Selasa, 24 Januari 2012

Meningkatkan Kerjasama SMK dengan Industri


Saat ini SMK dipandang sebagai pendidikan yang paling sesuai untuk menghadapi tantangan globalisasi yang diharapkan mampu menjadi kunci kemenangan dalam kompetisi di era global khususnya dalam memberdayakan SDM.  Transformasi global menuju ekonomi berbasis pengetahuan, mendorong terjadinya peningkatan tuntutan kualitas pengembangan manusia sebagai sumber daya, kompetisi internasional dan regional  di berbagai belahan dunia (Cheng, 2005). Secara struktural SMK adalah sistem persekolahan yang dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah bukan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dunia usaha dan dunia industri (Dedi Supriadi, 2002).
Era baru dalam pendidikan kejuruan ditandai dengan tanggapan yang positif dari berbagai pihak yang terkait seperti industry, perdagangan dan masyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Program system ganda merupakan program pendidikan yang antisipatif terhadap perkembangan kebutuhan tenaga kerja professional yang mampu bersaing dalam era global. Namun pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala, salah satu diantaranya adalah sulitnya menjalin kerja sama dengan DuDi. Ketidak jelasan link and match antara apa yang dilakukan di sekolah dengan apa yang diharapkan di dunia kerja, adalah salah satu penghambat dalan menjalin kemitraan antara SMK dengan industry. Banyak upaya yang dilakukan untuk mendekatkan antara dunia pendidikan dan dunia kerja, dan relevansi menjadi kunci utama dalam konteks tersebut.

Guna menghadapi tantangan tersebut, dalam dunia SMK terdapat satu model pembelajaran yang dikenal dengan sebutan WBL (Work Based Learning). Munculnya WBL adalah karena terjadinya ketidak jelasan link and match antara apa yang dipelajari di SMK dengan apa yang diharapkan di dunia kerja. Menurut David Boud (2003:48) dalam Isma Widiati (2010:46) hubungan antara mitra DuDi dengan institusi pendidikan secara khusus untuk membangun dan membantu pembelajaran. Hubungan ini diperlukan untuk memungkinkan membangun infrastruktur dalam membangun pembelajaran. WBL dapat terjadi jika pembelajaran dilakukan ditempat kerja dan pembelajaran dilaksanakan dalam kondisi yang cukup kondusif. Disamping itu proyek pelaksanaan pembelajaran dijalankan dengan bentuk kerjasama sesuai dengan apa yang dibutuhkan ditempat kerja, hal ini dikarenakan WBL memerlukan rancangan pembelajaran secara individual yang dirancangan dalam beberapa tahun dan pembelajaran diorientasikan agar siswa menjadi siap untuk memiliki pengalaman belajar keterampilan dan siap untuk bekerja. Oleh karena itu melalui WBL hubungan dapat terjalin dengan merancang MOU antara institusi pendidikan dan perusahaan. Perjanjian tersebut berkaitan dengan jumlah siswa yang akan dilibatkan, lamanya program tersebut akan dijalankan, bagaimana WBL dapat dilaksanakan sesuai kemampuan perusahaan, dan sebagainya.
Dalam WBL learning project yang dilakukan ditempat kerja, memberikan tantangan untuk memenuhi kebutuhan siswa di masa yang akan dating, dan perusahaan itu sendiri. Pembelajaran tidak dirancang untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa saja tetapi dapat memberikan suatu yang berbeda bagi perusahaan. Proyek tersebut tidak hanya untuk memberikan kontibusi pada perusahaan saja, namun untuk membuat suatu langkah nyata dalam mengerjakan projek tersebut dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Proyek ini tidak hanya memungkinkan manager atau supervisor melihat keikut sertaan aktivitas siswa namun proyek ini memberikan kontribusi nyata pada perusahaan.
Berbicara tentang SMK tidak terlepas dari pendidikan dan pelatihan,  karena pelatihan adalah bagian dari SMK, yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Prioritas pembangunan pendidikan kejuruan kedepan diarahkan pada peningkatan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan, dan salah satu kebijakan implementasi dalam pendidikan mutu pendidikan menengah kejuruan adalah dengan menyelenggarakan program pelatihan PTK yang salah satunya dapat berupa career center. Pengembangan peran SMK sebagai career center ini secara sinerhi dapat mendorong peningkataan mutu layanan pendidikan, khususnya dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kerjasama dengan DuDi.

Sumber bacaan:
Widiaty, Isma. (2010). Modul Mata Kuliah Kajian Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. UPI-Bandung.
Jurnal:
Sudira, Putu. Nilai  Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan  Nilai Berkarakter  Industri Di SMK. Yogyakarta.
Arifin, Zainal. (2010). Kerjasama Kemitraan SMK dengan Dunia Usaha sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Mutu  dan Relevansi Pendidikan SMK. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar