UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Oleh:
NANDA HARIANTO (1103450)
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN-SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik,
dan banyak pula orang menganggur. Pembangunan akan lebih berhasil jika
ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas. Pemerintah sampai saat ini masih sangat terbatas
dalam penyediaan lapangan kerja baru. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan
potensi pembangunan.
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Berdasar hal tersebut dapat diketahui
bahwa lulusan SMK selain mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
industri, lulusan SMK juga mampu bekerja secara mandiri, dalam hal ini
berwirausaha. Akan tetapi menurut Drs. Jorlin Pakpahan, pendidikan kejuruan
masih sangat berorientasi pada penyiapan keahlian untuk mengisi kebutuhan
tenaga kerja pada sektor formal, padahal lapangan kerja yang terbuka luas pada
sektor informal memiliki potensi yang lebih besar untuk menyerap lulusan SMK.
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik
dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran
Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang
terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta
didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi
di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku
wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola
usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri. Akan
tetapi, pada kenyataannya, mata pelajran kewirausahaan lebih banyak memberikan
pengetahuan wirausaha bukan pada bagaimana menumbuhkan keinginan dan kemampuan
wirausaha siswa, karena pada pelaksanaannya mata pelajaran kewirausahaan lebih
banyak teori bukan melakukan kewirausahaan itu sendiri.
Berdasar pada latar belakang yang telah dikemukakan
tersebut, maka penulis mengambil judul upaya menumbuhkan kemampuan berwirausaha
siswa SMK. Pada makalah ini akan diuraikan upaya yang dapat dilakukan agar
menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa, sehingga ketika lulus dari SMK siswa mau
dan mampu untuk berwirausaha.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini dapat dirumuskan masalah,
1.
Apa yang membuat siswa tidak
memiliki kemampuan berwirausaha
2.
Bagaimana menumbuhkan kemampuan
berwirausaha siswa
1.3. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Makalah ini
dibuat untuk menjawab pertanyaan apa yang membuat siswa tidak memiliki
kemampuan berwirausaha, bagaimana menumbuhkan kemampuan berwirausaha siswa.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun dalam empat bab:
1.
Bab I Pendahuluan, berisi mengenai
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, sistematika penulisan.
2.
Bab II Landasan Teori, berisi
mengenai materi yang menunjang dalam menjawab permasalahan pada latar belakang
yang dirumuskan dalam rumusan masalah.
3.
Bab III pembahasan, bab ini berisi
mengenai pembahasan masalah dengan ditunjang serta pandangan penulis tentang
upaya menumbuhkan kemampuan berwirausaha siswa.
4.
Bab IV penutup, bab ini berisi
mengenai kesimpulan dan dan rekomendasi yang akan dihasilakan dari kajian
materi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pembelajaran di SMK yang mengandung muatan normatif,
adaptif dan produktif, mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja
dan pendidikan tinggi. Namun dengan bekal kewirausahaan, peserta didik juga
dipersiapkan untuk menjadi seorang wirausahawan. Jadi, dengan bekal yang
diberikan tersebut lulusan SMK menjadi siap Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha
(BMW).
2.1. PENGERTIAN WIRAUSAHA
Berikut ini digambarkan teori dan definisi wirausaha yang
asal katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Perkembangan teori dan
istilah entrepreneur adalah sebagai berikut:
-
Asal kata entrepreneur berasal
dari bahasa Prancis
-
Abad pertengahan : berarti aktor
atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek produksi berskala besar.
-
Abad 17 diartikan sebagai orang
yang menanggung resiko untung rugi dalam mengadakan kontrak pekerjaan dengan
pemerintah dengan menggunakan fixed price
-
Tahun 1725, Richard Cantillon
menyatakan entrepreneur sebagai orang yang menanggung resiko yang berbeda
dengan orang memberi modal
-
Tahun 1797, Bedeau menyatakan
wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko, yang merencanakan, supervisi,
mengorganisasi dan memiliki
-
Tahun 1803, Jean Baptist Say
menyatakan adanya pemisahan antara keuntungan untuk entrepreneur dan keuntungan
untuk pemilik modal
-
Tahun 1876, francis walker,
membedakan antara orang menyediakan modal dan menerima bunga, dengan orang yang
menerima keuntungan karena keberhasilannya memimpin usaha
-
Tahun 1934, Joseph Schumpeter,
seorang entrepreneur adalah seorang inovator dan mengembangkan teknologi
-
Tahun 1961, David McLelland,
entrepreneur adalah seorang yang energik dan membatasi resiko
-
Tahun 1964 Peter Drucker, seorang
entrepreneur adalah seseorang yang mampu memanfaatkan peluang
-
Tahun 1975, albert Shapero,
seorang yang memiliki inisiatif, mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi, dan
menerima resiko kegagalan
-
Tahun 1980, Karl Vesper, seorang
entrepreneur berbeda dengan seorang ahli ekonomi, psychologist, business
persons, dan politicans
-
Tahun 1983, Gifford Pinchot,
intrapreneur adalah seorang entrepreneur dari dalam organisasi yang sudah ada
atau organisasi yang sedang berjalan. Menurut Husnaini Usman, kepala sekolah
merupakan seorang intrapreneur.
-
Tahun 1985, Robert Hisrich,
entrepreneur adalah merupakan proses mencipyakan sesuatu yang berbeda dengan
mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko
keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan
kepuasan dirinya.
(Sumber: Prof. DR. H.
Buchari Alma, 2010:23)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
wirausaha adalah kemampuan menciptakan sesuatu secara kreatif, inovatif,
terbaik sehingga memiliki nilai tambah yang diharapkan.
Keuntungan menjadi wirausaha adalah terbuka peluang untuk
mencapai kehendak yang dikehendaki sendiri, terbuka peluang untuk
mendomonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh, terbuka
peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal, terbuka
peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit, terbuka
kesempatan menjadi bos.
Kelemahan menjadi wirausaha adalah memperoleh pendapatan
yang tidak pasti dan memikul berbagai resiko, bekerja keras dan jam kerjanya
panjang, kualitas kehidupannya rendah sampai usahanya berhasil, tanggung jawab
sangat besar.
2.2. SIFAT DAN KARAKTER WIRAUSAHA
Pasal 15 UU sistem pendidikan Nasional tahun 2003,
dituliskan bahwa : SMK adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu.
Wirausahawan adalah seorang yang mampu melihat peluang
dan berusaha mendapatkan hasil dan mendefinisikan arti peluang tersebut.
Ciputra, mengidentifikasi tujuh prasyarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil:
1.
Passionate, memiliki keinginan
yang besar dan semangat baja serta percaya diri
2.
Kreatif, menghasilkan suatu produk
dan jasa yang belum ada
3.
Inovatif, memodifikasi produk dan
jasa yang telah ada dengan menambah nilai tambah
4.
Yakin, memiliki kapasitas untuk
memenangkan persaingan secara efektif
5.
Mengetahui cara menghasilkan
barang dan jasa dengan cara paling efisien
6.
Mengetahui cara memanfaatkan
sumber dana dengan perhitungan paling murah dengan resiko paling rendah, namun
tetap menghasilkan barang dan jasa yang paling baik
7.
Siap kerja keras dengan resiko
gagal dan rugi.
(sumber: Endang Sadbudhy,
2011:64)
Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki
seseorang. Karakteristik merupakan sesuatu yang berhubungan dengan watak,
prilaku, tabiat, sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai
kebahagiaan lahir batin. Karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa
ke arah kebenaran, keselamatan, serta menaikan drajat dan martabatnya.
Karakteristik wirausahawan menurut Bygrave (Mulyati, 2010: 8) sebagai berikut:
1.
Dream, seorang wirausahan
mempunyai visi keinginan terhadap masa depan dan bisnisnya serta mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan impiannya
2.
Decisiveness, seorang wirausaha adalah seorang yang tidak
bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan.
Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam
kesuksesan bisnisnya
3.
Doers, seorang wirausaha akan
langsung menindaklanjuti keputusan yang diambilnya, mereka melaksanakan
kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda
kesempatan yang baik dalma bisnisnya
4.
Determination, seorang wirausaha
melakukan kegiatan dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab tinggi dan tidak
mau menyerah walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang berat
5.
Dedication, seorang wirausaha
memiliki dedikasi yang sangat tinggi terhadap bisnisnya, bahkan kadangkala
mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara
6.
Devotion, seorang wirausaha tidak
mengenal lelah dalam melaksanakan pekerjaannya, semua kegiatannya dipusatkan
semata-mata untuk kegiatan bisnisnya
7.
Details, seorang wirausaha sangat
memperhatikan faktor-faktor secara rinci, dia tidak mau mengabaikan
faktor-faktir yang dapat menghambat usahanya
8.
Destiny, seorang wirausaha
bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai, dia merupakan
orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain
9.
Dollars, seorang wirausaha tidak
mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan karena uang. Uang dianggap
sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika ia berhasil dalam
bisnisnya maka ia pantas mendapatkan laba, bonus atau hadiah
10.
Distribute, seorang wirausaha
bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang
kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai
sukses dalam bidang bisnis.
Direktorat PSMK mendelompokan indikator sifat wirausaha
sebagai berikut (: Endang Sadbudhy, 2011:66):
No
|
Komponen Sifat Wirausaha
|
Indikator
|
1
|
Kreatif, inovatif, proaktif
|
Mampu menghasilkan gagasan
dengan cepat atau kreatif, kaya fantasi, terbuka terhadap gagasan baru
|
2
|
Luwes bergaul mengembangkan
dan memelihara hubungan baik
|
Senang membina kenalan
baru, dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan, senang bekerja sama dengan
orang lain, memiliki rasa setia kawan
|
3
|
Berani mengambil resiko
|
Kemampuan untuk mengambil
resiko yang wajar, suka tantangan, dan mau belajar dari kegagalan
|
4
|
Optimistik, ambisi untuk
maju
|
Yakin akan berhasil,
berorientasi masa depan dan tidak cepat puas dalam meraih prestasi terbaik
|
5
|
Mandiri, percaya diri
|
Tidak tergantung kepada
orang atau kelompok lain, menyukai kebebasan dalam mengambil keputusan,
memiliki pandangan independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk
mengambil manfaat hasil
|
6
|
Kepemimpinan
|
Perilaku sebagai pemimpin, mampu
menyelesaikan perbedaan pendapat, menanggapi sara-saran dan kritik, mampu
mengarahkan dan memberi saran
|
7
|
Selalu memperbaiki prestasi
|
Mempergunakan kritik, dan
umpan balik untuk memperbaiki prestasi, mau menambah ilmu pengetahuan
|
8
|
Rajin bekerja, berorientasi
pada tugas dan hasil
|
Seka bekerja keras, tidak
mudah menyerah, dan berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan tepat waktu sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan
|
9
|
Tekun dan bertanggung jawab
|
Tekun dan tabah, terlibat
penuh dalam pekerjaan serta berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan tepat
waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
|
10
|
Tanggap terhadap peluang
|
Tanggap terhadap peluang
dan kesempatan berusaha, mengatur waktu sesuai prioritasnya, mampu
menyelesaikan beberapa hal sekaligus
|
2.3. KREATIVITAS
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan kreativitas
adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. Terdapat beberapa pengertian
kreativitas sebagai berikut (: Endang Sadbudhy, 2011:47):
1.
Kreativitas menurut Clark
Moustatis adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas
dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan
dengan orang lain
2.
Kreativitas menurut Conny R.
Semiawan merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya
dalam penyelesaian masalah
3.
Kreativitas menurut Rogers adalah
kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk
berkembang dan menjadi matang dan mengaktifkan semua kemampuan organisme
4.
Kreativitas menurut David Cambell
adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:
a.
Baru: inovatif, blum ada
sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan
b.
Berguna: lebih enak, lebih
praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan
hasil lebih baik
c.
Dapat dimengerti: hasil yang sama
dapat dimengerti dan dapat dibuat dilain waktu.
Berdasarkan uraian tadi kreativitas adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru, dari yang tidak ada menjadi ada. Sedangkan
inovasi adalah memodifikasi sesuatu dari yang telah ada dengan menambah nilai
jualnya.
Kreativitas tidak timbul secara tiba-tiba, tetapi melalui
proses. Proses kreatif menurut wallas sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan, adalah tahap
pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk menyelesaikan maslaah.
Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran
kemungkinan penyelesaian masalah yang dialami. Persiapan untuk kreativitas itu
kebanyakan dilakukan atas dasar minat
2.
Inkubasi, tahap dieraminya proses
penyelesaian masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalam waktu
yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun)
dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam
tahap ini kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan
teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya
3.
Tahap ilmuminasi, tahap munculnya
inspirasi atau gagasan-gagasan untuk menyelesaikan malsah. Dalam tahap ini muncul
bentuk – bentuk cetusan spontan, seperti dilakukan oleh Kohler dengan kata-kata
“now, I see” yang kira0kira seperti
“oh iya”
4.
Tahap verifikasi adalah tahap
munculnya aktivitas evaluasi terhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai
dicocokan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Kreativitas merupakan sebuah proses yang terjadi di dalam
otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih
inovatif dan variatif.
Menurut David Cambell, ciri-ciri kreativitas ada tiga
kategori:
1.
Ciri-ciri pokok: kunci untuk
melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan
2.
Ciri-ciri yang memungkinkan: mampu
mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah ditemukan tetap hidup
3.
Ciri-ciri sampingan: tidak
langsung berhubungan dengan penciptaan baru atau menjaga agar ide-ide yang
sudah ditemukan tetap hidup dalam dirinya, tetapi sering mempengaruhi
prilakunya.
Ciri-ciri pokok
|
Ciri-ciri yang memungkinkan
|
Ciri-ciri sampingan
|
-
Berfikir dari segala arah
-
Berfikir ke segala arah
-
Fleksibilitas konseptual
(kemampuan secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang
tak jalan)
-
Orisinalitas (kemampuan
melontarkan ide yang asli bahkan mengejutkan)
-
Lebih menyukai kompleksitas
daripada simplisitas
-
Latar belakang hidup yang
merangsang (hidup dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh)
-
Keckapan dalam banyak hal
|
-
Kemampuan untuk bekerja keras
-
Berfikir mandiri
-
Pantang menyerah
-
Mampu berkomunikasi dengan baik
-
Lebih tertarik pada konsep
daripada detail
-
Keingintahuan intelektual
-
Kaya humor dan fantasi
-
Tidak segera menolak ide atau
gagasan baru
-
Arah hidup yang mantap
|
-
Tidak mengambil pusing apa yang
dipikirkan orang lain
-
Kekacauan psikologis
|
Ciri-ciri orang kreatif seperti: mampu menghasilkan
banyak ide dalam waktu singkat, mampu menghubungkan dan menggabungkan ide yang
berbeda menjadi satu kesatuan ide yang utuh, mampu mengembangkan hal yang
sederhana menjadi hal yang lengkap dan sempurna, mampu bekerja secara detail
dan kompleks, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berani mengambil resiko, cepat
tanggap dan mandiri, suka mencari ide-ide yang unik. (Endang Sadbudhy,
2011:56).
Berikut ini petunjuk tentang pola pikir yang mendorong
perkembangan kreativitas:
-
Jangan berfikir bahwa jawaban yang
benar hanya ada satu. Beri kesempatan peserta didik menjawab secara berbeda
atau dengan perspektif yang berbeda
-
Jangan terpaku pada hal-hal yang
raktis saja, biarkan imajinasi berkembang, beri waktu peserta didik berfikir
untuk mengembangkan imajinasinya
-
Jangan berfikir bahwa berbuat
salah itu salah. Kemungkinannya adalah peserta didik harus berbuat salah karena
tidak tahu cara yang seharusnya, tetapi jangan tutup kemungkinan bahwa melalui
suatu kesalahan kadang ditemukan ide kreatif
-
Jangan berfikir humor itu tidak
berguna, karena justru sering pada saat bercanda muncul ide kreatif, bahkan
humor kadang justru muncul kreativitas, karena sesuatu yang kreatif juga
menghibur
-
Jangan mengatakan mereka aneh,
karena setia terobosan kreatif selalu dibilang gila. Sesuatu yang baru tidak
selalu diapresiasi, tetapi sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak lazim.
Namun ketika orang lain teahu manfaatnya, orang baru mengakui bahwa hal
tersebut suatu kreativitas
-
Jangan menyebut peserta didik
tidak punya bakat kreatif, karena ucapan tersebut pantulan pikiran yang
membelenggu diri mereka untuk kreatif. Jadilah guru yang menjadi jendela
kreativitas, dimana peserta didik dapat melihat banyak kemungkinan dalam
mengatasi masalah.
2.4. KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI WIRAUSAHAWAN
Kompetensi perlu
dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan,
kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit
Service mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :
1.
Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang
akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2.
Knowing the basic business management, yaitu
mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha,
mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,
memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha.
Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan
semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3.
Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna
terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,
industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah
hati.
4.
Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup.
Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan
hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu,
cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5.
Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan /
mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6.
Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu
seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.
7.
Managing people, yaitu kemampuan merencanakan,
mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam
menjalankan perusahaan.
8.
Statisfying customer by providing high quality
product, yaitu memberi
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat dan memuaskan.
9.
Knowing How to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara
bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia
harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
10.
Copying with regulation and paper work, yaitu membuat
aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat.
(adesyams.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-motivasi-berwirausaha.html)
2.5. KONDISI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
Pembelajaran kewirausahaan di SMK umumnya dilakukan
dengan metode ceramah, resitasi, dan membaca buku text. Menurut Galbraith
(1967) untuk mempelajari suatu ilmu, seseorang harus cekatan dalam menyimak,
memahami dan mengambil keputusan, agar nantinya lebih mampu bertahan hidup.
Untuk itu, pendidik tidak boleh text-book oriented, sebab menurut biasanya
bercorak generalisasi dan mendorong proses pembelajaran hanya sekedar
menjejalkan ide-ide abstrak, sehingga siswa cenderungmemorizing not
understanding. Suatu pengetahuan akan terserap secara optimal jika
dilakukan dengan sebanar-benarnya
Di samping model pembelajaran kewirausahaan masih text-book oriented, ternyata
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang divariasikan
dengan metode diskusi belum menekankan pada proses berfikir siswa secara
mandiri. Sebab pada umumnya diskusi dilakukan pada kelas besar yang masih
didominasi guru, materi yang dibahas tidak sesuai dengan kontek dan isu-isu
moral yang sedang berkembang dalam masyarakat, terutama yang berhubungan dengan
kewirausahaan. Ada kecenderungan siswa hanyalah sebagai pendengar penjelasan
guru atau hanya sekedar melengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS). Kondisinya menjadi
semakin serius, karena pendidik kurang mengembangkan materi pembelajaran nya
sesuai dengan kebutuhan siswa. Padahal dengan memperhatikan interest siswa,
seorang guru akan dapat mengajar secara efektif.
Pengelolaan proses pembelajaran di sekolah masih
didominasi pada model keseragaman, yang kurang memperhatikan latar belakang
budaya siswa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang didasari oleh
teori “kontruktivistik”, menuntut adanya proses pembelajaran yang menghargai
keberagaman dan pengalaman hidup sehari-hari anak, sehingga memungkinkan dia
untuk mampu mengkontruk konsep atau pengetahuannya sendiri, agar siswa akan
menjadi semakin kreatif dan pandai berinteraksi dengan teman-teman lainnya.
Beberapa kenyataan di atas menjadikan pembelajaran
kewirausaha-an di SMK menjadi kurang menarik. Sebagai akibatnya, muncul
kebosanan dan kejenuhan dari siswa untuk mempelajarinya, karena mereka hanya
diarahkan untuk sekedar menghafalkan saja. Hal tersebut terjadi karena selama
ini materi yang dipelajarinya tidak menyentuh kebutuhan mereka. Atau dengan
kata lain materi yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman mereka
sehari-hari, akhirnya materi trsebut dianggap kurang menantang.
BAB III PEMBAHASAN
MENGENAI UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA SISWA
Siswa SMK memang memiliki banyak keunggulan
dibanding siswa SMA. Perbedaan siswa SMK dan SMA adalah siswa SMK unggul dalam
keterampilan sedangkan siswa SMA unggul dalam teori. Keterampilan yang dimiliki
oleh mereka bisa langsung diaplikasikan setelah lulus. Sedangkan siswa SMA
dituntut agar bisa melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi bila ingin
mengaplikasikan ilmunya. Padahal, modal utama seorang wirausahawan adalah keterampilan.
Mereka biasanya mengawali karir dengan kerja keras diri sendiri dalam waktu
yang relatif. Modal yang semakin berkembang digunakan untuk menambah tenaga dan
memperbesar produksinya, Lambat laun, menjadi sebuah perusahaan yang mempunyai
banyak karyawan dan produksinya berkembang pesat.
Sesuai dengan semboyan Dikmenjur, siswa SMK memang
memiliki potensi untuk menjadi seorang wirausahawan. Namun pada kenyataannya,
siswa SMK hanya dipersiapkan untuk menjadi karyawan di sektor industri,
pariwisata, atau perkantoran. Apa yang
menyebabkan siswa SMK tidak
memiliki kemampuan berwirausaha adalah sebagai berikut:
1.
Kemampuan
berwirausaha guru belum memadai, sehingga belum mampu memberikan contoh yang
konkrit bagaimana melakukan wirausaha, bagaimana menumbuhkan motivasi dan
kreatifitas berwirausaha siswa
2.
Siswa SMK yang telah memiliki
keterampilan tidak diarahkan untuk menjadi seorang wirausahawan tetapi hanya
menjadi seorang pekerja, karena pada pelajaran kewirausahaan tidak dilakukan
praktek bagaimana merencanakan suatu usaha, memulai suatu usaha, mengevaluasi
usaha. Pada pelajaran kewirausahaan cenderung lebih bersifat teoritis, sehingga
siswa tidak memiliki kemampuan untuk memulai suatu usaha, tidak memiliki
kemampuan untuk mencari modal.
3.
Pada kegiatan belajar di
sekolah, siswa tidak dirangsang untuk menumbuhkan kreativitasnya, seperti siswa
tidak diberi keberanian untuk bertanya atau berpendapat karena siswa menganggap
takut jika pendapatnya itu salah, takut ditekan oleh teman-temannya jika
bertanya akan dianggap bodoh, siswa beranggapan bahwa berbuat salah itu salah,
dari hal tersebut proses kreativitas siswa tidak terbentuk, padahal kreativitas
sangat dibutuhkan untuk berwirausaha.
4.
Belum munculnya
motivasi dalam diri siswa untuk melakukan wirausaha, hal ini dipengaruhi oleh
belum adanya rangsangan untuk berwirausaha, menganggap bahwa berwirausaha tidak
akan sukses, takut untuk rugi, cape, budaya di lingkungan masyarakat khususnya orang
tua anak yang beranggapan bahwa setiap orang tua akan bangga jika anaknya menjadi
orang gajian atau pegawai, baik pegawai swasta maupun pegawai negeri.
5.
Keterampilan spesialisasi
siswa rendah, hal ini berarti sseorang siswa SMK belum memiliki kompetensi
keahlian yang profesional untuk memulai suatu usaha sesuai dengan spesialisasinya,
hal ini mengakibatkan rasa tidak percaya diri ketika akan membuka usaha.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan
kemampuan wirausaha siswa SMK:
1.
Dilakukan pelatihan bagi guru-guru
untuk meningkatkan kemampuan, motivasi dalam berwirausaha, sehingga jika
guru-guru telah melaksanakan wirausaha, maka guru dapat memberikan contoh yang
nyata bagaimana menumbuhkan motivasi dan kemampuan berwirausaha, karena guru
sendiri berwirausaha
2.
Pada pelajaran kewirausahaan
dilakukan praktek kewirausahaan, pada kelas X siswa diberikan dasar
berwirausaha, mulai dari menumbuhkan motivasi berwirausaha, dasar
kewirausahaan, membuat rencana usaha, mulai dari apa yang akan dipasarkan,
tempat yang akan dijadikan usaha, harga barang, hal ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kreativitas, kemampuan, motivasi wirausaha. Ketika kelas XI siswa
dapat melaksanakan praktek kewirausahaan dengan rencana yang dibuat dari kelas
X dengan bimbingan dari guru, lama waktu yang dipakai harap diperhitungkan agar
tidak mengganggu pelajaran lain, hasil usaha mereka sebagainya tidak untuk guru
atau sekolah tetapi untuk siswa sendiri agar menumbuhkan keinginan
berwirausaha. Pada kelas XII siswa diajak untuk melakukan analisis mengenai
usaha yang dilakukannya pada kelas XI dengan berpatokan pada rencana usaha pada
kelas X, dari analisis tersebut dapat dijadikan dasar bagi siswa untuk membuka
usaha ketika siswa lulus.
3.
Pada pelajaran lain dapat
diterapkan proses pembelajaran yang menekankan pada peran serta siswa dalam
bertanya, mengemukakan pendapat, tidak memfonis salah ketika siswa melakukan
kesalahan, sehingga proses kreativitas siswa tumbuh. Disamping itu juga dalam
pelajaran berikan tugas akhir yang berupa pembuatan suatu produk hasil karya
siswa itu sendiri yang nantiny ditempilkan dalam suatu pameran ilmiah siswa,
sehingga siswa memiliki motivasi untuk berkreasi.
4.
Bekerja sama dengan pihak ketiga,
dalam hal ini dunis usaha untuk ikut serta dalam kewirausahaan, sehingga selain
bekerjasama dalam memasarkan produk atau membuat produk, pihak ketiga juga
dapat dijadikan model, bagaimana menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa, melihat
peluang pasar, menambah pengalaman siswa karena pengalaman dalam mengelola usaha memberi pengaruh
pada keberhasilan usaha skala kecil.
5.
Mendatangkan
motivator wirausaha untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, bahwa
berwirausaha itu dapat mempunyai keuntungan dalam prosesnya. Berikan pengertian
pada orang tua bahwa dengan berwirausaha selain membantu masyarakat dengan
membuka lowongan pekerjaan baru, siswa juga dapat membuka pekerjaan untuk
dirinya sendiri.
6. Pemerintah sebaiknya memberikan pesangon bagi
siswa SMK yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang wirausahawan. Pesangon tersebut
diharapkan bisa menjadi modal untuk mendirikan sebuah usaha.
7. Diadakan
pelatihan kewirausahaan bagi lulusan SMK, sehingga selain telah memiliki
gambaran ketika sekolah, dengan diadakan pelatihan ini akan memantapkan
kemampuan serta keinginan siswa untuk berwirausaha
8. Melibatkan
siswa untuk berperan aktif di Unit Produksi, Bisnis Center, Teaching Factory,
selain untuk menambah keterampilan kompetensi siswa, keteralibatan siswa dalam
unit produksi,bisnis center, teaching factory juga dapat menambah pengalaman
siswa untuk memasuki dunia usaha dalam hal ini wirausaha, dengan keterlibatan siswa
ini, siswa punya rasa percaya diri dalam keahliannya serta pengalamannya
9. Peran serta
kepala sekolah dalam menjual program serta potensi yang ada, kepala sekolah
bukan hanya berperan dalam bagaimana produk dan jasa ditawarkan, namun
kemampuan kepala sekolah juga dapat mengembangkan tim manajemen dalam
memperoleh peluang kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan unit
bisnis berupa penanaman modal, kerjasama pemasaran, pengembangan produk dan
jasa.
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. KESIMPULAN
1.
Terdapat beberapa sebab yang
menyebabkan siswa tidak memiliki kemampuan dalam berwirausaha seperti proses
pembelajaran kewirausahaan yang lebih banyak teori, kemampuan wirausaha guru
belum memadai, siswa tidak muncul kreativitasnya karena takut dianggap bodoh,
orang tua tidak mendukung siswa dalam berwirausaha, siswa belum memiliki
motivasi dalam wirausaha
2.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan kemampuan wirausaha siswa, guru-guru diberikan pelatihan wirausaha,
merubah proses pembelajaran kewirausahaan agar kemampuan wirausaha siswa
tumbuh, mengundang motivator untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha siswa,
peran serta seluruh komponen sekolah agar menumbuhkan kemampuan wirausaha
siswa.
4.2. REKOMENDASI
1.
Bagi kepala sekolahagar dapat
memaksimalkan peran serta unit bisnis dalam upaya menumbuhkan kemampuan
wirausaha siswa
2.
Bagi guru yang melaksanakan
kewirausahaan lebih baik dilakukan kerjasama antar guru kewirausahaan agar
proses pembelajarannya lebih terencana, usaha yang akan dirintis siswa juga
berjalan lancar
3.
Bagi orang tua mulailah mendukung
siswa dalam melaksanakan wirausaha, karena dapat menghasilkan keuntungan
4.
Bagi siswa, mulailah bertanya,
mengemukakan pendapat karena bertanya dan mengemukakan pendapat merupakan
proses untuk menumbuhkan kreativitas
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Undang-undang
Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
-----------. 2006. Penyelenggaraan
Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf Internasional. Jakarta: Dit PSMK
Rahayu, Endang Sadbudhy,Drs, MBA; I made Nuryata, S.Pd,
M.Pd. 2011. Kewirausahaan di SMK (1).
Jakarta: Bisnis Center SMKN 7 Jakarta.
Alma, Buchari, Prof, Dr. 2010. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Maryati, S.Pd. 2010. Kewirausahaan. Klaten: CV Grafika
Dua Tujuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar