Saat ini SMK dipandang sebagai pendidikan yang
paling sesuai untuk menghadapi tantangan globalisasi yang diharapkan mampu
menjadi kunci kemenangan dalam kompetisi di era global khususnya dalam
memberdayakan SDM. Transformasi global
menuju ekonomi berbasis pengetahuan, mendorong terjadinya peningkatan tuntutan
kualitas pengembangan manusia sebagai sumber daya, kompetisi internasional dan
regional di berbagai belahan dunia
(Cheng, 2005). Secara struktural SMK adalah sistem persekolahan yang dirancang
dan diselenggarakan oleh pemerintah bukan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat dunia usaha dan dunia industri (Dedi Supriadi, 2002).
Era baru dalam
pendidikan kejuruan ditandai dengan tanggapan yang positif dari berbagai pihak
yang terkait seperti industry, perdagangan dan masyarakat, yang diwujudkan
dalam bentuk Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Program system ganda merupakan
program pendidikan yang antisipatif terhadap perkembangan kebutuhan tenaga
kerja professional yang mampu bersaing dalam era global. Namun pelaksanaannya
masih terdapat beberapa kendala, salah satu diantaranya adalah sulitnya menjalin
kerja sama dengan DuDi. Ketidak jelasan link and match antara apa yang
dilakukan di sekolah dengan apa yang diharapkan di dunia kerja, adalah salah
satu penghambat dalan menjalin kemitraan antara SMK dengan industry. Banyak
upaya yang dilakukan untuk mendekatkan antara dunia pendidikan dan dunia kerja,
dan relevansi menjadi kunci utama dalam konteks tersebut.
Guna menghadapi
tantangan tersebut, dalam dunia SMK terdapat satu model pembelajaran yang
dikenal dengan sebutan WBL (Work Based
Learning). Munculnya WBL adalah karena terjadinya ketidak jelasan link and
match antara apa yang dipelajari di SMK dengan apa yang diharapkan di dunia
kerja. Menurut David Boud (2003:48) dalam Isma Widiati (2010:46) hubungan
antara mitra DuDi dengan institusi pendidikan secara khusus untuk membangun dan
membantu pembelajaran. Hubungan ini diperlukan untuk memungkinkan membangun
infrastruktur dalam membangun pembelajaran. WBL dapat terjadi jika pembelajaran
dilakukan ditempat kerja dan pembelajaran dilaksanakan dalam kondisi yang cukup
kondusif. Disamping itu proyek pelaksanaan pembelajaran dijalankan dengan
bentuk kerjasama sesuai dengan apa yang dibutuhkan ditempat kerja, hal ini
dikarenakan WBL memerlukan rancangan pembelajaran secara individual yang
dirancangan dalam beberapa tahun dan pembelajaran diorientasikan agar siswa
menjadi siap untuk memiliki pengalaman belajar keterampilan dan siap untuk
bekerja. Oleh karena itu melalui WBL hubungan dapat terjalin dengan merancang
MOU antara institusi pendidikan dan perusahaan. Perjanjian tersebut berkaitan
dengan jumlah siswa yang akan dilibatkan, lamanya program tersebut akan
dijalankan, bagaimana WBL dapat dilaksanakan sesuai kemampuan perusahaan, dan
sebagainya.
Dalam WBL learning
project yang dilakukan ditempat kerja, memberikan tantangan untuk memenuhi
kebutuhan siswa di masa yang akan dating, dan perusahaan itu sendiri.
Pembelajaran tidak dirancang untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan
siswa saja tetapi dapat memberikan suatu yang berbeda bagi perusahaan. Proyek tersebut
tidak hanya untuk memberikan kontibusi pada perusahaan saja, namun untuk
membuat suatu langkah nyata dalam mengerjakan projek tersebut dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Proyek ini tidak hanya memungkinkan manager atau
supervisor melihat keikut sertaan aktivitas siswa namun proyek ini memberikan
kontribusi nyata pada perusahaan.
Berbicara tentang SMK
tidak terlepas dari pendidikan dan pelatihan,
karena pelatihan adalah bagian dari SMK, yang mempunyai tujuan untuk
mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Prioritas
pembangunan pendidikan kejuruan kedepan diarahkan pada peningkatan akses,
peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan, dan salah
satu kebijakan implementasi dalam pendidikan mutu pendidikan menengah kejuruan
adalah dengan menyelenggarakan program pelatihan PTK yang salah satunya dapat
berupa career center. Pengembangan
peran SMK sebagai career center ini
secara sinerhi dapat mendorong peningkataan mutu layanan pendidikan, khususnya
dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kerjasama dengan DuDi.
Sumber
bacaan:
Widiaty, Isma. (2010). Modul Mata Kuliah Kajian
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. UPI-Bandung.
Jurnal:
Sudira, Putu. Nilai
Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan
Nilai Berkarakter Industri Di SMK.
Yogyakarta.
Arifin,
Zainal. (2010). Kerjasama Kemitraan SMK
dengan Dunia Usaha sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan SMK. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar