BUKU
Edit by : Curtis R. Finch & John R. Crunkilton
Disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi
kejuruan (KJ 703) yang diampu oleh Prof. Dr. H. As’ari
Djohar, M. Pd
Oleh :
Nelly
Syarifah
1102640
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN UMUM DAN IDENTITAS
CHPATER
1.1 Pendahuluan
Definisi
dari kurikulum secara sederhana adalah sekumpulan mata pelajaran yang harus
dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum
memiliki tujuan untuk mengantarkan peserta didik mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Perkembangan
dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan akan turut serta mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya. Perkembangan dan
perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan
masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman
tersebut. Menurut Oemar Hamalik (2007) mengemukakan bahwa pengembangan
kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar mengasilkan rencana
kurikulum yang luas dan spesifik. Pengembangan kurikulum ini harus mengacu pada
sebuah kerangka umum yang berisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan
keputusan.
Chapter report
ini akan berhubungan dengan tema “pembuatan/pengambilan keputusan”, karena
dalam mengembangakan dan menerapkan kurikulum, seseorang harus membuat
keputusan yang sistematis. Pengambilan keputusan merupakan kunci keberhasilan
dalam proses perencanaan kurikulum, karena dengan pembuat keputusan yang baik
maka kurikulum yang dikembangkan maka akan baik pula. Dapat dilihat saat ini
masalah yang terjadi pada sistem pendidikan adalah pada tingkat perencanaan
kurikulum seperti kurangnya data yang memadai untuk analisis kebutuhan pelajar guru
dan harapan masyarakat luas, dalam pengemabilan keputusan yang baik, maka data-data
tersebut harus dilengkapi sehingga keputusan yang dibuat merupakan keputusan
yang benar-benar.
1.2 Identitas Chapter
Sebagai
bahan referensi dan identitas dari buku yang akan penulis uraikan dalam laporan
chapter ini merupakan salah satu chapter yang ada dalam buku Curriculum Development in Vocational and
Technical Education yang ditulis oleh Curtis R.Finch dan John R.Cumkilton
dan diterbitkan oleh Virginia Politechnic Institute and State University.
Buku
ini terdiri dari 3 bagian yaitu section I:
Planning The Curriculum, Section II: Establishing Curricullum Content, dan section III: Implementing The Curriculum.
Serta terdiri dari 11 Chapter, masing-masing chapter menjelaskan materi yang berkaitan dengan ketiga sectiontersebut, dan setiap bagian
diakhiri dengan summary yang
menyajikan rangkuman materi. Buku ini memberisikan bagiamana rangkaian dalam
membentuk atau mengembangkan kurikulum khususnya dibidang pendidikan teknologi
dan kejuruan. Curtis dan John, menjelaskan bagaimana cara mengembangkan
kurikulum yang dimulai dari perencanaan hingga implementasinya.
Chapter report yang
akan dibahas dalam laporan ini adalah chapter
2 : Making Decision in Planning The Curriculum yang termasuk dalamSection I yaitu Planning The Curriculumpada halaman21. Laporan chapter ini dikaji
sebagai pengembangan pengetahuan penulis dalam memahami bagimana pengembangan
kurikulum dalam pendidikan teknologi dan kejuruan yang merupakan komponen
penting dalam pembelajaran selama ini sehingga diperoleh kurikulum yang efektif
dan efisien.
1.3 Pokok Pembahasan
Setelah
mengidentifikasi buku yang akan dilaporkan ini, maka dapat dirumuskan
permasalahan-permasalah yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam
perencanaan kurikulum. Berikut ini adalah beberapa pokok pembahasan yang akan
dibahas dalam laporan ini.
a. Pengambilan
Keputusan Dalam Pendidikan
b. Nilai
dari Pengambilan Keputusan yang Sistematis
c. Efek
Filosofi Dalam Pengambilan Keputusan
d. Strategi
Pengambilan Keputusan
e. Membuat
Standar dari Pengambilan Keputusan
f. Mengidentifikasi
Jenis Data yang akan dikumpulkan
g. Membuat
Pengambilan Keputusan dalam Kurikulum
1.4 Tujuan
Tujuan umum
penulisan laporan chapter ini adalah
sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Adapun tujuan
khususnya adalah untuk menambah wawasan mahasiswa dalam kajian teoritis
berdasarkan literatur mengenai pengambilan
keputusan dalam perencanaan kurikulum. Pemahaman dalam pembahasan ini,
diharapkan akan meningkatkan daya analisis dan sintetis mahasiswa sehingga
memahami bagaimanaDecision Making in
Planning Curriculum.Selanjutnya pembahasan mengenai rangkuman
ini akan dibahas dalam bab II, yang diakhiri dengan kesimpulan di bab III.
BAB II
DESKRIPSI ISI CHAPTER
MAKING DECISIONS IN PLANNING THE CURRICULUM
Sebelum kurikulum dapat ditawarkan untuk digunakan atau dirancang,
keputusan harus dibuat untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut. Ada banyak
faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan, pada bab dua ini
akan dijelaskan proses pengambilan keputusan dibidang pendidikan dan berfungsi
untuk memperkenalkan pengembangan kurikulum pada proses ini.
Ketika kita dihadapkan pada dua atau tiga pilihan dimana
kita harus memilih salah satunya, maka berbagai pertimbangan muncul dan kita
harus dapa membuat keputusan mana yang akan kita pilih dengan pertimbangan yang
sudah dipikirkan terlebih dahulu, sama halnya dengan pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum adalah proses yang sangat kompleks dan rumit yang
meliputi banyak keputusan. Pengembangan kurikulum diawali dengan perencanaan
kurikulum, proses membangun isi dari kurikulu, dan yang terakhir adalah
pengimplementasian. Pada gambar 2.1 digambarkan bagaimana proses pengembangan
kurikulum.
Gambar 2.1
Proses Pengembangan Kurikulum
Pada
bagian pertama ini khusus menangani planning in curriculum atau
perencanaan kurikulum, sehingga langkah awal yang dilakukan adalah membuat keputusan
berfungsi sebagai dasar untuk membuat isi dari kurikulum. Beberapa keputusan
yang harus dibuat dalam pengembangan kurikulum ini ada mengenai pernyataan
kebijakan, penentuan prioritas, program dan kursus pendidikan pilihan, standar
dan banyak aspek lainnya dari keseluruhan kurikulum. Keputusan akan
mempengaruhi kurikumum terlepas dari tingkat dimana keputusan dibuat.
Pada
bab ini akan dibahas mengenai pengambilan keputusan sebagai bagian integral
dari perencanaa kurikulum. Penekanan khusus pada proses pengambilan keputusan
adalah pengambilan keputusan yang sistematis, efek dari filsafat dan faktor
sociopsychological pada pengambilan keputusan, pembentukan standar untuk
membuat keputusan dan jenis data yang diperlukan untuk membuat keputusan.
2.1 Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan
Faktor
dasar pengambilan keputusan, yaitu perbedaan dan hubungan antara pembuatan
kebijakan dan pengambilan keputusan, keduanya harus diperjelas ditingkat mana
keputusan dibuat dalam suatu sistem pendidikan. Dalam pengambilan keputusan
dalam pendidikan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan diantarannya
adalah :
a.
Pengambilan Kebijakan dan
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
merupakan hal yang memiliki andil terbesar dalam sebuah organisasi dan jantung
setiap keputusan terletak pada masalah dan solusi untuk masalah ini akan
mempunyai efek langsung dan tidak langsung pada kurikulum. Hubungan pengambilan
keputusan untuk pengembangan kurikulum dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
|
Keputusan
Kebijakan
|
Keputusan
Operasional
|
Perumusan tujuan dan
sasaran
|
Penyusunan prosedur
dan strategi
|
Administrasi aplikasi
ke kurikulum
|
Haridemi hari
aplikasi ke kurikulum
|
Timbul
Masalah
Menyebabkan
Situasi
Pengambilan Keputusan
|
Pengaruh Pengembangan
Kurikulum
|
Gambar 2.2Masalah
yang berkembang dapat dipertimbangkan dalam hal pengambilan kebijakan atau
keputusan operasional
Keputusan kebijakan dibagi menjadi dua, yang pertama
keputusan kebijakan yang berfokus pada perumusan tujuan dan sasaran bagi
organisasi pendidikan. Sudut pandang lain adalah dengan memikirkan keputusan
kebijakan sebagai keputusan yang mempengaruhi perencanaan jangka panjang. Keputusan
kebijakan seperti ini sangat berharga dalam memberikan kontribusi untuk
keputusan operasional dalam organisasi.
Keputusan operasional berfungsi untuk menerapkan
kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi. Keputusan pada tingkat ini secara
administratif didasarkan pada keputusan kebijakan yang telah
disetujui.Keputusan kebijakan akan mempengaruhi keputusan operasional, dan
keputusan operasional akan mendukung, mendefinisikan, mengubah, merevisi atau
mengidentifikasi kemungkinan perubahan yang diperlukan dalam pengambilam
kebijakan saat ini.
b.
Siapa yang Membuat
Keputusan
Pembuat
keputusan tergantung pada tingkat mana masalah itu terjadi. Mengacu pada gambar
2.2. keputusan kebijakan berkisar pada permasalahan mengenai sasaran dan tujuan
organisasi dan menetapkan prosedur dan strategi untuk mencapai tujuan,
sedangkan keputusan operasional dibuat pada tingkat operasional. Sehingga dapat
digambarkan siapa yang membuat keputusan pada kedua keputusan itu.
Gambar 2.3.
Pengambil Keputusan
c.
Cara Membuat Keputusan
Sebelum
pengambil keputusan, masalah harus dipecahkan dan dinyatakan dalam istilah yang
jelas dan ringkas. Setelah masalah jelas, maka disusunlah rencana bagaimana
prosedur atau tindakan, yang harus diuraikan sebagai panduan untuk alternatif
yang memungkinkan hingga akhirnya keputusan terakhir
d.
Keputusan yang Tetap
Keputusan yang dibuat
harus memperhatikan dampak pada masa depan dari kurikulum, karena sejauh mana
keputusan itu dapat ditentukan, tergantung pada sejauh mana mereka telah
dilaksanakan. Sehingga ada keputusan yang tidak dapat diulang kembali.
e.
Keputusan Futuristik
Membuat keputusan yang
realistik yaitu keadaan hari ini yang digunakan untuk masa yang akan datang
merupakan hal yang paling sulit dalam pengambilan keputusan dalam pendidikan.
Faktor yang pasti dan tidak pasti harus dapat diprediksi karena akan berdampak
pada pengembangan kurikulum. Namun pengambilan keputusan harus berfikir dalam
kerangka futuristik karena akan berfungsi untuk pengembanga.
2.2
Nilai dari Pengambilan Keputusan yang Sistematis
Pengembangan kurikulum bukanlah hal
yang sederhana, tetapi satu set tugas yang harus sistematis direncanakan,
dilaksanakan dan dianalisis. Perencanaan merupakan hal yang penting untuk pengembangan
kurikulum pada masa kini dan masa yang akan datang. Sehingga apabila
perencanaan disusun secara efektif maka akan menghasilkan kurikulum yang
berkualitas, yang memberikan kesempatan bagi pengembangan siswa. Sedangakan
juka perencanaan tidak disusun secara efektif makan akan menghasilkan hal yang
sebaliknya.
2.3
Efek Filosofi dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam pendidikan sangat berbeda dengan
pengambilan keputusan dalam organisasi lainnya. Dalam organisasi pendidikan
keputusan tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi, tetapi harus
mempertimbangkan filosofi yang dimiliki oleh mereka yang tergabung dalam proses
pendidikan. Namun karena filosofi dari setiap orang yang berbeda maka hal
demikian harus diselesaikan sebelum keputusan pendidikan itu dibuat.
Filsafat siapa yang penting yang perlu diperimbangkan dalam pengambilan
keputusan? Maka jawabannya adalah orang-orang yang berkaitan dengan organisasi
pendidikan itu yaitu siswa, orang tua, guru, administrasi negara dan lembaga
pendidikan nasional, namun yang paling penting adalah filosofi dari para
pengambil keputusan.
2.4
Strategi Pengambilan Keputusan
Strategi merupakan salah
satu aspek yang teramasuk dalam pengambilan keputusan, karena dengan strategi
maka akan mempercepat proses tersebut. Pembuat keputusan harus berusaha untuk
mengembangkan dan menyempurnakan strategi yang digunakan. Beberapa penjabaran strategi
yang dijelaskan dalam buku ini untuk pengambilan keputusan, dapat digambarkan kedalam
tabel berikut ini :
Tabel 2.1
Strategi
Pengambilan Keputusan
NO
|
STRATEGI
|
LANGKAH
YANG DAPAT DITEMPUH
|
1
|
Manajemen By Objective (MBO)
|
a.
Menemukan
tujuan :
b.
Menetapkan
tujuan :
c.
Memvalidasi
Tujuan
d.
Menerapkan
tujuan
e.
Mengontrol
dan Pelaporan status tujuan
|
2
|
Decision
Tree
|
a. Membantu memperjelas alternatif yang adadisetiap
poin keputusan
b. Aspek kunci dari pendekatan pohon keputusan
adalah semua peristiwa (kesempatan/ kemungkinan) harus diidentifikasi dan
konsekuensi dari peristiwa ini diklarifikasi sehingga dapat dipahami oleh semua
yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan
|
3
|
Program Evaluation and Review Technique (PERT)
|
a.
Mengidentifikasi
event/ acara
b.
Peristiwa
ditempatkan secara berurutan pada rangkaian kesatuan
c.
Elemen
waktu diberikan ke setiap acara sebagai tanggal penyelesaian untuk acara itu
d.
Kegiatan
harus diselesaikan setiap peristiwa
e.
Penilaian
acara yang selesai sampai saat ini dan apa yang masih harus diselesaikan
f.
Menyadari
peristiwa, waktu & tujuan akhir kegiatan dilakukan
|
4
|
Probelm
Solving
|
a. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
b. Menganalisis masalah
c. Sesampainya di solusi alternatif apporriate
d. Clarifiying konsekuensi dari alternatif solusi
e. Memilih alternatif solusi terbaik untuk
masalah ini, dan
f. Menganalisis konsekuensi yang sebenarnya yang
timbul dari keputusan
|
2.5
Menetapkan Standar Untuk Pengambilan Keputusan
Penetapan
standar akan membantu dalam pengambilan keputusan, untuk menjamin kualitas dari
keputusan itu sendiri. Dalam memutuskan apakah suatu program atau kurikulum
yang dikembangkan akan bertumu pada Badan pengambil keputusan (Dewan Sekolah,
Dewan Pengawas, atau kelompok lain yang sejenis), namun guru atau perwakilan dari
industri juga memiliki kekuatan yang mempengaruhi standar tersebut.
Standar
harus ditetapkan oleh mereka yang paling mampu mengembangkan kriteria untuk
program kejuruan yang berkualitas. Peran kunci dalam pembentukan standar guru
kejuruan, mahasiswa, pengusaha, karyawan yang di kerja terkait dengan bidang
kejuruan yang sedang dibahas, direksi kejuruan dan supervisor, dan perencana
kurikulum. Standar dikembangkan secara nasional dan diterapkan untuk semua
program negara bagian dan lokal. Standar ditetapkan setelah masalah yang
diidentifikasi dan dewan pengambil keputusan mendefinisikan dan setuju pada
masalah, maka standar harus ditetapkan untuk acuan lebih lanjut dari proses
pengambilan keputusan. Sehingga standar sangat perlu ditetapkan karena akan memberikan
kerangka kerja untuk program kejuruan yang berkualitas
2.6
Mengidentifikasi Jenis Data yang Dikumpulkan
Setelah standar telah ditentukan, berbagai jenis data yang harus
dikumpulkan untuk membantu para pengambil keputusan yang kemudian dapat
diidentifikasi. Sehingga apabila ada 5 standar yang ditentukan maka kita harus
mengidentifikasi data yang diperlukan untuk 5 standar tersebut, caranya adalah
dengan menyelaraskan standar dengan sumber data.
Ada dua data utam dalam pengambilan keputusan yaitu:
¤ Schools-related data (Data yang berkaitan dengan Sekolah)
¤ Community-related data (data yang berkaitan dengan Masyarakat)
2.7
Membuat Keputusan dalam Perencanaan Kurikulum
Dari sudut pandang perencanaan kurikulum, proses pengambilan keputusan
dapat dipandang sebagai beberapa tahapan, yang masing-masing dibangun
berdasarkan orang yang terkait serta melibatkan ahli kurikulum dalam data yang
dibutuhkan dan pengambilan keputusan untuk kegiatan. Proses membuat keputusan
dapat digambarkan seperti gambar berikut:
Mendefinisikan masalah dan menjelaskan alternatrif
|
Menetapkan standar untuk setiap alternatif
|
Mengumpulkan data school related yang sejalan
dengan standar
|
Mengumpulkan data community related yang sejalan
dengan standar
|
Menganalisis data
|
Menentukan
alternativ yang didukung oleh data
|
Gambar 2.4 Membuat
Keputusan Dalam Perencanaan Kurikulum
Tahap-1 mendefinisikan masalah dan
menjelaskan alternatif
Pada tahap ini, langkah penting
adalah mendefinisikan masalah yang dihadapi. Setelah masalah telah didefinisikan
dan disepakati, maka solusi alternatif yang mungkin dapat diidentifikasi dan
dijelaskan.
Tahap-2 menetapkan standar untuk
setiap alternatif
Setelah alternatif dijelaskan,
tahap 2 memungkinkan untuk pembentukan standar untuk setiap alternatif. Standar
membantu pengambil keputusan untuk menentukan apakah alternatif yang
dipertimbangkan harus ditawarkan dan jika sumber daya yang diperlukan tersedia. Standar juga
membantu perencana kurikulum dalam pembentukan dan pengendalian kualitas
program pendidikan kejuruan dan teknis
Tahap-3 mengumpulkan data
terkait sekolah dan masyarakat terkait menyelaraskan dengan standar
Data sekarang dapat diidentifikasi
dan dikumpulkan untuk setiap alternatif dalam tahap ke 3. Data yang perlu dikumpulkan dari
sekolah dan masyarakat.
Tahap-4 menganalisa data
Pada stadium 4, perencana kurikulum
obyektif harus menganalisis semua data untuk standar yang ditetapkan. Tahap ini
melibatkan perakitan, meringkas, menganalisis, dan menyiapkan data dalam bentuk
yang dapat digunakan saat pengambilan keputusan. Segala
sesuatu mungkin dapat terjadi pada tahap ini, seperti menambahan data yang
harus didapatkan lagi,
sehingga ketentuan harus dibuat untuk mengumpulkan data ini sebelum semua data
dapat lengkap dan benar dianalisis. Proses ini ditandai dengan garis
putus-putus dari tahap 4 ke tahap 3.
Tahap-5 Memutuskan
alternatif yang dapat mendukung pada data
Tahap 5 merupakan langkah terakhir
dalam proses pengambilan keputusan. Pada
tahap ini alternatif tidak selalu layak untuk diambil menjadi keputusan oleh
karenanya jika alternatif itu tidak layak untuk mengambilan keputusn, maka
proses ini akan berulang seperti yang digambarkan garis putu-putus dari tahap 5
ketahap 1.
BAB III
PEMBAHASAN
Sebagaimana
yang telah dijelaskan pada uraian deskripsi isi chapter 2 mengenai Decision Making in
Planning Curriculumdimana
dipaparkan bagaimana pengambil satu keputusan dalam pendidikan, strategi
pengambilan keputusan, standar untuk membuat keputusan, identifikasi jenis data
yang akan dikumpulkan dan terkahir adalah membuat keputusan dalam perencanaan
kurikulum. Pengambilan keputusan dalam perencanaan
kurikulum, merupakan tahapan paling awal sebelum tahap pengembangan kurikulum
selanjutnya. Perencanaan kurikulum menurut Beane (1996) dalam Oemar Hamalik
(2009) adalah :
Curriculum
planning is a process in which participants at many levels make decisions about
waht the purpose of learning aought to be, how those purpose might be carried
out through teaching-learning situations, and whether the purpose and means are
both appropriate and effective.(Beane, 1996)
Pendapat
Beane mengenai perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam
banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan
tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan
kebermaknaan metode tersebut. Tanpa perencanaan kurikulum yang tepat, maka
tujuan tersebut tidak akan tercapai dan pengembangan kurikulum yang
diharapkanpun tidak akan efektif.
Sebelum
pada tahap pengembangan kurikulum, perencanaan kurikulum harus di harus
direncanakan sebaik-baiknya terlebih yang paling awal yang harus dilakukan
adalah pengambilan keputusan. Keputusan menurut Athifah (2010) adalah suatu
reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan
cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama
konsekuensinya. Menurut pendapat lainnya keputusan adalah suatu pilihan yang
dibuat diantara satu atau lebih alternatif yang tersedia, pemilihan alternatif
terbaik untuk mencapai tujuan. Menurut kamus Bahasa Indonesia Online (2012),
keputusan adalah perihal yang berkaitan dengan putusan, atau putusan yang telah
ditetapkan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dsb.)
Pengambilan
keputusan merupakan suatu pijakan yang dimaksudkan agar kurikulum yang dibuat
dapat menuntun pada pencapaian tujuan yang diharapkan baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Seperti yang telah dipaparkan Finch dan Crunkilton membagi
pengambilan keputusan dalam pendidikan kedalam dua daerah yaitu keputusan
kebijakan dan keputusan operasional atau dengan kata lain, keputusan kebijakan
ini merupakan keputusan dengan cakupan yang lebih luas dari keputusan
operasional, sedangakan keputusan operasional merupakan keputusan yang
melaksanakan keputusan kebijakan. Dan lahirnya keputusan ini, diawali dengan
adanya masalah.
Masalah
yang merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, dalam pengambilan
keputusan menjadi langkah awal yang harus dilakukan yakni mendefiniskan
masalah, karena masalah merupakan jantung dalam pengambilan keputusan. Jika
masalah telah terdefinisi dengan baik sehingga lingkungan pengambil keputusan
memahaminya, maka hal selanjutnya adalah mementukan standar sebgai alat bantu
pengambilan keputusan dan menentukan apakah alternatif standar yang ditentukan.
Standar juga membantu perencana kurikulum dalam membentuk dan mengendalikan
kualitas program, khususnya program keahliah teknologi dan kejuruan. Langkah
selanjutnya setelah menetapkan standar adalah mengumpulkan data yang terkait
dalam perencanaan kurikulum.
Pengumpulan
data, yang dilakukan menurut Curtis dan Crunkliton dibagi menjadi dua yaitu
data yang terkait sekolah dan data yang terkait dengan masyarakat. Pengumpulan
data yang mendukung untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan kurikulum
harus dikumpulkan dan diidentifikasi apakah memang sesuai dengan yang dibutuhkan.Diagram
alir, pengambilan keputusan dalam perencanan pendidikan, seperti yang
dipaparkan oleh Crutis dan Cuklton sejalan dengan pemikiran teori Tyler (1950),
Henrick (1950), Edward King (1950,1957) dan Robert Harnack (1986), yang membuat
kerangka kerja perencanaan kurikulum seperti yang terlihat pada gambar 3.1
Dapat
terlihat dari gambar 3.1 sebelum melakukan perencanaan kurikulum, keputusan
akan mempengaruhi sebagian besar perencanaan kurikulum, karena data yang
dikumpulkan memberikan kontribusi dalam perencanaan kurikulum. Karena data-data
yang dikumpulkan akan terkait dengan data sekolah dan masyarakat yang
seyogyanya termasuk dalam faktor pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dari
hasil diskusi kelas berkenaan dengan pengambilan keputusan, salah satu contoh
penerapannya dapat diaplikasikan pada saat akan menentukan berapa banyak SKS
yang diambil oleh mahasiswa tingat Strata-1 (S1), itu tidaklah mudah, sehingga
pengambilan keputusan merupakan hal yang paling penting. Solusi untuk contoh
kasus tersebut adalah mengumpulkan data baik data eksternal dan internal. Untuk
data internal dapat dilihat para lulusannya apakah jumlah lulusannya banyak
atau sedikit?, mengapa banyak? Mengapa sedikit? Lulusannya bekerja dibidangnnya
atau tidak, kemudian bisa dilihat jumlahnya berapa banyak yang bekerja dan
tidak?. Data-data yang diberikan ini kemudian dianalisis dan memberikan masukan
dalam kurikulum.
Menurut
pendapat As’ari Djohar (2012) dalam diskusi kelas menyebutkan bahwa
“...kebanyakan orang menyebut bahwa kurikulum itu adalah keputusan”. Sehingga
kurikulum dan pengambilan keputusan merupakan satu hal yang tidak dapat
dipisahkan, saling terkait, baik pengambilan keputusan itu untuk pada kurikulum
berbasis potensi akdemis, kurikulum berbasis kompetensi ataupun kurikulum
berbasis humanistik.
BAB
IV
PENUTUP
Dari pemaparan deskripsi isi chpater dari buku Curriculum
Development in Vocational and Technical Education yang ditulis oleh Curtis R. Finch dan John R
Crunkilton, pengambilan keputusan merupakan tahap awal
yang penting. Perencanaan kurikulum yang efektif dan proses pengambilan
keputusan merupakan kunci bagi keberhasilan program pendidikan, tidak
terkecuali progam pendidikan teknologi dan kejuruan. Masalah mengenai kurikulum
yang telah terditeksi dan dapat didefiniskan merupakan satu titik tolak untuk
membuat standar alternatif untuk memecahkan masalah tersebut, dan pengumpulan
data yang mendukung untuk dibuatkan keputusannya. Ini merupakan tahap pengambilan keputusan yang
dikemukakan dalam chapter tersebut.
Berikut dipaparkan beberapa kesimpulan
yang dapat diperoleh dari pemaparan chapter report :
·
Pengambilan
keputusan dalam pendidikan melibat keputusan kebijakan dan keputusan
operasional. Keputusan kebijakan berkaitan dengan tujuan dan langkah-langkah
untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan keputusan operasional berurusan
dengan manajemen dari kurikulum yang disetujui. Kedua keputusan ini akan
memiliki pengaruh langsung apakah kurikulum akan berhasil.
·
Sistematikan perencanaan
kurikulum, yang memiliki nilai.
·
Pengaruh dari filsafat dan
faktor sociophsyicological ketika mengambil keputusan
·
Menentukan standar yang
dapat didukung oleh data yang terkait dengan sekolah dan masyarakat
Pentingnya
pengambilan keputusan dalam perencanaan kurikulum pendidikan tidak bisa terlalu
dipaksakan. Setelah dipaparkan mengenai langkah-langkah pengambilan keputusan
dibidang pendidikan, keputusan final akan bersandar pada penilaian manusia.
Penilaian ini harus dilakukan oleh anggota masyarakat yang merupakan perwakilan
dari mayarakat itu sendiri juga sekolah. Dengan perkembangan IPTEK juga
perkembangan masyarakta, mudah-mudahan data yang diberikan untuk pembuat
keputusan ini juga menjadi lebih canggih dan akan mewakili tingkat yang lebih
tingga dan lebih objektif.
DAFTAR PUSTAKA
_________. (2011). Kamus Bahasa
Indonesia Online. [Online]. Tersedia: http://kamusbahasaindonesia.org/hakiki#ixzz1cyRyoCj3. (Maret 2012)
Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-dasar Pengmebangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suknadinata, Nana S. 2006). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Bowo, Arief. (2008). Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan.
[Online].
Finch, Curtis R dan
Crunnkilton, John R.(1979).Curriculum
Development in Vocational and Technologi Education. Boston: Ally and Bacon
BERITA ACARA
Hari/
Tanggal : Kamis, 1 Maret 2012
Acara : Presentasi Chapter
Report
Isi :
1.
Presentasi
Laporan Chapter 2, 3 dan 4 dari buku Curriculum
Development in Vocational and Technical Education karya Curtis R.Finch dan
John R Crunkilton.
2.
Presentasi
-
Chapter
2 : Nelly Syarifah
-
Chapter
3 : Deden Bhakti I
-
Chapter
4 : Sri Windarwati
3.
Sesi
Tanya Jawab :
a)
Dedi
Purwadi
- Keputusan dalam kurikulum sesuai perkembangan
zaman, sampai titik apakah kurikulum dapat diganti?
b)
Mauren
Gitta M
- Fungsi data/ penelusuran lulusan terhadap
pengembangan kurikulum?
c)
Didit
Yantoni
- Keputusan diputuskan oleh team atau seseorang?
- Apa yang dimaksud dengan kolekting data internal?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar