Sabtu, 16 Juni 2012

UPAYA LPTK-PTK DALAM MEMPERSIAPKAN CALON GURU RSBI


 A.    PENDAHULUAN
Lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak secara cepat beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern. Berdasarkan hasil catatan Kepala Dinas Tenaga Kerja sampai Desember 2006, sebanyak 22.220 sarjana dan S2 di DIY menganggur atau berstatus pengangguran. Tantangan tenaga kerja ke depan juga semakin tinggi. Oleh karenanya tenaga kerja harus memiliki kompetensi ganda (multiskill), inovasi mengakses informasi (hitech), dan mempunyai kondisi prima (Kompas, 28 Juli 2007). Sementara upaya menjaga relevansi antara pendidikan dan industri seharusnya jangan hanya dimaknai dengan mentransfer materi atau ketrampilan khas yang dibutuhkan dunia industri ke lembaga pendidikan. Justru yang dibutuhkan oleh industri ialah orang-orang yang mempunyai kemampuan berpikir, berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan bekerja dalam tim (Kompas, 3 November 2007).

 Pendidikan kejuruan merupakan satuan pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri, yakni berorientasi pada perkembangan tuntutan lapangan kerja. Dengan demikian, dalam implementasi proses pembelajarannya tidak seperti kebanyakan yang terjadi pada sekolah pada umumnya. Tuntutan relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja dalam arti luas mengisyaratkan perlu dikuasainya sejumlah kompetensi yang dapat didemonstrasikan saat bekerja. Keadaan tersebut menjadikan diperlukannya perubahan tatanan kurikulum yang menekankan pada strategi implementasi kurikulum yang lebih berorientasi pada aktivitas subyek belajar (student-centred) . Proses pembelajaran selama ini sebagian besar masih menekankan pada hasil belajar yang berorientasi pada recall sampai ability. Sementara yang mengarah pada kompetensi kerja masih belum menjadi kebijakan.
Pada era teknologi seperti sekarang ini siswa dituntut untuk bisa mandiri. Banyak siswa yang berprestasi sehingga sangat dibutuhkan calon pendidik yang berkualitas dan berkompeten pada bidangnya. Sehingga bisa mendidik siswa dengan lebih maksimal. Bagi siswa yang berprestasi diperlukan wadah untuk memaksimalkan ilmu yang didapat dan kemampuannya. salah satu wadah bagi siswa berprestasi yaitu dengan adanya RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya serta mampu mengembangkan budaya dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian Standar International. Diistilahkan RSBI adalah SSN (Sekolah Standar Nasional) yang dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dalam sekolah tersebut dianjurkan supaya guru dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa inggris atau dua bahasa (inggris dan indonesia), sehingga guru harus mampu untuk berkomunikasi dalam bahasa inggris. Tidak menutup kemungkinan juga menggunakan bahasa internasional lainnya, seperti bahasa mandarin dan bahasa prancis Masih sedikit guru di Indonesia terutama pada mata pelajaran produktif yang mampu dan lancar berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Hal itu membutuhkan pengetahuan dan pembelajaran yang baru juga bagi guru/ calon guru. Bagaimana upaya LPTK-PTK mempersiapkan calon guru SMK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)?

B.     PEMBAHASAN
Pihak akademi atau perguruan tinggi harus terus berusaha untuk meningkatkan mutu lulusannya, supaya tercipta calon guru yang berkualitas baik. Sesungguhnya, strategi peningkatan kualitas guru berpijak pada dua hal. Pertama, proses-proses perkuliahan di LPTK sengaja menggembleng calon guru agar kelak sepenuhnya mampu mengeksplorasi potensi orang per orang kalangan siswa dalam bidang keilmuan, teknologi, seni dan keterampilan. Dalam konteks ini, penguasaan terhadap seluk-beluk didaktika diletakkan sebagai aspek fundamental untuk mendeteksi kompetensi individual setiap siswa. Kedua, calon-calon guru yang tengah digembleng dalam LPTK ditradisikan responsif terhadap perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan. Sejalan dengan ledakan informasi dan komunikasi kini, ilmu pengetahuan bergerak maju secara kuantum, dan calon-calon guru dibiasakan berdiri di garda depan menangkap perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan.  
Berbagai upaya untuk mempersiapkan calon guru SMK RSBI salah satunya melalui penggunaan bilingual dalam proses pembelajaran, peningkatan penggunaan teknologi informasi, penganeka ragaman metode pembelajaran dan perubahan pada diri pendidik itu sendiri. Upaya- upaya untuk mempersiapkan calon guru SMK RSBI antara lain :
1.      Peranan Pendidikan dalam menyiapkan lulusan
Kompetensi mahasiswa akan terbentuk dan berkembang melalui proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan dan metode yang berpusat pada mahasiswa (student-centred, learning-oriented). Pembelajaran ini akan memberikan pengalaman belajar yang menantang dan sekaligus menyenangkan. Mahasiswa diharapkan terbiasa menggunakan pendekatan mendalam dan pendekatan strategis dalam belajar, bukan sekedar belajar mengingat informasi atau belajar untuk lulus saja.
Pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh dosen dalam rangka pembentukan kompetensi adalah interaksi yang memungkinkan mahasiswa mampu membangun pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui berbagai transformasi pengalaman belajar. Terkait dengan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa maka pengembangan kurikulum program studi pendidikan kejuruan di LPTK perlu berorientasi pada dunia kerja.
UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menekankan otonomi satuan pendidikan, kurikulum berbasis kompetensi dan pergeseran paradigma dari pengajaran menjadi pembelajaran (Kompas, 26 Juli 2007). Adanya perubahan paradigma dari pengajaran menjadi pembelajaran tersebut menuntut pola pembelajaran yang lebih inovatif, mengutamakan peningkatan potensi subyek belajar, fasilitas belajar, serta sarana dan prasarana.
Pembentukan kompetensi mahasiswa merupakan proses pendidikan yang memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak antara lain, keluarga, sekolah/kampus, dunia kerja/industri, pemerintah dan asosiasi profesi. Untuk itu diperlukan adanya jaringan kerja sama/kemitraan antara LPTK dengan semua unsur tersebut. Kemitraan industri sangat diperlukan sebagai wahana pengenalan terhadap dunia kerja, standar kerja dan perkembangan teknologi mutakhir.
Tuntutan kualitas lulusan pendidikan dewasa ini mengarah pada penguasaan kompetensi baik akademik maupun profesional. Tekanan dari masyarakat ataupun dunia kerja telah mengundang berbagai respon system pendidikan antara lain dengan pencanangan kurikulum berbasis kompetensi yang diikuti berbagai perangkat standar yang berlaku baik pada skala nasional maupun internasional. Kebijakan tersebut tentunya membawa konsekuensi pada penyiapan perangkat pendukung mulai dari formulasi konsep pembenahan kurikulum, penataran guru/dosen, sistem pembelajaran maupun tolok ukur keberhasilan.
2.      Kemampuan Berbahasa Inggris
Dalam sekolah bertaraf internasional diharuskan bagi guru untuk menggunakan bahasa inggris dalam proses pembelajarannya. Maka untuk mempersiapkan mahasiswa atau calon guru SMK yang berkualitas, perguruan tinggi harus memberikan bekal kemampuan berbahasa inggris. Upaya – upaya yang bisa dilakukan dalam meningkatkan kualitas berbaha inggris bagi calon guru SMK adalah:
a.       Melalui kegiatan English Club, yaitu sebuah program yang menampung mahasiswa untuk mendalami bahasa inggris melalui pertemuan-pertemuan rutin yang diadakan pada setiap minggunya. Setiap pertemuan akan membahas tentang topik yang berbeda. Mulai dari percakapan dalam bahasa inggris, bercerita dan membahas masalah kehidupan sehari- hari setiap anggotanya dengan menggunakan bahasa inggris.
b.      Bahan ajar menggunakan bahasa inggris. Dosen dapat membiasakan mahasiswanya berbahasa inggris dengan memberikan bahan ajar menggunakan bahasa inggris pula. Hal itu dimaksudkan supaya mahasiswa tidak canggung lagi menggunakan bahasa inggris, seperti buku penunjang, diktat, slide presentasi, dan lainnya.
c.       Menggunakan bahasa inggris untuk beberapa produk atau benda, misalnya saja dalam pembelajaran Tata Boga, dosen sebaiknya terbiasa menyebutkan nama bahan makanan, peralatan dan perlengkapan dapur dengan menggunakan istilah inggrisnya, sehingga mahasiswa akan terbiasa dengan kata-kata asing dan tidak mengalami kesulitan dalam membaca resep dalam bahasa asing.
d.      Pemberian tugas berbahasa inggris. Untuk meningkatkan kelancaran mahasiswa atau calon guru dalam berbahasa inggris juga didorong dengan pemberian tugas dari dosen pada tiap-tiap mata kuliah yang harus dikerjakan menggunakan bahasa inggris atau mahasiswa belajar untuk menterjemahkan mete kuliah yag disampaikan menggunakan bahasa inggris. Misalnya saja tugas berupa chapter report atau book report.
e.       Mikro Teaching atau simulasi proses pembelajaran di kelas dalam kelas yang kecil, untuk mempersiapkan mahasiswa atau calon guru bagi sekolah RSBI maka dari awal mahasiswa harus dididik menggunakan bahasa inggris. Saat mikro teaching dalam menyampaikan pelajaran mereka harus menggunakan bahasa inggris, teknik penyampaiannya pun harus menarik sehingga siswa yang mengikuti pelajaran mudah untuk mengerti.
f.       Penerapan TOEFL. Bagi mahasiswa yang akan yudisium diwajibkan untuk mengikuti tes Toefl, dengan nilai minimum 400-450. Syarat tersebut merupakan syarat kelulusan yang mutlak. Jika mahasiswa skor toeflnya kurang dari nilai yang sudah di tetapkan maka dia tidak diluluskan. Sertifikat toefl juga merupakan syarat utama bagi calon guru SMK RSBI,dengan nilai toefl yang tinggi maka calon guru tersebut akan mempunyai nilai tambeh tersendiri di banding guru- guru yang lain.
3.      Teknologi Informasi
Semua sekolah memang punya potensi untuk berkembang menjadi RSBI. Namun untuk bisa menerapkan kurikulum internasional, tidaklah semudah digambarkan. Sebab kurikulum internasional yang akan diadopsi itu memiliki standar yang itu harus dipenuhi oleh sekolah. Dari segi sarana prasarana misalnya, kurikulum internasional itu sudah mengarah ke basis teknologi informasi. Setiap ruangan belajar harus memiliki fasilitas multimedia untuk mendukung materi pembelajaran. Hal ini harus didukung dengan kemampuan guru dalam menguasai Teknologi Informasi. Ini juga menuntut kesiapan dari masing-masing guru mata pelajaran. Seiring berkembangnya teknologi dalam kehidupan sehari- hari, setiap mahasiswa/ calon guru harus mempunyai bekal ilmu pengetahuan teknologi informasi. Dari SMA mereka sudah mempunya ilmu dasar komputer. Cara pengoperasian komputer dan internet. Pada perguruan tinggi akan lebih didalami lagi. Mahasiswa akan menempuh mata kuliah komputer dan mata kuliah media pembelajaran untuk pengetahuan dan penggunaan media tingkat lanjut.
4.      Pembelajaran Berorientasi pada siswa
Proses pembelajaran juga harus memperoleh perhatian khusus, karena standar nasional pendidikan terdiri dari delapan standar dan yang paling pokok yang harus menjadi pusat perhatian adalah, guru harus siap untuk mengikuti RSBI. Kesiapan itu disebabkan karena di situ ada pelajaran matematika dan pelajaran sains yang memakai penjaminan mutu dengan menggunakan Bahasa Inggris. Namun tidak dipungkiri, jika guru belum siap menggunakan Bahasa Inggris, memakai Bahasa Indonesia juga tidak masalah. Sebab, jika dipaksakan, akan menjadi miss concept.
Supaya metode pembelajarannya lebih bervariasi, bisa digunakan metode moving class, yaitu metode pembelajaran yang mengharuskan siswa lebih aktif, dengan cara siswa yang mendatangi guru, bukan guru yang mendatangi siswa. Kelas juga berpindah- pindah sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan. Hal tersebut akan membuat mahasiswa lebih aktif untuk berinteraksi. Sama halnya dengan CTL (contektual Teaching Learning) yaitu pembelajaran yang juga menggunakan metode yang mengharuskan siswa lebih aktif lagi, tapi untuk CTL dalam pembelajarannya siswa memanfaatkan teknologi yang ada, belajar menggunakan internet. Ilmu yang di dapat juga tidak hanya dari guru/ dosen,tapi mahasiswa/ calon guru dituntut untuk mencari informasi dari sumber- sumber bacaan dan informasi yang lain.
5.      Upaya Menyiapkan Lulusan
Sering kita mendengar istilah profesional, yang dimaksud profesional adalah, sikap kerja. Ia membentuk, selain karakter diri, juga karakter kerja kita. Jadi yang tampak dari profesionalisme tiada lain dari kelakuan kita. Tentunya sesuai dengan profesi yang kita tekuni (Republika, 25 April 2003). Menurut Masfuk (2002) kesungguhan kerja seseorang untuk meraih hasil yang baik atau output yang optimal dapat mengkategorikan orang tersebut sebagai profesional. Agar dapat bekerja secara profesional diperlukan SDM yang mempunyai kompetensi dibidangnya. Pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) berfokus pada penguasaan kompetensi; (2) penekanan pembelajaran pada unjuk kerja; (3) pembelajaran lebih bersifat individual; (4) berorientasi pada kebutuhan individu; (5) umpan balik bersifat langsung; (6) menggunakan modul; (7) belajar di lapangan (praktek); (8) kegiatan berpusat pada siswa atau mahasiswa; (9) tujuan pembelajaran bersifat spesifik; (10) kreteria penilaian bersifat obyektif (PAP) dan (11) berorientasi pada kompetensi. Sumber Daya Manusia yang dihasilkan LPTK hendaknya mempunyai kemampuan antara lain:
             a.      Profesional.
            b.      Daya saing yang tinggi
             c.      Adaptif
            d.      Berkompetisi
             e.      Soft skills
              f.      Soft knowledge
            g.      Mampu mencitakan lapangan kerja
            h.      Mampu bekerja sama
              i.      Memiliki Life Skills
              j.      Mampu memanfaatkan teknologi
            k.      Berwawasan kewirausahaan.
Persiapan sumber daya manusia (lulusan) tidak hanya dari segi kuantitas saja tetapi juga dari segi kualitas sumber daya manusia yang siap pakai dan dapat bersaing dengan tenaga-tenaga ahli dari manca negara (sumber daya manusia yang komparatif dan kompetitif). Langkah-langkah yang dapat diambil dalam mempersiapkan sumber daya manusia (lulusan) antara lain:
1.      Kurikulum, silabus dan materi pengajaran perlu terus dikembangkan mengikuti perkembangan di industri. Dalam penyusunan kurikulum dan silabus perlu diikut sertakan pihak industri agar materi yang diberikan sesuai dengan kondiisi di industri.
2.      Perguruan tinggi jangan hanya mengandalkan pada ilmu-ilmu ataupun tehnologi yang sudah ada tetapi juga mengembangkan ilmu dantehnologi tersebut.
Untuk mendukung persiapan sumber daya (lulusan) di industri, pemerintah juga memiliki peran yang tidak kecil seperti menyediakan dana, menyiapkan program kewirausahaan pada mahasiswa, menyiapkan lapangan kerja, perlu forum komunikasi formal anrata pemerintah, perguruan tiggi serta industri dll. Masalah tenaga kerja sangat erat hubungannya dengan bidang jasa boga/makanan seperti Restoran, Bakery, Catering dan lain-lainnya banyak pekerjaan yang harus dilakukan yaitu manajemen area kerja, peralatan, makanan, finansial, SDM, dan pengendalian mutu pangan. Yang kesemuanya itu mengikuti langkah manajemen yaitu perencanaan, pengarahan, koordinasi, kontrol dan evaluasi.

C.    PENUTUP
Pada era globalisasi dan pasar bebas, persaingan antar industri semakin ketat dalam menghasilkan produksi yang lebih efektif dan efisien. Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang cepat, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh. Persiapan sumber daya manusia (lulusan) tidak hanya dari segi kuantitas saja tetapi juga dari segi kualitas sumber daya manusia yang siap pakai dan dapat bersaing dengan tenaga-tenaga ahli dari manca negara (sumber daya manusia yang komparatif dan kompetitif) terutama untuk menjadi guru RSBI. Langkah-langkah yang dapat diambil dalam mempersiapkan sumber daya manusia (lulusan) antara lain:
Kurikulum, silabus dan materi pengajaran perlu terus dikembangkan mengikuti perkembangan di industri, kemampuan Berbahasa Inggris lebih ditingkatkan, penguasaanTeknologi Informasi, Pembelajaran yang berorientasi siswa, Perguruan tinggi jangan hanya mengandalkan pada ilmu-ilmu ataupun tehnologi yang sudah ada tetapi juga mengembangkan ilmu dantehnologi tersebut, Forum komunikasi formal antara pemerintah, perguruan tiggi serta industri
Untuk mendapatkan tenaga kerja atau lulusan yang berkompeten, diperlukan usaha dan kerja sama dari berbagai pihak, pemerintah, perguruan tinggi maupun keterlibatan dunia industri, sebagai wahana/tempat untuk berlatih bagi mahasiswa. sehingga lulusan nanti dapat menjadi guru SMK RSBI.

D.    DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat, 1991, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia.
Kompas, 26 Juli 2007.
Kompas, 3 Nopember 2007
Mohini Sethi, Surjeet Malhan, 1987, Catering Management An Integrated Approach, India: Ravindra offset.
Republika, 25 April 2003.
Suara Merdeka 19 Mei 2003
Sugiyono, 2003, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Siti Hamidah, 2004, Profil Kompetensi Lulusan D3 Tata Boga UNY, Tesis.
Suyono, Joko, 2004, Food Service Management Dasar Dasar Mengelola Bisnis Restoran, Bandung: NHII Press, edisi pertama, cetakan pertama.
Mohamad Surya, (2006). Makalah dalam Seminar ”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Jarak Jauh dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran”, diselenggarakan oleh Pustekkom Depdiknas, tanggal 12 Desember 2006 di Jakarta.
Managemen RSBI, Jakarta, Depdikbud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar