Rabu, 28 Maret 2012

UTS Pengembangan Kurikulum PTK



Nama                         : Mauren  Gitta Miranti Syahrudin
NIM                            : 1104398
Jurusan                      : Pendidikan Teknologi Kejuruan
Mata Kuliah             : Technical and Vocational Curriculum Development
Dosen                         : Prof. Dr. H. Ashari Djohar



 UJIAN  TENGAH  SEMESTER 2



1.     Karakteristik pendidikan teknologi dan kejuruan
a.       Mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja
b.      Didasarkan atas kebutuhan demand-driven (dunia kerja)
c.       Hubungan dengan dunia kerja adalah kunci pendidikan kejuruan
d.      Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan  pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai- nilai yang dibutuhkan dunia kerja
e.       Responsif dan antisispatif terhadap perkembangan  teknologi·         
f.        Menekankan pada learning by doing and hands on by experience
g.       Memerkulan fasilitas mutakhir dan up to date
h.      Biaya operasionalnya besar

2.     Tenaga professional
Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan keprofesionalannya. Tenaga professional adalah seseorang yang memiliki keterampilan, yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yangbersangkutan dengan bidang tadi, memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan, serta memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.

3.     Model kurikulum
a.      Kurikulum Subjek Akademik
Model kurikulum subjek akademik ini adalah kurikulum yang sangat praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Orientasi pengembangan kurikulum ini adalah pada pengembangan pengetahuan dari berbagi disiplin ilmu.
b.     Kurikulum Humanistik
Model Kurikulum Humanistik menekankan pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh dan seimbang, antara perkembangan segi intelektual, afektif, dengan psikomotor. Kurikulum Humanistik menekankan pengembangan potensi dan kemampuan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik. Pembelajarannya berpusat pada peserta didik, student centered atau student based teaching, peserta didik menjadi subyek dan pusat kegiatan. Pembelajaran segi-segi sosial, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model kurikulum ini. Model kurikulum ini berkembang dan digunakan dalam pendidikan pribadi.
c.      Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi social, merupakan model kurikulum yang lebih memusatkan perhatian pada problem-problem yang dihadapi dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
d.     Kurikulum Teknologi
Aliran ini ada kesamaan denga aliran klasik yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi bukan diarahkan pada pelestrarian ilmu tersebut tetapi pada penguasaan kompetensi. Satu kompetensi yang besar diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih khusus dan akhirnya menjadi prilaku-prilaku yang dapat diamati atau diukur.

Pada dasarnya model kurikulum yang paling tepat untuk pendidikan kejuruan dalah kurikulum yang berorientasi pada pencapaian penguasaan kompetensi siswa, dalam hal ini adalah kurikulum teknologi. Pada dasarnya tidak ada kurikulum yang sempurna dan paling bagus, antara satu model dan model lain memiliki keterkaitan satu sama lain. Namun mengingat salah satu karakteristik pendidikan kejuruan adalah memiliki focus pendidikan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada kemampuan kerja lulusan, maka penguasaan kompetensi dan pengalaman kerja sangat dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan DU/DI, sehingga model kurikulum yang cocok untuk pendidikan kejuruan adalah perpaduan dari model kurikulum teknologi dan subjek akademik

4.     Kurikulum dan pembelajaran
a.      Perbedaan
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsir manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi capaian tujuan pembelajaran. Sedangkan kurikulum  dalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
b.     Persamaan
Pembelajaran adalah bagian dari kurikulum untuk mencapai proses dan produk belajar yang diinginkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai dalam kondisi belajar yang paling menguntungkan.

5.     Karakteristik kurikulum PTK
Karakteristik dasar dari kurikulum pendidikan kejuruan menurut Finch adalah:
a.       Orientasi
Secara tradisional kurikulum pendidikan kejuruan berorientasi kearah proses (pengalaman dan kegiatan di dalam lingkungan sekolah) dan produk (akibat dari pengalaman dan kegiatan yang dibentuk pada diri siswa).
b.      Justifikasi
Kurikulum pendidikan kejuruan didasarkan pada pemenuhan lapangan kerja tamanya di daerah setempat.
c.       Focus
Focus kurikulum pendidikan kejuruan tidak dibatasi kepada pengembangan satu pengetahuan yang  khusus.
d.      Standar keberhasilan disekolah
Standar keberhasilan di sekolah berhubungan erat dengan kinerja yang diharapkan di pekerjaan.
e.       Standar keberhasilan diluar sekolah
Perhatian utama pendidikan kejuruan adalah produk atau lulusan dari kurikulum tersebut, khususnya dengan menghargai kepada pekerjaan.
f.        Hubungan antar sekolah dengan masyarakat
Kurikulum pendidikan kejuruan harus responsive dengan kebutuhan masyarakat, industri, dan dunia kerja.
g.       Keterlibatan pemerintah
Keterlibatan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, ditunjukkan dengan pengembangan dan monitoring dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan,  serta pembinaan dan melakukan standarisasi kelulusan Nasional.
h.      Responsive
Kurikulum pendidikan kejuruan harus “responsif” terhadap perubahan teknologi di masyarakat.
i.         Logistic
Mengadakan sarana prasarana yang tepat, peralatan, pasokan, dan sumber pembelajaran.
j.         Pengeluaran
Investasi implementasi kurikulum pendidikan kejuruan sangat besar.

6.     Merencanakan kurikulum PTK
  1. Menetapkan proses pengambilan keputusan
Dalam langkah ini terdapat lima tahap perencanaan, yaitu:
1)    Mendefinisikan masalah dan mengklarifikasikan beberapa alternatif pemecahan masalah
Pada tahap ini apabila suatu masalah dapat “didefinisikan dengan baik” maka pemecahan masalah melalui alternatif  yang mungkin dapat diidentifikasi dan diklarifikasi.
2)    Menetapkan standar dari masing-masing  alternative
Penetapan standar akan membantu para pengambil keputusan untuk menentukan alternatif yang paling mungkin untuk ditawarkan dan sumber daya apa yang perlu disediakan. Standar akan membantu para pengembang kurikulum dalam penetapan dan operasionalisasi dari program pendidikan teknologi dan kejuruan yang berkualitas.
3)    Pengumpulan data yang berhubungan dengan sekolah dan masyarakat untuk didampingkan dengan standar yang ada
Setelah ditetapkan standar, data dapat diidentifikasi dan dikumpulkan untuk masing-masing alternatif.  Data akan dibutuhkan untuk dikumpulkan dari dua sumber yaitu sekolah dan masyarakat.
4)    Analisis Data
Perencana kurikulum harus dengan objektif menganalisis seluruh data dari standar yang telah ditetapkan tersebut. Tahap ini dilakukan kegiatan merancang ; menyimpulkan, menganalisis , dan mempersiapakn data dalam bentuk form yang dapat digunakan pada saat pengambilan keputusan tiba. Situasi ini mungkin terjadi pada saat tahap yang memerlukan data tambahan yang tidak bisa dikumpulkan, sehingga ketetapan data  harus dibuat untuk pengumpulan data sebelum seluruh data dapat dikumpulkan secara penuh. Dan dianalisis secara akurat.
5)    Memutuskan alternatif mana yang dapat mendukung pada data
Tahap ini merefresentasikan tahap akhir dari proses pengambilan keputusan. Beberapa alternatif dapat diabaikan seperti data yang tidak layak atau menerima  data yang layak yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum. Dalam beberapa kasus, hanya satu alternatif  yang mungkin dipilih dari beberapa kemungkinan. Atau semua alternatif mungkin dianggap tidak sesuai. Akan tetapi dalam kasus lain , semua alternatif dianggap layak.


b.     Mengumpulkan data dan mengakses data yang berkaitan dengan sekolah
Proses untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan sekolah, yaitu :
1)    Tingkat droupout
Para perencana kurikulum perlu memperhatikan tingkat droupout yang secara tidak langsung menggambarkan kecenderungan minat dari peserta didik.
2)    Ketertarikan pada karir / jabatan pekerjaan 
Untuk menilai kecenderungan pada karir ini bisa dilakukan dengan cara melakukan berbagai tes yang akan mampu menggambarkan minat/ kecenderungan peserta didik terhadap bidang pekerjaan tertentu. Tes yang dapat dilakukan antara lain : standardized achievement test.
3)    Ketertarikan orang tua siswa
Keterlibatan orang tua siswa menjadi hal yang penting dalam menentukan program pembelajaran di sekolah. Ketertarikan tua akan sangat mempengaruhi terhadap pemilihan program pendidikan bagi anak-anaknya.
4)    Keberlanjutan lulusan
Keterserapan para lulusan di dunia kerja merupakan tujuan utama dari program pendidikan teknologi dan kejuruan, oleh karena itu para perencana kurikulum perlu memperhatikan faktor ini. Seberapa lama masa tunggu kerja lulusan dan seberapa banyak lulusan terserap di dunia kerja
5)    Proyeksi pasar kerja masa depan
Para perencana kurikulum perlu memperhatikan kecenderungan dunia kerja pada masa yang akan datang. Kecenderungan ini akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6)    Penilaian terhadap ketersediaan fasilitas
Fasilitas memegang peranan penting dalam pendidikan kejuruan, dengan fasilitas yang memadai akan sangat menunjang terhadap proses pembelajaran . Output lulusan yang ditujukan untuk bekerja mengindikasikan fasilitas yang idealnya sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang ada.
Masyarakat harus mengetahui mengenai data sekolah agar tidak terjadi kesalahan informasi dalam memilih sekolah. Selain itu fasilitas yang dimiliki,  u daya tampung siswa, perstasi akademik, institusi pasangan dan daya serap lulusan oleh industri menjadi bagian yang harus dibuka oleh sekolah dan dapat diakses oleh masyarakat.

  1. Mengumpulkan data dan mengakses data yang berkaitan dengan masyarakat
1)    Keadaan masyarakat
Yang dimaksud perkembangan masyarakat di sini antara lain keadaan geografis dimana sekolah tersebut berada, kecenderungan jumlah penduduk, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,
2)    Arah dan proyeksi bidang ketenagakerjaan
Dalam hal ini meliputi bidang-bidang pekerjaan yang muncul sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
3)    Keseimbangan “supply-demand” tenaga kerja
Perencana kurikulum perlu memperhatikan faktor ini, dengan harapan jumlah lulusan yang dihasilkan disesuaikan dengan jumlah pekerjaan yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran.
4)    Trend dan tujuan masyarakat
Dalam menentukan arah kurikulum perlu kiranya diperhatikan kebutuhan masyarakat dimana sekolah tersebut didirikan, sehingga trend dan tujuan masyarakat dapat selaras dengan kurikulum yang akan diterapkan. Disamping itu kebutuhan tenaga kerja secara regional maupun nasional perlu juga mendapa perhatian, juga antisipasi terhadap bidang pekerjaan yang akan datang dapat diprediksi oleh kurikulum. Sehingga pendidikan benar-benar dibutuhkan masyarakat

7.     Langkah kedua dalam mengembangkan kurikulum PTK “Menetapkan konten kurikulum”
a.      Menggunakan Strategi-Strategi Konten/Isi Kurikulum
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran. Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum menentukan isi atau content yang dibakukan sebagai kurikulum, terlebih dahulu perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar menjadi lebih efektif dan efisien. Kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan, antara lain;
1)     Kebermaknaan
Kebermaknaan suatu isi diukur dari bagaimana esensi atau posisinya dalam kaitan dengan isi materi disiplin ilmu yang lain. Konten kurikulum dalam wujud konsep dasar atau prinsip dasar mendapat prioritas utama dibandingkan dengan konsep atau prinsip yang kurang fundamental
2)     Manfaat atau kegunaan
Parameter kriteria kebermanfaatan isi adalah seberapa jauh dukungan yang disumbangkan oleh isi materi kurikulum bagi operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
3)     Pengembangan manusia
Kriteria pengembangan manusia mengarah pada nilai-nilai demokratis, nilai sosial, atau pada pengembangan sosial.

Dalam Finch & Crunkilton (1984: 140) Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi isi kurikulum, adalah :
1)     Pendekatan DACUM(Developing A Curriculum)
Pada sistem ini, isi kurikulum digagas oleh para pengusaha atau pekerja dari industri dan dunia usaha tanpa melibatkan personil sekolah sama sekali. Ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam penentuan isi kurikulum pendidikan teknologi diharapkan memiliki relevansi yang tinggi dengan kebutuhan lapangan kerja.
2)     Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini didasari oleh asumsi bahwa anak didik yang belajar melalui pendidikan teknologi dan kejuruan harus mempelajari fungsi-fungsi apa yang harus ada untuk menjamin kelangsungan kerja suatu industri atau dunia usaha tertentu, dan kemudian dijabarkan menjadi penampilan-penampilan (performance) yang terkait dengan fungsi atau tugas tertentu.untuk dijadikan masukan bagi perencana kurikulum.
3)     Pendekatan Analisis Tugas
Dalam pendekatan ini, isi kurikulum diambil dari aspek-aspek perilaku dan persyaratan kerja tertentu yang dijabarkan langsung dari deskripsi pekerjaan atau deskripsi tugas yang sudah ”mapan”.
4)     Pendekatan Filosofis
Secara praktis dapat dikatakan bahwa filosofi adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang kemudian mendasari segenap sikap dan perbuatannya. Dalam literatur banyak sekali dijumpai pernyataan-pernyataan filosofi yang berkenaan dengan pendidikan teknologi dan kejuruan dan dari pernyataan-pernyataan tersebut kemudian dapat dijadikan petunjuk menentukan isi kurikulum.

b.     Membuat Keputusan Konten Kurikulum
Proses pengambilan keputusan isi kurikulum dapat dijabarkan menurut formula :
Potential Curriculum Content – Constraints = Usable Curriculum Content
Potential Curriculum Content (Potensi isi kurikulum) terdiri dari apa yang telah ditegaskan berpotensi relevan pada siswa-siswa melalui satu atau lebih strategi. Constraing (Batasan) pada sisi lain adalah faktor-faktor yang dapat member batasan serius pada pengajaran dari isi tertentu. Usable Content (isi yang dapat dipakai) adalah yang dapat berkontribusi dengan baik pada keuntungan siswa, dan dengan batasan-batasan yang diberikan, dapat diajarkan.

c.      Mengembangkan Goals dan Objectives dari Kurikulum yang Dikembangkan
Penetapan tujuan dan sasaran kurikulum merupakan tahapan yang paling penting dalam pengembangan kurikulum, karena merupakan titik finish sebuah pembelajaran hasil dari kurikulum. Dengan adanya titik akhir maka keberhasilan sebuah kurikulum dapat dievaluasi. Tujuan, mempunyai arti yang sangat luas (tidak dapat diukur sama sekali). Tujuan harus bisa memberikan arah dan landasan bagi pengembangan sasaran umum dan khusus. Tujuan harus bisa menjadi menjadi titik evaluasi pelaksanaan kurikulum dan tujuan juga harus bisa basis pengembangan. Sasaran dalam kurikulum ditentukan oleh ranah prilaku (Bloom), yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga menjadi jelas tiap tahapannya. Walaupun pada kenyataannya sangat sulit memilah-milah ranah tersebut.

8.     Langkah ketiga dalam mengembangkan kurikulum PTK “ Mengimplementasikan kurikulum”
a.      Mengidentifikasi dan Memilih Material Kurikulum
Materi kurikulum tidak boleh bertentangan dengan teknik atau metoda mengajar. Satu pertimbangan perbedaan antara keduanya adalah karena bahan-bahan kurikulum bersifat sumber daya terukur yang digunakan oleh guru dan/atau para siswa, sedangkan teknik-teknik pengajaran sebagian besar untuk pendekatan mengajar di mana sukses tergantung  atas ketrampilan yang profesional dari guru.
Dalam Finch & Crunkilton (1984: 140) materi-materi kurikulum diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :
1)     Cetakan (Printed Matter)
Bahan kurikulum jenis ini yanitu bahan yang dapat dibina secara komprehensip dan yang dicetak di kertas. Contohnya yaitu: petunjuk, buku kerja, pamphlet, petunjuk belajar, buku referensi, majalah, Koran, dan modul.
2)     Audio Visual
Bahan audio visual dapat termasuk melihat dan mendengar pada waktu yang sama, walaupun tidak pada semua kasus. Bahan audio visual membutuhkan beberapa peralatan tambahan, contohnya ketika kita menggunakan slide, maka kita juga membutuhkanprojector. Contoh audio visual yaitu: gambar, grapik, transparansi, filmstrip, poster, tape, perekam, film, rol film, video tape, micro computer, dan internet.
3)     Bantuan Manipulatif (Manipulative Aids)
Bahan-bahan yang termasuk alat bantu pembelajaran; Puzzle, game, model, bahan percobaan, boneka, alat-alat pembelajaran (learning kits), pertunjukan, pelatihan, simulasi.

b.     Mengembangkan Material-Material Kurikulum
Pengembangan materi kurikulum yang berkualitas tergantung dari beberapa faktor yang berdampak dalam kualitas produk. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dalam mengembangkan materi kurikulum:
1)     Ketersediaan dan Kebutuhan Waktu
Mengembangkan sebuah materi yang berkualitas akan memerlukan waktu yang cukup tinggi. Waktu yang dibutuhkan tidak hanya dalam pengembangan produk saja, tetapi dibutuhkan untuk proses pengetesan, revisi, pencetakan dan penyebaran hasil akhir. Jumlah materi yang dikembangkan dan diperluas sebanding dengan kecukupan waktu yang tersedia.
2)     Ketersediaan Tenaga Ahli
Dalam mengembangkan materi kurikulum keterlibatan tenaga ahli sangat diperlukan, terutama dalam hal teknikal informasi, editorial, media, serta duplikasi.
3)     Ketersediaan Dana
Salah yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan materi kurikulum adalah ketersediaan sumber dana, karena dalam mengembangkan kurikulum dibutuhkan biaya untuk  memberikan kompensasi kepada staf ahli yang membantu dalam pengembangan, membeli alat dan bahan dalam membuat materi kurikulum, menduplikasi materi kurikulum, serta menyebarkan materi dalam bentuk workshop.
4)     Keputusan untuk pengembangan materi
Pengembangan materik kurikulum dapat dilakukan dengan cara pendekatan 4W, yaitu:
a)     What dan why : dalam pengembangan materi kurikulum kita bertanya kenapa kita harus mengembangkan materi tersebut dan informasi apa yang tersedia dalam materi tersebut.
b)     Who : dalam pengembangan materi kurikulum kita harus orang berkompeten atau memiliki pengetahuan tentang materi yang akan dikembangkan
c)      When : Kapan materi tersebut akan diajarkan.
d)     Where : dimana materi tersebut akan dikembangkan
5)     Target Populasi
Dalam pengembangan materi kurikulum pertimbangan tentang target audiens yang akan menerima materi tersebut. Tingkat satuan pendidikan atau group yang akan menggunakan materi tersebut, kecukupan dan kedalaman materi tersebut. Kemudian wilayah pengguna materi secara lokal, regional atau nasional.
6)     Daya Dukung
Kebutuhan daya yang dimaksud dalam hal ini adalah fasilitas yang diperlukan dalam mengembangkan materi kurikulum seperti alat tulis kantor, projector, mesin photo copy, serta alat lainnya yang mendukung proses pengembangan materi kurikulum. Selain itu harus ada dukungan dan pengawasan dari administrator kejuruan.

c.      Mengembangkan Paket Pembelajaran Individual
Pengembangan paket pembelajaran secara individu dilakukan oleh seorang mulai persiapan rencana pengembangan, menetapkan isi kurikulum, mengidentifikasi bahan-bahan kurikulum yang dibutuhkan, meninjau ulang literature bahan-bahan, sampai membuat draft pembelajaran. Pendekatan cara ini memiliki banyak keterbatasan terutama dalam kualitas produk materi kurikulum yang dihasilkan.

d.     Evaluasi Kurikulum
Menurut Tyler (1949) Evaluasi kurikulum adalah upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behaviour). Evaluasi terhadap pengembangan kurikulum perlu dilakukan pada setiap tahap pengembangan kurikulum untuk berbagai jenjang pendidikan. Beberapa dasar pemikiran yang mengacu ke arah kebutuhan evaluasi tersebut adalah :
1)     Perubahan kebijakan dalam sistem pendidikan nasional
2)     Kebutuhan tenaga pembangunan dalam semua bidang
3)     Kondisi sosial budaya yang khas
4)     Pengembangan kurikulum muatan lokal
5)     Peranan dan fungsi serta kedudukan guru atau tenaga kependidikan sebagai tenaga fungsional
Tujuan evaluasi kurikulum adalah:
1)     Jangka Pendek
a)       Meningkatkan efektivitas kurikulum (derajat pencapaian tujuan)
b)      Meningkatkan pengelolaan kegiatan kurikuler (pemanfaatan tenaga, waktu, tempat, fasilitas, sarana, biaya)
2)     Jangka Panjang
a)       Melihat hasil yang dicapai kurikulum dan dampaknya terhadap unjuk kerja lulusan
b)      Dasar bagi pembinaan mekanisme balikan, perbaikan, dan penyempurnaan pelaksanaan kurikulum.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar