KURIKULUM)
2.1.
Jenis-jenis Material Kurikulum
Material Kurikulum
adalah sumber-sumber yang apabila digunakan dengan tepat dapat memandu pengajar
dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan terjadinya perubahan perilaku siswa. Banyak
sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai lingkungan belajar mengajar
yang efektif, namun guru harus selektif dalam memilih bahan kurikulum karena
bahan kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam membangun,
melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan
(Walsh, 1976). Material Kurikulum dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori,
dan terdiri dari:
2.1.1. Printed Matter;
Adalah
bahan-bahan kurikulum yang dicetak dan dapat dibaca untuk memberikan pemahaman,
biasanya tercetak dalam tulisan di atas kertas. Bahan-bahan kurikulum yang
masuk dalam kategori ini adalah:
1) Buku manual
2) Buku kerja
3) Pamplet
4) Pedoman belajar
5) Buku referensi
6) Texbook standar
7) Majalah
8) Koran
9) Modul
2.1.2.Audiovisual
materials;
Bahan-bahan
kurikulum yang masuk dalam kategori ini terdiri dari:
1) Gambar
2) Grafik
3) Poster
4) Tape
5) Rekaman
6) Film
7) Transparansi
8) Filmstrips
9) Filmloop
10) Slide seri
11) Rekaman video
2.1.3. Manipulative
Aids
Bahan-bahan kurikulum yang masuk dalam kategori ini adalah:
1) Puzzle
2) Games
3) Models
4) Spesimen
5) Boneka
6) Leraning kits
7) Percobaan
8) Trainers
9) Simulator
2.2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan
kurikulum
Penilaian
bahan kurikulum harus dilakukan dalam urutan yang logis dan terencana. Hal ini
bertujuan agar bahan kurikulum dapat dipilih dengan tepat sehingga proses
pembelajaran dapat terlaksana dengan efisien dan efektif. Hal-hal yang perlu
mendapat perhatian dan pertimbangan dalam memilih bahan kurikulum adalah:
1. Gambaran umum dari bahan
2. Dibaca/digunakan untuk tingkat/kelas
3. Bias
4. Akurasi
5. Kesesuaian
6. Kefasihan verbal dan visual
7. Kegunaan dan fleksibilitasnya
8. Kemudahan dalam penyimpanan
9. Biaya atau harga bahan
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1. Bahan Kurikulum
Gall
(1981) mendefinisikan bahan kurikulum sebagai: Curriculum materials are physical entities, representational in nature,
used to facilitate the learning process. Jadi, menurut Gall bahan kurikulum
adalah sesuatu yang mempunyai sifat fisik, sifat mewakili dan dipergunakan
untuk mempermudah proses belajar.Entity fisek (physical entities) adalah bahan kurikulum itu merupakan objek yang
dapat diobservasi, bukan hanya berupa ide-ide atau konsep. Asosiasi Teknologi
dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication
technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa
media adalah sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Bahan-bahan kurikulum digunakan secara bergantian dengan
istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik
(1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan
hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media
komunikasi. Sementara itu secara implisit difahami bahwa media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Dengan kata lain, bahan-bahan kurikulum adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa untuk
belajar. Di lain pihak, Nasional Education Association memberikan definisi
media sebagai bentuk-bentuk definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan demikian, media
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca. Dengan demikian, tujuan
pengajaran tidak termasuk bahan kurikulum karena ia tak dapat dilihat.
Buku-buku teks dan lain-lain yang sejenis yang merupakan media cetak, film,
program rekama, dan lain-lain adalah contoh-contoh bahan kurikulum yang dapat
diobservasi. Bahan yang bersifat
representational dimaksudkan bahan kurikulum yang dapat menyampaikan sesuatu
yang lain lebih dari sekedar barangnya itu sendiri. Bahan kurikulum yang
representational ini perlu dibedakan dengan sarana kurikulum seperti alat-alat
tulis, model, organisme biologis, dan sebagainya walau yang disebut terakhir
itu juga memberikan fasilitas belajar. Karakteristik
bahan kurikulum yang lain adalah secara sungguh-sungguh memberikan fasilitas
belajar. Jadi, bahan kurikulum tersebut memang secara sengaja dirancang dan
dibuat dengan maksuduntuk mempermudah pengajaran.
3.2.Identifikasi
dan pemilihan bahan-bahan kurikulum
Pengembangan bahan bahan kurikulum (curriculum materials) adalah bagian dari pada proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh. Pengembangan bahan-bahan kurikulum juga sebagai langkah nyata dalam meningkatkan upaya efektifitas pembelajaran. Bahan-bahan kurikulum yang tepat akan sangat mendukung dalam pencapaian target pembelajaran yaitu penyampaian informasi dan lebih jauh lagi yaitu perubahan perilaku peserta didik seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, identifikasi dan pemilihannya perlu dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah ataupun prosedur baku yang disusun dengan baik sebelumnya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam proses identifikasi maupun maupun pemilihan bahan-bahan kurikulum. Jadi tidak sembarang bahan-bahan kurikulum dapat digunakan oleh pengajar dalam proses pembelajaran. Jika penggunaan bahan-bahan kurikulum tidak tepat maka target pembelajaran juga kurang menemui sasaran ataupun target pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan-bahan kurikulum yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi riil dilapangan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan-bahan kurikulum adalah:
Pengembangan bahan bahan kurikulum (curriculum materials) adalah bagian dari pada proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh. Pengembangan bahan-bahan kurikulum juga sebagai langkah nyata dalam meningkatkan upaya efektifitas pembelajaran. Bahan-bahan kurikulum yang tepat akan sangat mendukung dalam pencapaian target pembelajaran yaitu penyampaian informasi dan lebih jauh lagi yaitu perubahan perilaku peserta didik seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, identifikasi dan pemilihannya perlu dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah ataupun prosedur baku yang disusun dengan baik sebelumnya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam proses identifikasi maupun maupun pemilihan bahan-bahan kurikulum. Jadi tidak sembarang bahan-bahan kurikulum dapat digunakan oleh pengajar dalam proses pembelajaran. Jika penggunaan bahan-bahan kurikulum tidak tepat maka target pembelajaran juga kurang menemui sasaran ataupun target pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan-bahan kurikulum yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi riil dilapangan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan-bahan kurikulum adalah:
3.2.1.
Informasi umum
Informasi
umum dalam pemilihan bahan-bahan kurikulum adalah untuk memperoleh pemahaman
atas materi yang dibahas dalam buku yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud
disini diantaranya adalah judul buku, nama penulis buku, identitas penerbit,
tanggal penerbitan, nomor ISBN dan lain-lain.
3.2.2.
Bidang penilaian
Bidang
penilaian bahan-bahan kurikulum dalam hal ini difokuskan pada pengumpulan
informasi tentang keterbacaan (readability), isi buku, cara penyajian dan bagaimana
sarana pembelajarannya. Penilaian keterbacaan dapat dilihat dari bagaimana
siswa secara umum memahami setiap paragraf atau bab yang dipilih untuk dinilai.
Semakin banyak siswa memahaminya maka semakin readability dari bahan tersebut
dan apabila banyak siswa yang tidak dapat memahaminya maka bahan kurikulum
tersebut kurang bahkan tidak mampu dibaca oleh siswa. Keselarasan bahan
kurikulum dengan muatan kurikulum juga perlu diperiksa dalam melihat isi buku/bahan
kurikulum. Bahan-bahan kurikulum juga harus
cukup mutahir atau up to date dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Cara
penyajian buku juga harus mendapat perhatian, seperti penggunaan ilustrasi
maupun contoh-contoh kasus maupun penyelesaiannya. Pemilihan bahan-bahan
kurikulum juga harus disesuaikan dengan bagaimana metode pembelajarannya. Hal
ini bertujuan agar efektifitas dalam pembelajaran dapat tercapai.
3.2.3.
Kekuatan dan keterbatasan
Setiap
bahan-bahan kurikulum mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Hal yang menyebabkan
keterbatasan adalah tidak semua bahan-bahan kurikulum memiliki naskah maupun
isi yang lengkap sehingga diperlukan sumber-sumber lain untuk melengkapinya.
Jika tidak terdapat pada referensi lain maka guru harus proaktif untuk mencari
jalan keluar, misalnya dengan menyusun sendiri kekurangannya berdasarkan
sumber-sumber lain baik yang ada di sekolah maupun yang ada di luar sekolah.
3.2.4.
Rangkuman penilaian
Guru
atau penilai bahan-bahan kurikulum juga harus membuat penilaian bahan-bahan
kurikulum. Berdasarkan penilaian tersebut dibuat rangkumannya yang dapat
dijadikan rekomendasi pemanfaatan sumber-sumber belajar. Semakin banyak yang
direkomendasikan oleh guru atau penilai maka bahan kurikulum tersebut perlu
memperoleh perhatian lebih dan bahkan jika memang memungkinkan harus diadakan
karena banyak direkomendasikan. Pengembangan
bahan kurikulum sebagai bagian pengembangan kurikulum secara keseluruhan pada
umumnya menjadi tugas tim pengembangan kurikulum. Hal itu terutama untuk
memilih, menilai, dan menentukan jenis-jenis bidang studi yang harus diajarkan
pada suatu jenis dan tingkat sekolah, disamping itu juga pokok-pokok bahasan
tiap bidang studi tersebut serta dengan uraian bahan pengajarannya secara garis
besar.
3.3.Pengaruh
dan hubungan bahan-bahan kurikulumdengan kurikulum
dalam proses pembelajaran.
Pemakaian bahan-bahan kurikulum
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan bahan-bahan
kurikulum pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, bahan-bahan kurikulum juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Kondisi riil menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran atau
proses belajar mengajar sering tidak tercapai secara optimal. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran sebagai suatu proses komunikasi sering
dihadapkan kepada bermacam-macam kendala. Diantara kendala tersebut ialah
adanya kecendrungan verbal ketidaksiapan, kurangnya minat, gairah dan
lain-lain. Pemanfaatan bahan-bahan kurikulum dalam proses pembelajaran adalah
merupakan salah satu upaya untuk mengatasi keadaan tersebut, mengingat fungsi bahan-bahan
kurikulum dalam proses pembelajaran, selain sebagai penyaji stimulus juga untuk
meningkatkan keserasian terutama pada siswa pada waktu menerima informasi
maupun pesan-pesan yang disampaikan oleh guru. Disamping itu bahan-bahan
kurikulum juga berfungsi sebagai perantara antara pengajar dengan siswa (warga
belajar) dan dalam hal tertentu bahan-bahan kurikulum berfungsi untuk mengatur
langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik yang positif. Dari
uraian di atas dapat ditarik benang merah bahwa bahan-bahan kurikulum sangat
berpengaruh terhadap hasil dari suatu pembelajaran serta memegang peranan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru atau pengajar
tidak boleh mengabaikan penggunaan bahan-bahan kurikulum agar target
pembelajarn dapat tercapai dengan maksimal dan proses belajar mengajar dapat
dilakukan dengan efektif.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai bahan-bahan kurikulum di atas dapat diambil kesimpulkan agar kita dapat memahami poin-poin penting di dalamnya. Pengembangan bahan-bahan kurikulum merupakan bagian yang takterpisahkan dari proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh, artinya pengembangan kurikulum belum dapat dikatakan selesai apabila bahan-bahan kurikulum belum selesai dikembangkan.Pengembangan bahan-bahan kurikulum juga mencakup pengembangan bahan instruksional di kelas yang dapat dilakukan oleh guru secara individual maupun oleh tim penyeleksi bahan. Banyak sumber daya yang dapat dijadikan sebagai bahan-bahan kurikulum. Bahan-bahan kurikulum tersebut harus diidentifikasi dengan sebaik-baiknya dan dipilih dengan tepat agar dapat selaras dengan kebutuhan proses pembelajaran. Bahan-bahan kurikulum yang menyerupai kondisi riil tentu saja sangat membantu guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Pemilihan bahan-bahan kurikulum yang tepat akan meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. Proses identifikasi dan pemilihan bahan-bahan kurikulum harus dilakukan secara bertahab dan berurutan dengan prosedur baku serta sebaiknya dikerjakan dalam sebuah tim penyeleksi bahan-bahan kurikulum. Penggunaan bahan-bahan kurikulum dalam proses pembelajaran juga mampu meningkatkan motivasi dan menarik minat belajar siswa. Hal ini disebabkan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih bervariasi dan dinamis dengan dukungan bahan-bahan kurikulum yang tepat. Bahan-bahan kurikulum memegang peranan penting dalam proses pembelajaran dan sangat menentukan terhadap sukses tidaknya dari pada target pembelajaran yaitu perubahan perilaku siswa.
Berdasarkan pemaparan mengenai bahan-bahan kurikulum di atas dapat diambil kesimpulkan agar kita dapat memahami poin-poin penting di dalamnya. Pengembangan bahan-bahan kurikulum merupakan bagian yang takterpisahkan dari proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh, artinya pengembangan kurikulum belum dapat dikatakan selesai apabila bahan-bahan kurikulum belum selesai dikembangkan.Pengembangan bahan-bahan kurikulum juga mencakup pengembangan bahan instruksional di kelas yang dapat dilakukan oleh guru secara individual maupun oleh tim penyeleksi bahan. Banyak sumber daya yang dapat dijadikan sebagai bahan-bahan kurikulum. Bahan-bahan kurikulum tersebut harus diidentifikasi dengan sebaik-baiknya dan dipilih dengan tepat agar dapat selaras dengan kebutuhan proses pembelajaran. Bahan-bahan kurikulum yang menyerupai kondisi riil tentu saja sangat membantu guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Pemilihan bahan-bahan kurikulum yang tepat akan meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. Proses identifikasi dan pemilihan bahan-bahan kurikulum harus dilakukan secara bertahab dan berurutan dengan prosedur baku serta sebaiknya dikerjakan dalam sebuah tim penyeleksi bahan-bahan kurikulum. Penggunaan bahan-bahan kurikulum dalam proses pembelajaran juga mampu meningkatkan motivasi dan menarik minat belajar siswa. Hal ini disebabkan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih bervariasi dan dinamis dengan dukungan bahan-bahan kurikulum yang tepat. Bahan-bahan kurikulum memegang peranan penting dalam proses pembelajaran dan sangat menentukan terhadap sukses tidaknya dari pada target pembelajaran yaitu perubahan perilaku siswa.
4.2.
Saran Kurikulum
sebaiknya dikembangkan secara rutin dengan mengikuti prosedur baku yang sudah
disiapkan sebelumnya. Setiap dilakukan program pengembangan kurikulum maka
sebaiknya juga harus ditindaklanjuti juga dengan pengembangkan bahan-bahan
kurikulum. Sinkronisasi antara metoda pembelajaran dan bahan-bahan kurikulum
juga harus mendapat perhatian agar efektifitas pembelajaran dapat tercapai. Guru
harus dapat meluangkan waktu dan berperan aktif dalam mengembangkan bahan-bahan
kurikulum karena guru sebagai pelaksana langsung dan sebagai ujung tombak
suksesnya pendidikan. Identifikasi
dan pemilihan bahan-bahan kurikulum sebaiknya dilakukan secara terencana dan
bertahab serta melalui prosedur baku. Hal ini dimaksudkan agar dalam
identifikasi dan pemilihan bahan-bahan kurikulum mempunyai acuan ataupun
standard operating procedur sehingga pemilihan bahan-bahan kurikulum dapat
dilakukan dengan baik dan menghasilkan bahan-bahan kurikulum yang tepat. Bahan-bahan
kurikulum harus dikelola dengan baik. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan
kurikulum terkontrol kelengkapan jumlahnya maupun terdeteksi keberadaannya
sehingga memudahkan bagi siapa saja yang akan menggunakannya dalam proses
belajar mengajar. Dengan ada yang mengelola diharapkan tidak terjadi pemborosan
dalam pengadaan bahan-bahan kurikulum dan efektif dalam penggunaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Curtis R. Finch and John R. Crunkilton.
(1979) Curriculum Development in Vocational and Technical Education.
Boston, London, Sydney: Allyn and Bacon, Inc.
Reksoatmodjo Tedjo Narsoyo. (2010)
Pengembangan Kurikulum Pendidikan (Pendidikan Teknologi dan Kejuruan). Bandung:
PT. Refika Aditama.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2006).
Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suparman M. Atwi, Andriyani Dewi dan
Mustafa Dina (2001) Buku 2.12 Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum (Modul
Pelatihan Applied Approach). Jakarta: Pusat Antar Universitas.
Debdikbud, 1984,
Kurikulum 1984, Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA), Landasan, Program dan
Pengembangan.
Nurgiantoro, Burhan.
1998. Dasar-Dasar Pengembangan kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE.
http://blog.sunan-ampel.ac.id/taufik/?p=545
http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar